Salah satu
ungkapan positip Tuhan Yesus kita bisa baca dan renungkan dari Injil hari ini. Ketika
Yesus kembali ke Galilea, Dia mampir ke kota Kana. Tetapi jauh-jauh dari
Kapernaum, seorang pegawai istana datang menjumpai Yesus sebab anaknya
menderita sakit dan hampir mati. Dia meminta Yesus datang ke sana agar boleh
menyembuhkannya. Mendengar permintaan itu Yesus menantang pegawai itu dengan
berkata: “Jika kamu tidak melihat tanda-tanda dan mujizat, kamu tidak percaya”!
Meski ditantang demikian pegawai itu menjawab: “Tuhan datanglah sebelum anakku
mati”! Jawaban penuh iman dan harapan ini menggunggah hati Yesus untuk mengatakan:
“Pergilah, anakmu hidup”! Ungkapan ini keluar dari mulut seorang yang penuh
kuasa, kuasa Ilahi. Sifat ungkapan Yesus ini sangat positip, menambah iman
pegawai istana tersebut sebab ia percaya dan pulang ke Kapernaum. Dalam
perjalanan pulang ia berjumpa dengan hamba-hambanya yang membawa berita
kesembuhan anaknya. Kesembuhan itu terjadi pada saat Yesus mengatakan:
“pergilah anakmu hidup”. Ungkapan yang bersifat positip ini menambah iman dan
harapan pegawai istana itu dan hasilnya mujizat penyembuhan pada anaknya (bdk Yoh
4:43-54).
Ungkapan
positip lainnya disampaikan nabi Yesaya dalam nubuatnya terhadap orang Israel
yang ada di tempat pembuangan. Yesaya bernubuat: “Sesungguhnya, Aku menciptakan
langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat
lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati. Tetapi bergiranglah dan
bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab
sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh
kegirangan. Aku akan bersorak-sorak karena Yerusalem, dan bergirang karena
umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erang
pun tidak” (Yes 65:17-19). Nubuat positip dan penuh harapan ini menggugah hati
bangsa Israel untuk bertobat dan mau kembali bertekun dalam pujian dan
penyembahan hanya kepada Tuhan, Allah dari nenek moyang mereka Abraham, Isaak
dan Yakub. Nubuat positip menghidupkan iman dan harapan serta kasih kepada
Allah. Doa dan bakti yang lahir dari iman, harapan dan kasih ini mengubah hidup
yang penuh derita menjadi sumber kegembiraan untuk tinggal dalam pengharapan
menantikan terjadinya mujizat pembebasan.
Di tahun Yubileum Kerahiman ini
Gereja terus menerus mendorong seluruh umatnya untuk memandang Allah secara
positip. Allah itu bukan Allah yang menghukum tetapi Allah yang berbelaskasih.
Demikianpun Paus Fransiskus mendorong para pelayan Gereja untuk bersikap
positip dalam pelayanan mereka melalui doa novena kerahiman universal yang
antara lain berbunyi: “Tuhan
Yesus Kristus, Engkau menghendaki agar para pelayan-Mu juga merasakan kelemahan
supaya mereka dapat berbelaskasihan
kepada orang-orang yang acuh tak acuh dan sesat; biarlah setiap orang yang
menghampiri pelayan-Mu merasa diperhatikan, dikasihi, dan diampuni oleh
Allah”.
Berpikir positip melahirkan tutur kata dan tindakan positip. Cara-cara positip ini akan membangun iman, harapan dan kasih yang lebih dalam dan teguh kepada Tuhan dan semangat inilah yang akan melahirkan banyak mujizat dalam hidup kita. “Pergilah, anakmu hidup”…!
Berpikir positip melahirkan tutur kata dan tindakan positip. Cara-cara positip ini akan membangun iman, harapan dan kasih yang lebih dalam dan teguh kepada Tuhan dan semangat inilah yang akan melahirkan banyak mujizat dalam hidup kita. “Pergilah, anakmu hidup”…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar