Dalam pertandingan bola kaki atau
olahraga beregu lainnya menjadi pemain cadangan tampaknya kurang enak didengar
dan banyak orang tidak suka menjadi pemain cadangan. Orang lebih suka menjadi
pemain inti, sebab pemain cadangan itu hanya bisa bermain kalau pemain inti mengalami
cedera atau mengalami hambatan lain. Akan tetapi kadang-kadang pemain cadangan
itu bisa menentukan kemenangan sebuah pertandingan karena saat itu merupakan
kesempatan yang baik bagi mereka untuk menunjukkan prestasi yang lebih agar
bisa dipakai menjadi pemain inti.
Hari ini dalam Injil Matius, Tuhan Yesus
menceritakan tentang lima gadis bijaksana yang menyiapkan minyak cadangan dalam
buli-buli mereka. Mereka mempersiapkan hal itu karena sejak mereka menerima
undangan, mereka tidak diberitahu jam berapa pestanya dimulai dan jam berapa pengantinnya
akan memasuki ruangan pesta. Karena itu mereka berunding untuk membawa buli
guna mengisi minyak cadangan. Sedangkan lima gadis bodoh tidak memikirkan hal
itu selain minyak dalam pelita saja. Maka ketika tengah malam pengantinnya
datang, minyak pada pelitanya telah habis dan mereka harus mencari minyak
tambahan di tempat lain. Ketika mereka pulang pengantin sudah masuk ruangan dan
pintu sudah ditutup (Mat 25:1-13).
Perumpamaan ini sesungguhnya ingin
mengajarkan banyak kebijaksanaan kepada para pengikutnya, antara lain:
a)
Jangan
lalai. Anak-anak Tuhan harus pandai dan bijaksana membaca tanda-tanda zaman
serta selalu mempersiapkan diri untuk menantikan datangnya hari Tuhan, yang waktunya
tak pernah diketahui oleh siapa pun.
b)
Anak-anak
Tuhan tidak cepat berpuas diri dengan potensi atau juga kekayaan yang ada dalam
diri mereka. Mereka perlu mencari sesuatu yang lebih agar mereka memiliki potensi
cadangan yang bisa dipakai di saat mengalami krisis dalam hidup.
c)
Demikian
pun dalam kehidupan rohani setiap anak Tuhan jangan hanya puas dengan rutinitas
kegiatan rohani pada hari Minggu saja, tetapi selalu berusaha melibatkan diri
dalam pelbagai kegiatan rohani lainnya, sebagai cadangan yang diperhitungkan
Tuhan guna mencapai keselamatan. Untuk mencapai tuntutan hidup kudus dan yang
berkenan kepada Tuhan seseorang perlu menyediakan cadangan-cadangan kebajikan
rohani dan perbuatan baik.
d)
Minyak
cadangan itu sama dengan anggaran cadangan yang bisa dipakai sebagai anggaran
tak terduga, bila terjadi krisis dalam kehidupan rohani dan jasmani.
St. Paulus dalam suratnya pada bacaan
pertama mengisyaratkan jemaat Tesalonika agar lebih bersungguh-sungguh dalam
usaha menjaga kekudusan hidup dengan menjaga integritas moral serta sipiritual
(1 Tes 4:1-8). Integritas ini bisa kita sebut sebagai minyak cadangan yang
dibawa oleh perempuan-perempuan bijaksana dalam Injil tadi. Pertanyaannya:
apakah kita juga selalu menyediakan minyak cadangan itu?