Saking iri, marah, benci dan dendamnya orang Farisi, ahli Taurat, para imam dan para tokoh lainnya di kalangan orang Yahudi, hukuman mati untuk Yesus tak terhindarkan. Meski kedapatan tak bersalah sedikit pun melalui pengadilan Pilatus, mereka tetap ngotot “Yesus harus dihukum mati, sebab Dia menghujat Allah”. Barabas si penjahat itu dibebaskan. Mereka semakin merasa puas ketika ada keputusan bahwa Yesus disalibkan di Golgotha, sebab dengan begitu Dia disamakan dengan para penjahat kelas berat. Mereka ingin nama-Nya dilenyapkan dari pembicaraan masyarakat atau juga dari para pengikut-Nya supaya tak ada orang lagi atau nabi yang selalu membuat mereka tak berdaya ketika berdebat. Dendam kesumat para tokoh agama dan masyarakat Yahudi terpenuhi. Mereka senang bukan kepalang. Hal ini sengaja dibuat supaya menunjukkan kepada masyarakat Yahudi yang lain, bahwa tak ada kuasa lain yang berani melawan mereka.
Akan tetapi sayangnya, kegembiraan
para pemuka agama Yahudi ini tidak berlangsung lama, karena keesokan harinya
sudah terdengar berita yang mengejutkan bahwa Yesus yang mereka bunuh sudah
bangkit lagi. Cerita dari saksi-saksi mata tersiar dengan cepat di antara para
pengikut-Nya. Mereka coba membendung cerita kebangkitan itu dengan membuat cerita
kamuflase “jenasah-Nya dicuri para murid ketika para serdadu sedang tidur”. Cerita
akal-akalan ini sesungguhnya membuat para serdadu harus malu karena dengan
cerita “sedang tidur” berarti mereka dicap tidak menjalankan tugas dengan baik,
tetapi karena uang sogok, mereka setuju saja, biar harga diri dipermalukan.
Upacara lilin Paska malam ini
melambangkan kebangkitan Kristus dari alam maut. Ia dilambangkan dengan cahaya,
karena kebangkitan-Nya telah bersinar menjadi cahaya yang terang benderang
menyinari dunia oleh pewartaan para rasul. Sinarnya menembus ke mana-mana ke
seluruh dunia, merasuki jiwa raga setiap orang yang mendengar cerita tentang kebangkitan
itu, apalagi kuasa Roh Kudus ikut membantu, maka terciptalah sebuah mazhab
baru, orang-orang kristen yang bersatu dalam iman akan Kristus. Mazhab ini
sedemikian berkembang tanpa bisa dibendung oleh kuasa mana pun. Contoh: kejayaan kekafiran Romawi takhluk di bawah
kekristenan. Roma justru menjadi pusat Gereja Kristus, gereja yang kokoh
perkasa di atas wadas, bernama Petrus. Dari situlah para pengganti Petrus terus
menerus hidup dan mewartakan Tuhan yang bangkit kepada segenap umat kristiani di
seluruh dunia. Walaupun pernah mengalami masa kegelapan tetapi kegelapan itu tidak
berhasil menghancurkan batu wadas itu, sebab Yesus Kristus sudah bernubuat:
kuasa neraka tak akan dapat mengalahkannya…!
Kristus bangkit, sinar kehidupan dan
karya-Nya akan senantiasa menerangi dunia hingga selamanya. Kabar gembira
kebangkitan-Nya telah hidup di dalam diri para pengikut-Nya sejak zaman para
rasul sampai dengan zaman ini dan akan terus menerus bersinar selama-lamanya.
Cahaya itu tak akan pernah pudar lagi karena Ia sudah hidup dan berakar dalam
diri setiap insan yang percaya kepada-Nya. Santu Paulus bersaksi kepada jemaat
Roma: “Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan
hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari
antara orang mati, tidak mati lagi: maut
tidak berkuasa lagi atas Dia” (Rom 6:9).
Santu Lukas menulis dalam Injilnya
tentang kesaksian malaikat yang datang menggulingkan pintu kubur. “Sementara mereka berdiri termangu-mangu
karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian
yang berkilau-kilauan. Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi
kedua orang itu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup,
di antara orang mati? (Luk
24:4-5).
Kesaksian-kesaksian ini mau meyakinkan
kita bahwa Yesus itu Tuhan dan Dia sudah
bangkit. Kebencian, iri, dendam, marah pun maut yang diperlihatkan orang Yahudi
terhadap Putera Manusia itu tak dapat membendung kebangkitan-Nya, demikian pun kuasa
manusia lain di dunia ini tidak akan dapat mematikan cahaya-Nya yang telah
disebarkan para pengikut-Nya. Cahaya itu telah bersinar dan akan bersinar terus
hingga selama-lamanya.