Menurut KGK = Katekismus Gereja Katolik,
dosa adalah segala kehendak hati, tutur kata dan tindakan yang berlawanan
dengan kehendak Allah yang kudus, yang sifatnya jahat dan merugikan diri
sendiri serta orang lain. Orang-orang yang bercokol dalam dosa adalah
orang-orang yang dengan kehendak bebasnya selalu mencari kesenangan diri dengan
berlaku jahat di hadapan Tuhan dan sesama. Orang yang berdosa lebih terikat
untuk menyenangkan diri dengan berlaku jahat. Karena itu mereka dapat disebut
menyembah dirinya sendiri (manusia). Setiap orang yang menyembah diri sendiri
dan hal lain yang sifatnya duniawi diebut menyembah berhala.
Kebenaran ajaran di atas dikukuhkan oleh
St. Paulus dalam suratnya hari ini kepada jemaat di Kolose: “Apabila Kristus, yang adalah hidup kita,
menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam
kemuliaan. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi,
yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang
sama dengan penyembahan berhala” (bdk Kol 3:1-11). Cabul, najis (kata-kata
kotor), hawa nafsu jahat, serakah (rakus) dan semua kejahatan lainnya adalah
kesenangan-kesenangan manusia yang bertentangan dengan kekudusan Allah, maka
St. Paulus menyatakan itu sama dengan menyembah berhala. Menyembah berhala =
menyembah yang bukan Allah atau mencari kesenangan diri yang sifatnya jahat dan
merugikan hubungan antara Allah dengan manusia serta antara manusia dengan
manusia.
Dalam hubungan dengan mencari kesenangan
diri dalam hal yang jahat, Tuhan Yesus hari ini mengatakan: Yang berbahagia itu
adalah mereka yang hidupnya miskin di hadapan Allah (mengandalkan Allah),
mereka yang kelaparan, yang menangis, yang dibenci karena kebenaran, yang
berusaha mengambil bagian dalam pekerjaan-pekerjaan untuk memajukan Kerajaan
Allah. Sebaliknya Ia tidak membenarkan mereka yang hidup dalam kejahatan (Luk
6:20-26).
Tawaran untuk berpikir, berbicara dan
bertindak jahat menggoda kita setiap hari. Semuanya tampak menyenangkan tubuh
jasmani namun efeknya kehilangan kebahagiaan, kegembiraan, sukacita dan hidup
kekal. Tawaran untuk hidup suci, baik dan benar juga datang setiap saat melalui
banyak hal. Akan tetapi manusia lebih cenderung untuk hidup dalam kejahatan
dari pada dalam kebenaran dan kebaikan. Karena itu bila kita selalu bercokol
dalam dosa maka kita menyembah berhala - menyembah dosa-dosa.