Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Maret 20, 2016

PERARAKAN KEMENANGAN SANG RAJA…!

(Minggu Palma)


Dalam ajang pemilukada serentak yang telah berlangsung pada tengah tahun 2015 hingga hari Pemilu 9 Desember 2015 itu, kita telah melihat pelbagai macam atraksi kegiatan yang dilakukan para calon bupati dan gubernur bersama tim suksesnya untuk memenangkan pemilu pada hari pemilihan. Ada atraksi arak-arakan saat pendaftaran dan sesudah pendaftaran calon, ada arakan disertai slogan-slogan saat kampanye, baik waktu kampanye biasa maupun saat kampanye akbarnya. Setiap tim sukses dan para pendukungnya mengelu-elukan calonnya dengan berbagai slogan untuk meyakinkan masyarakat bahwa calonnya itu yang terhebat dari antara calon yang lain. Kita menyebut ajang ini sebagai pesta demokrasi, di mana rakyat berpesta, bereforia untuk memilih pemimpin yang tepat bagi daerah atau provinsinya.

Pesta demokrasi ini adalah kegiatan politik yang melibatkan seluruh rakyat untuk memilih pemimpin pemerintahan duniawi. Memang hal ini amat perlu dilakukan supaya terpilih seorang pemimpin yang bisa mengatur pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab dalam membangun daerah – provinsi sehingga seluruh rakyat boleh menikmati kemakmuran sebagaimana tertulis dalam cita-cita kita bersama yang termuat dalam dasar negara kita: Pancasila dan UUD ’45. Sesudah pelantikan para pemimpin yang terpilih ini kita tunggu apakah mereka akan mewujudkan visi misinya…?

Tuhan Yesus yang diarak orang banyak hari ini menuju kota Yerusalem bukanlah sebuah ajang pesta demokrasi, bukan juga sebuah eforia politik yang dilakukan partai-partai pendukungnya untuk memenangkan pemilukada melainkan sebuah arakan kemenangan Allah atas dosa dan derita yang dialami manusia, yang diperlihatkan Yesus kepada umat Israel. Ia memulainya dengan sebuah aksi kegembiraan disertai sorak sorai tetapi menuju kesengsaraan-Nya, agar kita  mengerti bahwa kemuliaan Yesus bukan hanya terletak pada kejayaan-Nya memasuki Yerusalem melainkan pada peristiwa kematian-Nya di kayu salib, guna menebus manusia dari dosanya. Salib Yesus adalah lambang kemenangan Allah atas dosa, penderitaan dan maut. Karena itu setiap orang yang percaya kepada-Nya dan mau berjalan bersama-Nya di jalan ini akan menjadi pemenang dalam perjuangan melawan dosa, penderitaan dan kematian.

Karena Yesus tahu tentang tujuan ini maka Ia tidak gentar sedikit pun meskipun Dia tahu akan ada perlawanan untuk menangkap-Nya dan mengadili-Nya dengan cara tak adil, atau Dia tahu bahwa akan menghadapi siksaan kejam tanpa perikemanusiaan, walaupun Dia tahu akan memikul salib berat menuju Golgotha dan di sana akan disalibkan, Ia tetap maju dalam sorak sorai rakyat yang sama-sama berseru: Hosana Putera Daud…!

Yesus tidak takut akan semuanya ini dan menurut nabi Yesaya dalam bacaan pertama: “Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku” (Yes 50:4-7). Allah sendiri yang merencanakan dan menolong-Nya.

Yesus tahu semua ini adalah rencana Allah dan Ia harus taat kepada Allah yang mengutus-Nya, Ia tidak memberontak dan juga tidak mau berpaling ke belakang untuk melarikan diri, tetapi sebaliknya memberikan punggungnya untuk didera dan disiksa. Rencana Allah ini bukan rencana kejahatan tetapi rencana kemenangan. Rencana untuk memulihkan hubungan yang telah putus antara Allah yang mahakudus dan manusia yang berdosa. Sebelum semuanya ini terjadi, dalam pewartaan-Nya, Yesus telah memperkenalkan sikap Allah yang penuh belaskasih kepada semua orang. Maka arakan kemenangan ini adalah arakan kemenangan kita, sebab Tuhan berpihak kepada kita dan menyelamatkan kita. Kata St. Paulus:“dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi” (Fil 2:8-10).

Dalam dunia politik dengan azas demokrasi di atas orang bereforia demi jabatan, nama besar, kekuasaan, harta dll karena itu orang bisa mengejarnya dengan menghalalkan segala cara, namun dalam dunia Yesus, eforia itu dilakukan demi kemuliaan nama Bapa-Nya dan demi keselamatan seluruh umat manusia. Ia merendahkan diri-Nya bukan demi jabatan, nama besar serta kehormatan, kuasa atau pun harta melainkan demi keselamatan manusia seutuhnya. Itulah kemenangan-Nya bagi kita hari ini. Maka kalau kita tahu bahwa penderitaan kita akan menuju sebuah kemenangan iman agar bisa diselamatkan dari dosa,  Allah pasti menolong kita. Di balik ketidakberdayaan kita, akan ada kuasa yang memberdayakannya, yakni kuasa dari Yang Mahakuasa…!

Adhitz Ads