Sebagai seorang
nabi Yeremia telah merasakan suka dan dukanya menjadi nabi Tuhan. Meski ditimpa
banyak kesukaran ia terus berjuang mengingatkan bangsa Israel akan kelalaian
serta dosa mereka melawan perintah Tuhan: “Dengarkanlah
suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan
ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia”
(Yer 7:23)! Namun bangsa ini tetap tidak mau mendengar dan pada akhirnya mereka
semua terjerumus dalam kesulitan hidup. Mereka diserang bangsa asing dan
dikalahkan. Sebab mereka memilih jalan yang salah yakni jalan berhala, jalan
mesum dan berbuat lebih jahat dari nenek moyang mereka. Mereka tidak mau
menerima pengajaran yang baik.
Demikian juga
sifat dan sikap orang Yahudi pada zaman Yesus. Segala perbuatan baik yang
dilakukan Yesus mereka tolak bahkan menilai Yesus sebagai kepala dari setan-setan.
Mereka mengatakan dalam Injil hari ini: “Ia mengusir dengan kuasa Beelzebul,
penghulu setan (Luk 11:14-23). Lalu Yesus menjelaskan bahwa tidak mungkin setan
melawan dirinya sendiri. Kalau terjadi demikian maka kerajaan setan itu akan
terpecah-pecah. “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah maka
sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”.
Tugas Yesus
dalam pewartaan-Nya sangat berat, Ia mengalami penolakan sama seperti yang
dialami oleh nabi Yeremia. Akan tetapi Yesus terus menerus mengelilingi semua
desa dan kota, berkotbah sambil menyembuhkan dan mengusir setan. Kemana-mana Ia
menyatakan kepada bangsa ini: Kerajaan Allah sudah dekat bahkan ada padamu. “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tak
seorang pun dapat datang kepada Bapa jika tidak melalui Aku” (Yoh 14:6).
Para kudus
yang saya sebut kesaksiannya di atas telah melewati jalan Tuhan. Jalan Tuhan
memang bukan jalan yang mudah, bahkan penuh onak dan duri, penuh derita dan
kepahitan. Dia sendiri telah menempuh jalan yang pahit sejak dikandung dalam
kandungan Maria hingga wafat di kayu salib. Ia menempuh semua itu demi
keselamatan manusia. Selama masa puasa ini sesungguhnya kita diajak untuk
berjalan bersama Dia dalam kesukaran itu agar dosa kita sendiri dan dosa sesama
kita ditebus. Tuhan membiarkan kita berjalan dalam kesukaran demi kebahagiaan,
jalan-Nya adalah yang jalan yang sukar tetapi itulah jalan menuju kebahagiaan…!