Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Maret 14, 2016

SAKSI PALSU, SENJATA MAKAN TUAN…!

Cerita-cerita miris seputar dunia peradilan sering menyakitkan hati orang yang jujur dan tulus, karena ada banyak keputusan atas perkara-perkara manusia tidak didasarkan atas fakta benar dan salah tetapi atasa dasar rekayasa karena relasi kekuasaan, orang kuat, orang dalam, punya banyak uang/harta serta hadirnya para preman dalam peradilan itu sendiri, entah itu hakim dan jaksanya, atau para penyidik dan advokatnya. Yang selalu menang dalam perkara-perkara adalah kuasa, relasi, uang dan para penipu di balik rekayasa itu. Yang kalah selalu orang kecil, miskin, tak berdaya, meskipun mereka jujur dan tulus.

Kisah yang termuat dalam bacaan pertama hari ini, yang diceritakan dalam Kitab Tambahan Daniel ingin mengeritik kehidupan manusia yang sering bermain dengan penipuan dan kepalsuan itu, yakni mereka yang sering melakukan rekayasa atau penipuan atas perkara-perkara manusia. Ceritanya, ada dua hakim tua yang sudah terkenal hidup dalam kejahatan. Keduanya ingin menjerumuskan Susana, wanita cantik tetapi saleh dan benar. Mereka membuat saksi palsu sebab Susana tidak mau mengikuti keinginan jahat mereka. Para tua-tua yang lain serta seluruh rakyat yang mendengar saksi palsu yang dituduhkan kepada Susana percaya akan kesaksian dari keduanya. Tanpa diselidiki, Susana dihantar ke tempat eksekusi hukuman mati.

Dalam keadaan terjepit, tertindas dan tak berdaya Susana berdoa memohon pertolongan Allahnya dengan penuh iman dan harapan. Ia berseru: "Allah yang kekal yang mengetahui apa yang tersembunyi dan yang mengenal sesuatu sebelum terjadi, Engkaupun tahu pula bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati meskipun tidak kulakukan sesuatupun dari apa yang mereka bohongi aku.". Doa orang tertindas selalu didengarkan Allah, maka pada saat yang sama Allah membangkitkan roh suci dalam diri Daniel, seorang pemuda Israel. Pemuda inilah yang menyelamatkan nyawa Susana. Ketika ia membentuk peradilan darurat dan terbuka, akhirnya diketahui bahwa kedua hakim itulah yang membuat saksi palsu atas Susana. Susana dibebaskan dan kedua hakim tua itu dihukum mati. Saksi palsu telah membuat senjata maka tuan (T. Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62).

Sedangkan kisah dalam Injil Yohanes hari ini menceritakan bantahan orang-orang Farisi terhadap kesaksian Yesus mengenai diri-Nya, ketika Yesus berkata:"Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." Namun Yesus tetap mempertahankan kebenaran kesaksian-Nya. Ia tidak membuat rekayasa atau penipuan tentang eksistensi-Nya sebagai terang, yang kudus, mulia dan datang dari Allah. Untuk kebenaran ini Ia tidak membutuhkan kesaksian manusia. Ia datang dari Allah, bekerja atas nama Bapa-Nya. Titik. (Yoh 8:12-20). Sebagai orang benar, kudus yang diutus oleh Bapa, segala pekerjaan-Nya telah membenarkan semua itu. Dalam pengajaran-Nya, Ia telah berkata benar dan mengagumkan; dalam perbuatan-Nya Ia telah menunjukkan kuasa Allah yang menyelamatkan; dan akhirnya dalam wafat dan kebangkitan-Nya, Ia telah menunjukkan bahwa Ia adalah Mesias, Imam Agung Perjanjian Baru. Ia tidak memberikan kesaksian palsu atau rekayasa. Derita, wafat dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati bukan akibat dari kepalsuan “senjata makan tuan” tetapi sebuah rencana matang dari Allah untuk menyelamatkan manusia, sebab korban darah dalam Perjanjian Lama tidak bisa menyelamatkan manusia dari dosa-dosanya. Dosa manusia harus diselamatkan dengan darah Ilahi, yang lebih tinggi nilainya dari manusia dan menyempurnakan segala korban terdahulu. Darah Kristus yang tertumpah di salib itulah yang menyelamatkan kita.

Inilah kesaksian yang benar yang terus menerus diwariskan secara turun temurun dalam pengajaran Gereja Kristus, yang kudus, katolik dan apostolik! Bila setiap pengikut-Nya tetap hidup jujur, tulus dan hidup dalam kebenaran ini, maka kuasa neraka tak akan dapat mengalahkannya! Kalau kesaksian tentang Yesus membuat kita menderita, itu bukan karena palsu dan rekayasa melainkan karena kita mengambil bagian dalam karya penebusan atas dosa manusia. Di sana sifat martyria sebagai anggota Gereja terwujud…!

Adhitz Ads