Semua manusia
itu orang berdosa, tak ada yang bersih dan suci, selain Tuhan Yesus dan
bunda-Nya Maria. Meski manusia itu makhluk mulia, namun berhadapan dengan
Tuhan, ia tak punya arti apa-apa, juga tak ada sesuatu pun yang dapat dibanggakan,
sebab dari kodratya manusia diciptakan dalam dosa. Orang-orang yang rendah hati
selalu merasa diri tidak pantas di hadapan Tuhan, karena mereka sadar bahwa
mereka adalah orang berdosa, seperti si pemungut cukai dalam Injil hari ini.
Dengan sopan dan rendah hati ia memasuki kenisah dan duduk paling jauh di
belakang. Sambil menepuk dada ia berdoa kepada Tuhan: Tuhan, ampunilah aku
orang berdosa ini! Kata Tuhan Yesus: hanya doanya yang dibenarkan Allah, sebab
ia telah berdoa dengan rendah hati (bdk Luk 18:9-14). Dalam hidup ini kita
memerlukan banyak pertolongan, baik dari Tuhan sendiri maupun dari sesama manusia.
Pertolongan itu hanya bisa kita peroleh bila kita memiliki sikap rendah hati
dalam membangun relasi dengan Tuhan sendiri dan sesama pada saat kita memintanya.
Kunci terkabulnya setiap permintaan adalah “sikap rendah hati”.
Kata Tuhan
melalui nabi Hosea dalam bacaan pertama, “Aku menyukai kasih setia bukan kurban
sembelihan”. Mungkin banyak orang mengira, semakin banyak membawa persembahan
kepada Tuhan, entah itu korban bakar atau persembahan lainnya, semakin banyak
pula rahmat yang mereka peroleh. Akan tetapi jika persembahan itu
dipersembahkan hanya untuk dilihat orang, dilakukan tanpa kasih, tanpa iman dan
semangat kerendahan hati, semuanya tidak berguna. Tuhan bersabda: “kasihmu
seperti kabut, seperti embun yang hilang pagi-pagi benar....(bdk Hos 6:1-6). Kebajikan
utama yang patut dihayati dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama adalah
hubungan KASIH. Kasih lahir dari kerendahan hati. Allah mengasihi manusia bukan
hanya dengan bersabda, tetapi dengan rendah hati, datang ke dunia, lahir
sebagai seorang anak manusia, hidup dalam kehinaan dan kemiskinan, rela
diperlakukan sebagai orang berdosa (walau tanpa dosa), rela dihukum mati demi
menebus dosa manusia. Kerendahan hati Yesus, dalam segala perkataan dan
tindakan-Nya, mampu membuka pintu surga. Oleh derita, wafat dan kebangkitan-Nya
kita semua mendapat jaminan kembali kepada Bapa. Doa kita yang lahir dari kerendahan
hati, seperti hati-Nya dan dalam nama-Nya, itulah kunci kemenangan kita dalam doa.