(Minggu Panggilan Sedunia)
Di saat kekristenan, khususnya Gereja Katolik, berkembang pesat di seluruh Eropa sangat banyak keluarga mendorong anak-anaknya agar mau menjadi imam dan biarawan/ti, supaya bisa menjadi missionaris dan bekerja di mana saja di sudut-sudut dunia ini. Mereka meninggalkan segala-galanya dan rela diutus ke mana saja Tuhan mau melalui pimpinan biara mereka masing-masing. Disemangati oleh kuasa Roh Kudus, mereka tidak takut apa pun dalam menjalankan misi mereka di mana saja, bahkan mereka bergembira karena merasa bahwa panggilan yang mereka terima ini akan menjadi berkat bagi banyak orang.
Di saat kekristenan, khususnya Gereja Katolik, berkembang pesat di seluruh Eropa sangat banyak keluarga mendorong anak-anaknya agar mau menjadi imam dan biarawan/ti, supaya bisa menjadi missionaris dan bekerja di mana saja di sudut-sudut dunia ini. Mereka meninggalkan segala-galanya dan rela diutus ke mana saja Tuhan mau melalui pimpinan biara mereka masing-masing. Disemangati oleh kuasa Roh Kudus, mereka tidak takut apa pun dalam menjalankan misi mereka di mana saja, bahkan mereka bergembira karena merasa bahwa panggilan yang mereka terima ini akan menjadi berkat bagi banyak orang.
Kami, umat katolik di Flores mengenal
begitu banyak missionaris, imam dan bruder
dari Serikat Sabda Allah dan missionaris suster SSpS serta ordo lain yang
berasal dari pelbagai kebangsaan, seperti Belanda, Jerman, Hongaria, Polandia, Slowakia,
Swiss dll. Kehadiran mereka di Nusa Bunga ini sungguh membawa kemajuan dalam
iman akan Yesus Kristus. Misi Katolik menjadi semakin berkembang ketika para
missionaris itu, baik laki-laki maupun perempuan, membuka sekolah-sekolah di
mana saja hingga ke kampung-kampung. Dari sekolah-sekolah inilah muncul para
awam, terutama guru-guru dan juga bertumbuhnya panggilan menjadi imam sehingga
dibukanya seminari-seminari.
Sesudah lebih dari ratusan tahun,
sejak tahun 1980-an Gereja Katolik Flores mulai mengirim missionarisnya,
terutama dari Tarekat Sabda Allah, ke mana saja ke seluruh dunia, seperti ke
Eropa, Amerika Selatan, Tengah, dan Amerika Serikat, Australia, Afrika, dll. Sebagaimana
para missionaris yang datang ke Flores dahulu memiliki semangat untuk bermisi
demikian juga sekarang para missionaris yang diutus ke negara-negara tersebut
memiliki semangat yang sama. Mewartakan sabda Tuhan sambil berbuat baik. Dengan
melihat itu kita dapat menyimpulkan bahwa, Tuhan tak pernah berhenti bekerja
menawarkan belaskasih-Nya bagi segenap umat manusia yang belum mengenalnya.
Minggu misi tahun 2016 ini, Paus
Fransiskus mengambil thema: Gereja,
Bunda Kaum Terpanggil…! Dalam surat gembalanya ini, Paus Fransiskus
menekankan beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan oleh segenap umat
katolik bila kita berdoa dan berbicara tentang panggilan kita di dalam Gereja :
Panggilan
lahir, tumbuh dan ditopang oleh Gereja.
- Lahir: Gereja adalah kumpulan orang berdosa, namun dalam kelemahan ini setiap anggota Gereja sadar akan kebersamaannya untuk tetap bersatu hati, merasa senasib dan seperjuangan untuk mencapai keselamatan. Semangat sehati ini senantiasa menyemangati mereka yang tergerak hatinya untuk mendengarkan panggilan Tuhan, sebab dalam persekutuan hidup sehati ini mereka telah mengenal dan belajar bagaimana hidup saling mengasihi satu sama lain dalam semangat berbagi. Mengikuti Tuhan secara khusus adalah pemberian diri total untuk berbagi kasih kepada semua.
- Tumbuh: Pengalaman akan Allah tumbuh melalui komunitas.
Dalam hal berbagi kasih ini, mereka yang terpanggil ini perlu mengenal pelbagai komunitas religius supaya membantu mereka mengenal pengalaman apostolik bersama anggota-anggota komunitas yang lain. Sebab Gereja itu kaya dengan kharisma-kharisma Roh Kudus dan ia bertumbuh subur dalam kharisma-kharisma itu sehingga setiap orang boleh merasakan pengalaman Allah di dalam hidupnya dan berdasarkan pengalaman itu ia boleh bersaksi tentang Kristus yang datang menyelamatkan umat manusia.
- Ditopang oleh Gereja: Perjalanan panggilan di dalam Gereja tidak berakhir begitu saja, tetapi berlanjut dalam kesiapsediaan seseorang untuk melayani di mana saja ia dibutuhkan. Misi Paulus dan Barnabas adalah contoh yang bagus tentang kesiapsediaan untuk melayani Gereja. Mereka diutus oleh Roh Kudus dan jemaat Antokhia, lalu mereka kembali ke komunitas yang sama dan menceritakan segala pengalaman yang dikerjakan Tuhan sendiri atas mereka (Kis 13:1-4.14:27). Topangan dari sesama dalam Gereja merupakan kekuatan yang dapat membantu seseorang dapat menjalankan komitmennya dengan baik.
Dan juga dengan memperhatikan aspek sebagai anggota Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik, kita berusaha memperteguh persatuan kita sebagai pengikut Yesus Kristus, dalam iman yang kokoh, harapan yang teguh dan kasih yang menyelamatkan, sehingga sampai akhir zaman panggilan kita untuk mewartakan belaskasih Allah tak akan pernah berhenti melalui orang-orang yang bersedia mengikuti panggilan-Nya.
Tugas memberi hidup kepada domba-domba-Nya, secara khusus umat Kristiani, bukan hanya tugas dari Yesus Kristus sendiri, tetapi tugas dari siapa saja yang telah menjadi pengikut-Nya, teristimewa mereka yang terpanggil menjadi imam, biarawan/ti. Tuhan telah datang menawarkan rahmat belaskasih-Nya - keselamatan kekal kepada semua orang, namun tawaran ini belum didengar atau diketahui oleh semua, maka Tuhan membutuhkan kita untuk melanjutkan tugas ini, seperti halnya para missionaris yang telah datang ke negeri kita atau sekarang kita mengirimkan para missionaris kita ke mana saja ke segenap penjuru dunia.
Akan tetapi sesungguhnya saat ini, yang
paling penting adalah, bagaimana kita menjalankan misi belaskasih Allah di dalam
lingkungan kita masing-masing. Sesuai dengan potensi yang kita miliki kita
diutus untuk menawarkan rahmat belaskasih itu kepada siapa saja yang ada di
sekitar kita. Dalam lingkungan kerja kita masing-masing, kita mempunyai sesama
saudara, dan mereka itu adalah domba-domba, milik Tuhan yang harus diselamatkan…!