Roh Kudus itu digelar roh nasihat dan
penolong. Oleh gerakan Roh itu maka setiap anak Tuhan diberi karunia untuk bisa
menasihati sesamanya. Hampir semua anak manusia memiliki pengalaman memberi
nasihat atau dinasihati. Semua orang yang rendah hati pasti mau mendengar segala
nasihat yang baik karena mereka tahu dan mengerti bahwa nasihat itu berguna
bagi hidup mereka. Bahkan jika mereka mengalami kesulitan dalam hidup ini mereka
tidak malu datang meminta nasihat kepada sesama di sekitarnya atau kepada orang
lain yang mereka tahu bisa membantu.
Suatu saat selama empat tahun kami
berusaha menolong seseorang yang kami tahu telah tenggelam dalam kesulitan. Akan
tetapi orang bersangkutan tidak mau ditolong bahkan menutup diri dengan
mengatakan: kamu tidak perlu campur dalam urusan pribadi saya. Akan tetapi kami
melihat bahwa cara hidupnya telah jauh dari harapan banyak orang. Dalam kasih
kami berjuang untuk menyadarkan dia tetapi semakin kami berusaha semakin ia
menutup diri.
Terhadap kasus seperti di atas, hari ini
Tuhan Yesus memberi nasihat sebagai berikut: “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika
ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak
mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas
keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia
tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia
tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak
mengenal Allah atau seorang pemungut cukai” (Mat 18:15-20)
Dalam hubungan dengan nasihat Yesus ini
kita tahu ada banyak orang yang sudah diselamatkan karena mereka mendengar nasihat,
tetapi ada banyak orang yang tidak diselamatkan karena mereka tidak mendengar
nasihat orang-orang baik. kita bersyukur kalau ada orang yang diselamatkan,
kita sedih kalau ada orang yang tidak bisa diselamatkan karena tidak mau menerima
nasihat. Akan tetapi kita tahu bahwa Yesus mendorong kita untuk menyelamatkan
sesama dengan memberi mereka nasihat yang berguna, apalagi kalau kita tahu
bahwa mereka bersalah atau berdosa. Nasihat itu adalah sebuah upaya memberi
bantuan kepada orang lain yang diketahui bersalah. Atau juga sebagai usaha
untuk memberi petunjuk kepada orang tentang bagaimana caranya hidup benar dan baik
sebagai anak-anak Tuhan. Dalam hidup bersama manusia membutuhkan nasihat dari
sesamanya, dari orang yang lebih tua, dari siapa saja yang dipandang memiliki
otoritas untuk memberi nasihat ataupun orang-orang lain.
Nabi Yehezkiel diminta Tuhan untuk
menjadi penjaga bagi bangsa Israel untuk menuntun mereka di jalan Tuhan melalui
nasihat, peringatan, teguran, seruan pertobatan dsb. Tugas ini amat penting
karena bangsa Israel itu bangsa terpilih yang direncanakan Tuhan sebagai bangsa
yang akan melahirkan sang Juru Selamat. Dalam perjalanan sejarah, bangsa ini
sering hidup jauh dari kehendak Tuhan sehingga kadang-kadang mereka dicap sebagai
bangsa yang tegar tengkuk. Jika mereka jatuh lalu bertobat mereka diselamatkan
tetapi jika tidak bertobat mereka akan mati dalam kesalahannya (bdk Yeh 33:7-9).
Sedangkan St. Paulus mengisyaratkan
bahwa kasih itu dasar untuk melakukan segala perbuatan baik. Jika kita memiliki
kasih hati kita terdorong untuk berbuat kasih kepada sesama agar mereka
diselamatkan. Kasih membantu kita membuka cakrawala surgawi bagi hidup setiap
orang. Kasih mendorong kita untuk bisa menasihati sesama, kasih juga mendorong
kita untuk mampu mendengarkan nasihat orang lain. Jika kasih itu menyebar dan
berbuah maka semua orang akan menikmati damai dan sukacita Tuhan !.