Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, Maret 30, 2016

PERJUMPAAN ITU MENYEMBUHKAN…!

Ada banyak orang kudus yang memberi kesaksian tentang apa yang terjadi selama perayaan ekaristi berlangsung. St. Catalina antara lain menceritakan bahwa sejak awal ekaristi sampai pada penutupnya, adegan jalan salib berjalan sempurna. Dalam perayaan ekaristi Yesus Kristus hadir dalam bentuk tanda – simbol yang dipakai (meski tak dapat dilihat mata), namun Ia hadir nyata untuk merayakan kurban salib-Nya demi keselamatan semua yang hadir dan semua yang didoakan dalam kurban itu. Segala doa yang diucapkan dalam ekaristi, sejak awal hingga akhir, bersama persembahan roti dan anggur yang diunjukkan sungguh merupakan tindakan iman yang sempurna dari Gereja beserta seluruh umat Allah yang hadir di dalamnya.  Demi mengukuhkan kebenaran ini, St. Yohanes Maria Vianney bersaksi: “Tidak ada kurban yang lebih tinggi dan mulia dari pada kurban ekaristi, sebab di dalam ekaristi Tuhan Yesus yang wafat dan bangkit itu hadir lagi mempersembahkan hidup-Nya bagi keselamatan kita. Karena itu berbahagialah para imam yang telah dipilih untuk menjadi Alter Christus. Apa yang dilakukan para imam dalam ekaristi, mereka bertindak atas nama Kristus.

Merujuk cerita dua murid Emaus hari ini, mari kita lihat kembali kisah yang menarik ini. Dua murid itu berjalan pulang dari Yerusalem ke Emaus kampung asalnya. Keduanya bertukar cerita dalam nada kecewa atas segala sesuatu yang terjadi di Yerusalem dalam seminggu terakhir. Mereka telah berharap Yesus akan jadi pemimpin baru atas bangsa Israel karena memiliki kuasa yang besar dan kemampuan intelektual yang hebat. Segala lawan yang mau berdebat dengan-Nya gugur tak berdaya. Namun tiba-tiba Dia ditangkap, diadili dalam pengadilan Kayafas, Pilatus dan Herodes. Walau semua tuduhan yang dikenakan pada-Nya tidak terbukti, tetap saja Ia dihukum mati. Hukuman mati itu amat keji karena Dia dihukum lebih sadis dari semua penjahat yang dihukum mati di Israel. Kedua murid itu berkesimpulan semua ini sungguh tidak masuk akal.

Sementara berpikir demikian Yesus datang. Kedua murid tidak mengenal-Nya lalu ketiganya berjalan bersama-sama. Lalu Yesus bertanya kepada keduanya, apa saja yang mereka perbincangkan. Usai menjawab semuanya, Yesus pun menjelaskan misi-Nya sendiri. Ketika hendak tiba di gerbang kampung Emaus, kedua murid itu mengajak Yesus bermalam di rumah mereka, sebab matahari sudah terbenam untuk melanjutkan perjalanan. Ketika Yesus memecahkan roti dan hendak memberi kepada keduanya, terbukalah mata mereka dan mereka mengenal Yesus, tetapi Yesus menghilang. Tanpa berpikir panjang keduanya kembali ke Yerusalem dan memberikan kesaksian tentang perjumpaan itu. Perjumpaan kedua murid Emaus dengan Yesus di saat pemecahan roti itu adalah perjumpaan yang menyembuhkan keduanya dari rasa kecewa atas apa yang terjadi dengan Yesus (bdk Luk 24:13-35).

Lain lagi dengan kisah perjumpaan si pengemis lumpuh itu dengan Yesus.  Setiap hari ia duduk mengemis di gerbang indah bait Allah. Saat kedua rasul, yaitu Petrus dan Yohanes melewati gerbang indah itu, ia juga meminta sedekah kepada keduanya. Melihat keadaan pengemis itu, dengan penuh iman Petrus berkata kepadanya: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" (Kis 3:6).  “Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah”. (Kis 3:7-8). Pengemis itu melonjak kegirangan karena ia tidak pernah menyangka bahwa dua orang yang menyebut nama Yesus ini bisa menyembuhkan dia dari sakit lumpuhnya.

Pengemis ini berjumpa dengan Yesus yang diwartakan rasul Petrus dan Yohanes. Yang sungguh-sungguh percaya akan adanya kuasa penyembuhan itu adalah Petrus yang melakukan mujizat itu. Akan tetapi dia bertindak bukan atas namanya sendiri melainkan atas nama Yesus Kristus, yang dia percaya sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Mereka pergi ke kenisah itu hendak mewartakan nama Yesus. Yesus meneguhkan pewartaan mereka dengan mujizat-mujizat agar orang percaya bahwa Yesus sungguh Allah yang telah datang untuk menyelamatkan manusia melalui wafat dan kebangkitan-Nya. Yesus itu hidup dan tetap bekerja melalui orang-orang percaya sesuai dengan janji-Nya. Rasul-rasul itu adalah  Alter Christus yang pertama, sebab mereka semua telah diangkat menjadi imam perjanjian baru di saat Yesus menetapkan kurban ekaristi pada perjamuan malam terakhir. Segala sesuatu yang mereka lakukan dalam tugas pelayanan dan pewartaan, mereka lakukan itu dalam nama Yesus. Hidup dan karya mereka tidak terpisahkan dari Kristus. Ketika mereka berdoa, mereka berdoa dalam nama Kristus, demikianpun ketika mereka mewartakan mereka berkata dalam nama Yesus Kristus. Apa saja yang mereka lakukan dalam nama Yesus di sana terjadi perjumpaan dengan Yesus yang menyelamatkan bahkan menyembuhkan.

Perjumpaan dengan Tuhan dalam kegiatan doa pribadi atau bersama, katakese umat dan dalam sakramen-sakramen, rekoleksi dan retret serta kegiatan rohani lainnya adalah perjumpaan yang menyelamatkan bahkan menyembuhkan. Adalah suatu kerugian apabila dalam hidup ini kita hanya menjadi penonton setia atas semua kegiatan itu dan merasa diri sudah puas dengan apa yang ada atau tidak membutuhkan Tuhan atau pun sesama lagi.

Adhitz Ads