Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Maret 13, 2016

KRISTUS, LEBIH DARI SEGALANYA…!

Sebelum terjadi peristiwa kerusuhan tahun 1998 di Jakarta, pak Karen dan istrinya memiliki banyak uang, harta, perusahaan. Mereka sering bepergian ke luar negeri untuk urusan bisnis sekalian berbelanja dan cuti. Hubungan mereka dengan Tuhan agak mereka abaikan. Peristiwa Mei 1998 membuat segalanya berubah drastis dan mereka kehilangan segalanya. Boleh dibilang seperti kisah Ayub dalam buku Ayub, Perjanjian Lama. Bersama anaknya beberapa orang mereka tinggal di rumah kontrakan. Dalam keadaan seperti itu mereka tidak kehilangan iman dan harapan. Mereka ke sana kemari mencari penghiburan pada Tuhan melalui aktivitas-aktivitas rohani yang bisa membantu mereka keluar dari tekanan yang ada. Perjumpaan mereka dengan Kristus justru terjadi pada saat mereka datang ke suatu tempat adorasi abadi.

Pada hari mereka datang di tempat adorasi itu ada ekaristi untuk pergantian sakramen mahakudus. Ketika Monstrans dikeluarkan dari Tabernakel pak Karen melihat cahaya yang menyilaukan matanya dan ia tak sanggup memandangnya. Pada akhir perayaan itu setelah sakramen diganti umat diberkati secara umum dengan sakramen mahakudus. Saat itu juga pemandangan yang sama dilihat oleh pak Karen, dari sakramen keluar cahaya yang menyilaukan matanya, ia menutup matanya lagi tetapi hatinya dipenuhi rasa damai yang luar biasa dan keadaan itu baru pertama kali terjadi selama hidupnya. Selesai perayaan ekaristi itu pak Karen pulang ke rumah dengan hati berkobar-kobar penuh sukacita. Pada saat yang sama segala luka hati akibat peristiwa 1998 itu sirna tak berbekas lagi dalam hatinya. Ke mana-mana ia pergi ia selalu bersaksi: “Kini hidupku terasa jauh lebih nyaman dan penuh sukacita dari pada dahulu ketika saya mempunyai segalanya. Perjumpaanku dengan Kristus rasanya jauh lebih indah dan mulia dibanding dengan tahun-tahun ketika saya belum mengenal dan percaya kepada-Nya.

Sebelum mengenal Kristus, Paulus sangat bangga dengan latar belakang keturunan serta kepandaiannya mengetahui dan menguasai hukum Taurat.  Akan tetapi sesudah mengenal Kristus dan menjadi murid Kristus, segala kebanggaannya itu seolah-olah kehilangan arti dan nilainya lagi. Ia hanya bangga karena telah berjumpa dengan Kristus, mengenal Kristus, percaya kepada Kristus lalu mempertaruhkan hidupnya hanya untuk Kristus. Dengan sangat bagus dalam suratnya kepada jemaat Filipi (dari bacaan kedua hari ini) ia menulis: “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” (Fil 3:7-8). Segala kebanggaan atas jabatan, kedudukan, latarbelakang pendidikan, asal usul suku dan keturunan, semuanya tidak berarti baginya, sebab dengan mengenal Kristus dan menjadi murid-Nya, segalanya telah menjadi miliknya. Kalau sudah memiliki Kristus, ia sudah memiliki segalanya. Maka ada orang lain memiliki prinsip hidup: “Bagiku, Kristus saja sudah cukup.” , Mengapa…?

Orang Yahudi percaya akan Allah yang mahaagung, mahakuasa, maharahim, mahamurah, pembuat mujizat, dst. Allah yang maha kuasa ini adalah Pencipta segala sesuatu yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Kalau seseorang sudah percaya kepada-Nya, mengandalkan-Nya, hidup di bawah bimbingan-Nya, taat pada hukum-hukumNya maka ia akan memiliki segala hal baik yang mereka perlukan, sebab Allah menyediakan segalanya bagi orang yang taat, setia dan mencintai-Nya. Menurut nabi Yesaya hari ini Allah yang telah membebaskan nenek moyang mereka dari Mesir, sekarang akan melakukan hal yang baru yakni akan membebaskan mereka juga dari bentuk penindasan yang mereka alami sekarang di tempat pembuangan. Bangsa ini telah dipilih dan terbentuk bagi Dia dan akan memasyhurkan nama-Nya (bdk Yes 43:16-21).

Segala kuasa yang ada pada Allah, sesungguhnya telah hadir dan ada dalam diri Yesus Kristus. Dari pengajaran dan karya-Nya, Yesus telah menunjukkan kuasa Allah pada-Nya. Seperti halnya dalam peristiwa Injil hari ini, Yesus menunjukkan kemurahan dan kerahiman Allah untuk mengampuni. Wanita yang dituduh melakukan perzinahan dan dibawa kepada-Nya, menurut hukum Taurat seharusnya dihukum mati, tetapi dibela-Nya dengan cara yang halus dan membuat semua tua-tua Yahudi tidak berkutik dan pergi. “Jika ada yang di antaramu yang tidak melakukan dosa, silahkan ia melempar batu yang pertama untuk merajamnya!”. Mendengar perkataan ini semua tua-tua itu pergi. Lalu Ia berkata kepada wanita itu: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, jangan berbuat dosa lagi.” (Yoh 8:1-11).

Yesus menunjukkan belas-kasih Allah melampaui wibawa tua-tua itu dan hukum Yahudi yang mereka junjung tinggi. Kuasa Allah yang ada pada-Nya bukan dipakai untuk mempertahankan wibawa-Nya untuk menghukum tetapi untuk menyelamatkan. Orang berdosa harus diselamatkan dengan mengampuninya, asalkan orang yang berdosa tersebut menyesal dan bertobat, sebab sesungguhnya Allah menghendaki semua orang yang berdosa itu bertobat dari dosa-dosanya, dan kembali kepada-Nya untuk membaharui janji setia dan taat lagi kepada-Nya. Sungguh, Allah itu Maharahim…! Percaya senantiasa kepada-Nya, serta mengandalkan-Nya dalam iman, harap dan kasih, itu saja sudah cukup…!

Adhitz Ads