Lima abad sebelum
kelahiran Yesus Kristus, dalam penglihatannya, nabi Yehezkiel telah melihat ada
mata air yang mengalir dari bawah kenisah menuju ke timur. Semakin jauh air itu
mengalir alirannya semakin dalam. Air itu berpusat dari kenisah, rumah kediaman
Allah. Allah yang tak kelihatan tampak dalam air kehidupan yang mengalir dan
membasahi seluruh hidup dan karya kita. Roh Kudus yang dilambangkan dalam air
yang hidup (Yoh 7:38) membuat semua benih berkembang lagi di dunia. Ia menjadi
sumber kehidupan bagi seluruh tanah gersang yang dilaluinya. Inilah lambang
dari penyembuhan yang dibawa Allah ke dalam dunia (bdk Yeh 47:1-9.12).
Kolam Betesda
adalah sebuah kolam yang terletak dekat pintu gerbang domba dan memiliki lima
serambi. Pada serambi-serambi itu berbaringlah orang-orang sakit dengan
pelbagai jenis penyakit. Air itu bersumber dari kenisah, rumah kediaman Allah,
yang menggambarkan sumber kehidupan bagi segenap jiwa raga yang gersang dari
para penderita. Dalam kepercayaan orang Yahudi, sesewaktu air kolam itu digoncangkan
seorang malaikat dari surga, akan tetapi hanya orang pertama yang menyentuh air
kolam yang digoncangkan malaikat itu akan disembuhkan. Di situ ada seorang
lumpuh yang sudah menunggu penyembuhan selama 38 tahun. Penyebab kelumpuhannya
adalah dosa (Yoh 5:14). Ia menunggu begitu lama karena tak ada satu pun orang
yang bisa membantunya untuk datang ke kolam bila airnya digoncangkan malaikat,
walaupun kerinduannya untuk sembuh begitu besar. Dia merasa tersiksa
seakan-akan doa dan harapannya belum dikabulkan. Namun suatu saat Yesus yang
tidak dikenalnya tiba-tiba melintasi tempat itu dan menawarkan rahmat penyembuhan
kepadanya. Mendengar tawaran itu, secara spontan ia menjawab bahwa tak ada
orang yang membantu dia masuk ke dalam kolam bila airnya digoncangkan malaikat.
Tetapi Yesus langsung berkata: “Bangunlah,
angkatlah tilammu dan berjalanlah”! Orang lumpuh itu pun bangun dan
berjalan lalu pergi.
Sesuai
dengan penyebab dari kelumpuhannya, yakni dosa, maka hanya Tuhanlah yang
membebaskan dia dari penderitaan itu. Perintah Yesus agar dia bangun dan
membawa tilamnya pergi dari situ seolah-olah menjadi tanda pengampunan yang
diberikan Tuhan kepadanya. Pengampunan Tuhan membuatnya sembuh dari kelumpuhan
itu. Ia sembuh, bebas dan pergi…!
Banyak orang
sakit, baik sakit rohani maupun sakit fisik juga sakit jiwa, rindu akan
kesembuhan. Mereka memerlukan bantuan apa saja yang bisa menyembuhkan entah itu
berupa air dari kolam Bethesda, Lourdes, Naju ataukah Sendangsono, apakah itu
obat medis atau obat-obat alternatif, apakah itu berupa rahmat pengampunan dan
penyembuhan dari Allah, sebab semua sakit dan penyakit itu selalu tidak
menyenangkan. Akan tetapi sesungguhnya di balik semua bentuk bantuan pengobatan
dan anugerah itu, ada seorang dokter ulung yang selalu menawarkan mujizat
penyembuhan kepada siapa saja, seperti yang dilakukan-Nya terhadap si lumpuh di
kolam Betesda. Ia bukan saja memberi pengampunan tetapi juga memberikan
anugerah penyembuhan atas semua penyakit rohani dan jasmani yang diderita
manusia. Barangsiapa datang kepada-Nya tidak akan ditolak, barangsiapa memohon
penyembuhan pada-Nya pasti disembuhkan. Kuasa pengampunan dan penyembuhan-Nya
lebih dari khasiat air di kolam Bethesda, air Lourdes, Naju, Sendangsono atau
air dari sumber mana saja di dunia ini. Kedatangan-Nya menandakan kehadiran
Kerajaan Allah dan Allah sendiri. Allah sendiri yang bekerja dalam diri-Nya.
Dia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia.
Apakah
penyakit yang kita derita disebabkan oleh dosa, virus, bakteri, angin jahat dll,
semua itu tak ada artinya bagi DIA. Apakah kita mengenal Dia secara baik atau
tidak, hati-Nya yang penuh belaskasih dan selalu memandang kita dengan belaskasih.
Bahkan tanpa diminta Dia selalu menawarkan jasa-Nya: “maukah engkau sembuh”…?