Hati bangsa
Israel di tempat pembuangan sangat galau karena situasinya amat tidak
menyenangkan. Mereka ditindas, disiksa dengan kejam, tak ada kebebasan untuk
berbicara dan menyatakan pendapat, diperlakukan lebih buruk dari hamba-hamba,
makan makanan seadanya, dipaksa untuk menyembah para dewa, dst. Dalam keadaan
seperti itu nabi Yesaya menyampaikan nubuat penghiburan dengan berkata: "Pada
waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan,
Aku akan menolong engkau; Aku telah membentuk dan memberi engkau, menjadi
perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk
membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi…… Sion berkata:
"TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku." Dapatkah
seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari
kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau” (Yes
49:8.14-15). Nubuat penghiburan ini terasa kuat dayanya dalam menyemangati
bangsa ini dari tekanan-tekanan penderitaan yang ada. Itu berarti suatu saat
nanti mereka akan mengalami pembebasan dari tanah pembuangan itu. Dalam situasi
demikian semakin kuat mereka berdoa dan berharap agar kerinduan akan pembebasan
itu terwujud.
Ketika makin
dekat puncak karya-Nya, Tuhan Yesus semakin ditantang dan ditolak bangsa-Nya
sendiri. Mereka semakin membenci Dia, karena Ia seolah-olah menyamakan diri-Nya
dengan Allah. Bacaan hari ini menunjukkan kebencian itu meningkat, ketika Yesus
berkata: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja
juga." (Yoh 5:17). Akan tetapi tampaknya Yesus tidak gentar dengan sikap
bangsa-Nya itu karena Ia diutus Bapa-Nya, taat kepada kehendak-Nya, Ia bekerja
bersama Bapa dan dikuatkan oleh-Nya juga. Derita apapun yang terjadi, Bapa akan berada bersama-Nya dan
tidak akan melupakan Dia.
Karena rahmat
penebusan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus, kita semua telah diangkat menjadi
anak Allah dan menerima segala jaminan yang disediakan Allah bagi kita. Itu berarti
nama kita tetap terlukis di hati-Nya dan Dia tak akan melupakan kita selamanya.
Saat inipun Allah berkata kepada kita dengan pernyataan yang sama: “Sekalipun
ibumu melupakan engkau, Aku tidak akan melupakan engkau”.