Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Kamis, April 28, 2016

SUKACITA-KU PENUH PADA-MU…!

Kami mempunyai satu panti bagi saudara-saudari, anak-anak cacat fisik dan mental yang diasuh oleh satu kongregasi biarawati. Tahun ini panti itu memasuki usia 50 tahun. Suatu waktu selama seminggu, saya melayani ekaristi harian untuk komunitas panti tersebut dan hari ini ikut sarapan pagi bersama mereka. Apa yang saya saksikan dan apa yang diceritakan suster pengasuhnya, yaitu di panti ini sangat terasa ada sukacita yang penuh, karena setiap anggotanya berusaha menghibur satu sama lain dengan guyon-guyon segar dan adegan-adegan lucu. Di saat sarapan pagi hari ini kami semua bisa tertawa terpingkal-pingkal karena salah seorang dari mereka menyanyikan sebuah lagu dan semua ayat lagu ini tidak kami ketahui artinya karena dinyanyikan dalam bahasanya sendiri, bukan bahasa Indonesia dan juga bukan bahasa daerahnya. Teman-temannya yang lain yang mendengar lagu itu, membuat komentar lepas masing-masing dan suasana pun menjadi amat riang. Lalu suster pengasuhnya memberitahu saya, kalau romo ingin menikmati suasana sukacita seperti ini datanglah ke komunitas kami. Inilah suasana harian kami di sini sepanjang hari.

Tuhan Yesus dalam  wejangan perpisahannya hari ini mengajak para murid-NYA agar selalu tinggal dalam kasih-NYA, sama seperti Dia tinggal dalam kasih Bapa-NYA. Mendengar amanat seperti ini tentu kita ingat akan hukum kasih yang disampaikan Tuhan kepada kita, yaitu: kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Dua hukum ini adalah hukum utama. Pengalaman sukacita yang saya alami di tengah saudara-saudari yang "disable" ini adalah sebuah pengalaman bagaimana mengasihi Allah dalam bentuk menciptakan suasana sukacita di antara sesama dalam komunitas. Setiap pagi mereka mengikuti ekaristi sebagai tanda mencintai Tuhannya, akan tetapi kasih itu tidak cukup sampai di situ. Mereka juga tahu bagaimana menerjemahkan kasih itu di antara mereka sendiri sehingga terwujudlah cita-cita Kristus: mengalami sukacita penuh. Kedatangan Yesus ke dunia ini bertujuan menunjukkan kasih Allah kepada kita. Dia rela menjadi manusia seperti kita, hidup dalam kemiskinan, rela dihina dan diperlakukan dengan tidak adil, tetap rendah hati dan mau menderita untuk keselamatan kita, sehingga manusia dapat memperoleh kembali martabat hidup-NYA sebagai citra Allah. Karena itu Ia mengajak para murid agar selalu tinggal dalam kasih-NYA dan bersikap rendah hati supaya pengalaman sukacita sebagai anak-anak Allah dapat dirasakan secara penuh, tanpa kekurangan sedikit pun (bdk. Kis 15:9-11).

Karena hukum kasih ini jauh lebih tinggi dari segala hukum yang lain, maka dalam konsili pertama di Yerusalem, Petrus, Paulus dan Barnabas bersatu dalam pandangan mereka untuk tidak membebankan jemaat baru dari bangsa lain dengan aturan hukum Yahudi. Ada sebuah pernyataan singkat tetapi bagus dari Paulus dalam bacaan pertama hari ini: "kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah". Yang terpenting bahwa, mereka percaya kepada Tuhan, menyembah-NYA dengan benar dan baik dan menjauhkan diri dari dosa-dosa serta hidup dalam kebenaran seturut kehendak Allah. Dengan kesepakatan itu bebaslah bangsa-bangsa lain dari beban hukum Yahudi terutama harus disunat dst. Dengan keputusan ini, maka penuhlah sukacita bangsa-bangsa lain karena dapat menjadi pengikut Yesus, hanya dengan pembaptisan, tanpa kewajiban mengikuti hukum Yahudi (Kis 15:7-21).

Pada masa kini, dalam evangelisasi baru - menggarisbawahi pentingnya pengalaman akan kehadiran Tuhan membuat banyak orang bertobat, seperti pengalaman para anggota jemaat perdana. Pengalaman kasih Allah di zaman ini sejak Gereja perdana sungguh membaharui hati setiap orang yang percaya dan mereka semua berjuang untuk memelihara hidup dalam kasih dengan sesama. Pengalaman ini telah mengobarkan hati banyak orang untuk menjadi saksi Kristus tanpa takut dan gentar, lalu mereka pergi ke mana-mana dan memberi kesaksian tentang pengalaman kasih Allah yang sama itu kepada orang lain. Bila ada cinta kasih dan sukacita di situ ada Tuhan. Bila kita sanggup menciptakan sukacita, kita sudah menghadirkan Tuhan dan mewartakan kabar sukacita-NYA…!

Adhitz Ads