Panggilan Tuhan untuk mengambil bagian
dalam karya keselamatan bagi manusia terjadi dengan pelbagai cara. Abraham didatangi
Allah sendiri dan mengajak dia pindah dari kampungnya menuju tanah terjanji,
tanah yang subur dan kaya dengan janji-janji yang hebat dan luar biasa. Abraham
percaya dan pergi, lalu setibanya di sana semua janji itu terpenuhi. Abraham dipuji
sebagai bapa bangsa yang beriman teguh. Maria didatangi malaikat Gabriel yang
menyampaikan pesan surgawi bahwa ia dipilih menjadi Bunda Yesus melalui peran Roh
Kudus. Maria menerima pilihan itu dalam iman dan ia pun mengandung Yesus, Sang
Juru Selamat. Panggilan Yosef terjadi dalam mimpi, ia diminta kesediaannya oleh
seorang malaikat agar menerima Maria sebagai istrinya di saat ia masih
berencana memutuskan tali pertunanganan karena dia sudah tahu bahwa Maria mengandung.
Yosef mengimani pesan itu dan menjadi suami Maria. Kesiapan Yosef menerima
Maria adalah sebuah ketulusan iman Yosef yang percaya dan taat Allah. Ketulusan
itu membuat Maria berbahagia, sebab dengan itu Maria bebas dari tuduhan
masyarakat banyak bahwa ia mempunyai anak tanpa suami. Jika tidak demikian ia bisa
dirajam dengan batu menurut hukum Musa (bdk. Mat 1:16.18-21.24a).
Abraham, Maria dan Yosef yang kita
sebut namanya di atas telah direncanakan Tuhan untuk mengambil bagian dalam
rencana penebusan manusia. Abraham dipanggil menjadi cikal bakal bangsa yang
baru, bangsa yang terberkati, bangsa terpilih. Abraham melahirkan Ishak dan
kemudian bangsa ini menamakan dirinya bangsa Israel, bangsa yang hidup dalam
iman akan Allah yang esa dan mahakuasa. 2000 tahun kemudian dari keturunan
Abraham yang terberkati ini lahirlah Maria, orang Nasareth. Ia dipertemukan
dengan Yosef, keturunan Daud. Pengalaman perjumpaan ketiga tokoh iman ini
dengan Allah, tampaknya sederhana atau biasa saja, tetapi peran mereka masing-masing
menghasilkan sesuatu yang luar biasa – penebusan bagi umat manusia.
Dalam hubungan dengan pesta hari ini,
Gereja memilih bacaan pertama tentang janji Allah kepada Daud. Janji itu berisi
mengenai rencana Allah untuk mengokohkan takhta kerajaan Daud selama-lamanya,
melalui keturunannya termasuk Yesus Kristus (2 Sam 7:4-5a.12-14a.16). Alur rencana
Allah dalam diri Abraham, Ishak, Yakub, dst hingga Maria dan Yosef bukan suatu
kebetulan, tetapi tanda kesetiaan Allah terhadap bangsa pilihan-Nya dan umat
manusia. Keunggulan tokoh-tokoh ini dipakai Tuhan untuk mewujudkan
rencana-rencana-Nya. Mereka telah mengimani panggilan Tuhan dan melalui mereka
terwujudlah keselamatan.
Setiap orang yang percaya dapat
dipakai Tuhan untuk mewujudkan rencana keselamatan-Nya atas dunia ini. Panggilan
itu bukan bergantung kepada layak tidaknya kita di hadapan Tuhan, tetapi itu
terjadi semata-mata atas kehendak dan rencana Tuhan sendiri, panggilan bisa
datang pada orang baik pun bisa terjadi pada orang berdosa. Yang pasti semua panggilan
Tuhan atas diri kita bertujuan untuk menyelamatkan kita sendiri dan sesama manusia
di dalam dunia ini. Jika ketulusan Yosef telah membahagiakan Maria dan
menyelamatkan manusia, maka ketulusan jawaban kita atas panggilan akan
menyenangkan Tuhan sendiri dan membahagiakan sesama yang ada di sekitar kita. Tuhan
bukan hanya memerlukan Abraham, Maria dan Yosef. Pada zaman ini Tuhan
memerlukan kita…!