Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Jumat, Maret 18, 2016

PERCAYA, BELUM TENTU BERIMAN…!

Hidup bersama di antara orang-orang seiman memang terasa nyaman, karena tak ada gangguan yang berarti jika kita memiliki relasi yang baik dengan semua orang di sekitar. Namun kenyamanan itu sering membuat kita terbuai, terlena dan lupa untuk meningkatkan kwalitas iman. Tanpa tantangan iman sering kurang bertumbuh, berkembang dan berbuah. Banyak orang berpikir dan merasa cukup dengan apa yang ada. Misalnya cukup banyak orang berkata: Untuk apa repot melibatkan diri dalam kegiatan koor, menyanyi lagu umum saja sudah cukup, akibatnya ekaristi terasa hambar.; untuk apa rekoleksi dan retret karena kita rajin misa mingguan dan mendengar kotbah; untuk apa sibuk dengan kegiatan-kegiatan doa, cukup doa di rumah saja; kegiatan katakese umat sering dinilai membuang waktu, karena acara sinetron di TV jauh lebih menarik. Merasa nyaman karena hidup di tengah mayoritas membuat manusia hidup minimalis dalam segala aspek. Kita memang senang hidup di tengah mayoritas seiman tetapi sayangnya iman tampak suam-suam kuku, tidak hangat juga tidak dingin. Tetapi jika ditantang dengan warta kenabian yang keras karena kurangnya partisipasi aktif dalam hidup menggereja, kita menjadi reaktif dan cepat tersinggung serta marah.

Semua orang Yahudi mewarisi iman Abraham, iman akan Allah yang esa dan mahakuasa. Iman akan Allah yang dapat melakukan hal-hal yang mustahil menjadi tidak mustahil. Namun mereka marah-marah dan menuduh Yesus menghujat Allah ketika Dia menunjukkan banyak pekerjaan Allah dalam karya-karyaNya. Walau mereka sudah melihat banyak mujizat yang dikerjakan-Nya tetapi mereka mau menangkap dan membunuh-Nya. Injil hari ini menceritakan keadaan itu (bdk. Yoh 10:31-42). "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." (Yoh 10:32-33).

Dalam hidup-Nya, Yesus telah menunjukkan kehadiran Kerajaan Allah di tengah bangsa-Nya sendiri. Nikodemus, salah seorang Farisi menilai bahwa tak mungkin Ia melakukan pekerjaan itu kalau Allah tidak hadir dalam diri-Nya dan kalau Dia bukan datang dari Allah. Akan tetapi kaum intelektual Yahudi sudah merasa diri jauh lebih benar, suci dan pintar, maka segala hal yang dikerjakan Yesus dianggap sebagai ajang untuk mencuri hati rakyat demi tujuan politis dan kekuasaan. Karena itu Ia harus disingkirkan, apa pun alasannya. Mereka sama sekali menolak Yesus kalau Dia keras dalam warta kenabian-Nya.

Penolakan terhadap warta nabi sesungguhnya bukan cerita baru. Kejadian ini sudah berulang-ulang terjadi dalam sejarah Israel. Nabi Yeremia dalam bacaan pertama hari ini juga mengalami penolakan. Ini kata Yeremia: "Kegentaran datang dari segala jurusan! Adukanlah dia! Kita mau mengadukan dia!" Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh: "Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia!" (Yer 20:10).
Pada zaman nabi Yeremia, orang Israel meninggalkan imannya akan Allah dan menyembah dewa-dewi bangsa asing. Melihat kenyataan itu Allah mengingatkan mereka dengan kritikan pedas melalui nabi Yeremia. Perkataan Yeremia sering menyakitkan hati mereka karena pedas, keras dan tajam. Mereka menolak kritikan itu lalu menangkap nabi Yeremia dan menyiksanya dengan memasukkannya ke dalam sumur.

Mayoritas seiman sering merasa diri sempurna, hebat, tanpa kesalahan, sombong dan cepat tersinggung jika dikritik. Gejala seperti ini telah merasuki hidup manusia mayoritas di mana saja di dunia. Meski banyak orang seiman di sekitar kita namun kwalitas imannya tampak suam-suam kuku. Inilah peringatan Tuhan jika iman suam-suam kuku: “Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! (Why 3:16-19).

Adhitz Ads