Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Maret 28, 2016

KEBERANIAN MENJADI SAKSI…!

Ada banyak perkara di dunia ini, meskipun benar, namun didiamkan begitu saja karena orang enggan menjadi saksi atas apa yang mereka tahu dan lihat. Alasannya bisa bermacam-macam, enggan karena takut repot, tidak ingin terlibat dengan urusan orang lain, atau takut pada aparat yang seringkali menyusahkan, rugi waktu dan tenaga, takut akan adanya ancaman-ancaman dsb.

Setelah Yesus ditangkap dan dihukum mati, sesungguhnya para murid sudah punya rencana untuk kembali ke tempat tinggal mereka masing-masing, seperti halnya dua murid dari Emaus; keduanya pulang ke rumah dengan banyak kekecewaan. Namun sesudah menyaksikan Yesus yang bangkit, hati mereka yang lesu dan kecewa itu mendadak sembuh. Mereka pun berkumpul bersama lagi dan tenggelam dalam syering tentang pengalaman perjumpaan dengan Yesus sesudah kebangkitan-Nya. Pengalaman itu menarik dan membuat hati mereka berkobar-kobar untuk menceritakannya lagi kepada orang lain.

Dalam perjumpaan yang diceritakan Injil hari ini, Yesus berpesan: “Jangan takut, katakan kepada saudara-saudaraku, supaya mereka pergi ke Galilea dan di sana mereka akan melihat Aku”! Mereka semua harus ke Galilea, ke tempat yang aman dari intaian para pemuka Yahudi, yang mungkin akan menangkap murid-murid sebab para serdadu sudah disogok untuk menceritakan kepada orang Yahudi lainnya bahwa jenasah Yesus dicuri para murid-Nya. Setelah mereka kembali ke Galilea, perjumpaan demi perjumpaan terjadi setiap hari sampai Yesus naik ke surga (bdk Mat 28:8-15).

Pengalaman perjumpaan dengan Yesus sesudah kebangkitan ini, dalam hidup rohani disebut pengalaman akan Allah yang hidup, yang menyentuh hati sanubari mereka. Pengalaman seperti ini sulit untuk tidak diceritakan apalagi kalau hal itu sangat menyentuh iman dan perasaan mereka yang terdalam. Misalnya hati rasul Thomas tersentuh di saat ia bertobat dari keraguannya, hati Petrus tersentuh ketika Yesus menyembuhkan batinnya yang terluka karena dosa penyangkalan. Pengalaman akan Yesus yang bangkit dikuatkan lagi dengan peristiwa Pentakosta yaitu Roh Kudus turun atas para murid, yang mengurapi mereka dengan karunia keberanian untuk menjadi saksi. Sejak saat itulah para murid dengan berani menjadi saksi yang mewartakan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Keberanian para rasul menjadi saksi Yesus Kristus telah menghancurkan penipuan para pemuka agama Yahudi, sebab Petrus dengan fasih dan runtut menceritakan pengalaman mereka akan perjumpaan itu sekaligus menjelaskan isi Kitab Suci Perjanjian Lama kepada para pendengarnya. Petrus menegaskan bahwa raja Daud juga telah bernubuat tentang kebangkitan itu. “Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi” (Kis 2:29-32).

Meskipun situasi antara wafat-Nya Yesus Kristus dan kebangkitan-Nya hingga turunnya Roh Kudus atas para murid masih panas-panasnya, namun para murid tidak gentar sedikitpun untuk mewartakan kebenaran ini. Walaupun cerita kematian dan kebangkitan Yesus Kristus masih menjadi sebuah topik besar yang mengganggu stabilitas politik di Yerusalem, tetapi para murid tidak menghiraukannya. Sekali menjadi saksi tetap menjadi saksi. Mereka tidak takut sedikit pun terhadap semua bentuk ancaman manusia, sebab mereka tahu mereka benar dan  kebenaran harus diwartakan, bukannya didiamkan! Keberanian untuk menjadi saksi Yesus Kristus tidak lahir dengan sendirinya tetapi terjadi atas dasar pengalaman perjumpaan dengan Tuhan yang diteguhkan oleh kuasa Roh Kudus.

Adhitz Ads