Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Kamis, Maret 31, 2016

LIHATLAH TANGAN DAN KAKIKU…!

Sejauh yang saya tahu dari cerita riwayat para kudus, ada dua orang kudus yang mendapat luka-luka Yesus dalam hidupnya yaitu St. Fransiskus Asisi dan St. Padre Pio. Di zaman ini ada seorang frater asal Italia bernama Fra Elia juga memiliki gejala-gejala stigmata itu. Fra Elia pernah datang ke Indonesia dan juga mengunjungi keuskupan kami. Saya juga ikut melihat luka-luka stigmata itu pada tangan, kaki, kepala dan lambung, kepala dan tubuh Fra Elia. Luka-luka itu harum seperti bunga mawar, sebuah ciri khas yang terjadi pada setiap luka stigmata lainnya. Ketika melihat itu saya hanya bersyukur dalam hati bahwa Tuhan tetap menunjukkan kasih-Nya kepada manusia dari zaman ke zaman.

Stigmata adalah tanda luka-luka Yesus yang tersalib, yang muncul secara tiba-tiba pada tubuh seseorang. Termasuk dalam tanda sengsara ini adalah luka-luka paku di kaki dan tangan, luka tombak di lambung, luka di kepala akibat mahkota duri, dan luka bilur-bilur penderaan di sekujur tubuh, teristimewa di punggung. Seorang stigmatis, yaitu orang yang menderita akibat stigmata, dapat memiliki satu, atau beberapa, atau bahkan semua tanda sengsara itu. Stigmata dapat kelihatan, dapat pula tidak kelihatan; dapat permanen, dapat pula sementara waktu saja. Stigmata diberikan kepada seseorang bukan untuk menyatakan kehebatan atau kesalehannya orang bersangkutan di hadapan orang lain. Hal itu diberikan karena kebaikan Allah semata untuk menyatakan kehadiran dan kasih-Nya yang selalu menyertai umat manusia.

Ketika Yesus menampakkan diri di hadapan para murid-Nya, para murid itu heran, bercampur rasa takut sehigga agak ragu-ragu dan berpikir bahwa yang menampakkan diri itu hantu. Guna meyakinkan murid-murid-Nya itu Yesus bersabda: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu. Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. (Luk 24: 38-40).


Walau Yesus sudah bangkit dari antara orang mati, namun luka-luka bekas paku dan tombak yang menembus tangan, kaki dan lambungnya ketika Ia disalibkan masih terlihat jelas. Yesus memperlihatkan semua luka pada tangan dan kaki-Nya kepada mereka guna menghilangkan keragu-raguan para murid-Nya yang berpikir bahwa mereka melihat hantu. Kehadiran Yesus setelah bangkit dalam alam maut berbeda dengan kehadiran-Nya sebelum wafat dan bangkit. Kehadiran-Nya sesudah bangkit melampaui waktu dan ruang, menjadi tak terbatas, bisa berada di segala tempat dalam waktu yang sama, namun kehadiran-Nya tetap saja sempurna. Keadaan seperti ini terjadi sejak kebangkitan-Nya dan tetap saja berlaku hingga sekarang dan selamanya. Penulis Kitab Ibrani mengakui kebenaran ini dan bersaksi: "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya" (Ibr 13:8).

Apakah pada zaman ini kita membutuhkan penampakan Yesus seperti yang terjadi terhadap para murid-Nya…? Pada saat membaca renungan ini saya yakin Anda adalah seorang yang percaya kepada Yesus Kristus, bukan karena melihat tanda tetapi karena mendengar pewartaan itu melalui Gereja (orang tua, guru, para imam, biarawan/ti, atau orang lain) dan melalui bacaan-bacaan suci, dll. Tetapi andaikan saja sekali waktu Tuhan ingin menampakkan diri kepada seseorang di zaman ini karena suatu tujuan-Nya yang khusus, maka berbahagialah dia atau mereka.

Petrus dapat melakukan mujizat, membuat orang lumpuh berjalan, bukan karena kehebatannya tetapi karena Allah ingin menunjukkan kehadiran-Nya di dalam permulaan karya para rasul itu, bahwa Yesus hidup. Petrus menegaskan dalam pewartaannya di dalam kenisah: "Karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua
Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan" (Kis 3:16.19). Tujuan adanya mujizat dalam pewartaan para rasul agar umat Israel bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Kita semua dipanggil untuk mewartakan nama Tuhan kepada siapa saja karena kita percaya kepada-Nya, melalui kesaksian hidup kita yang baik dan berkenan kepada sesama. Orang Latin bilang: "Verba docent, exempla trahunt" yang berarti kata-kata itu mengajar, keteladanan itu menarik/menyentuh hati…! Memperlihatkan tangan Tuhan dalam sikap menolong dan berbagi adalah wujud nyata dari iman akan Yesus Kristus yang telah rela wafat dan bangkit untuk menyelamatkan kita…!

Adhitz Ads