Herman
adalah seorang sopir yang sangat setia dan telah bekerja puluhan tahun pada
tuannya yang memiliki perusahaan meubel. Perusahaan itu sudah sangat maju dan
memiliki banyak cabang di kota-kota lain. Kemana saja tuannya pergi Herman
selalu menemaninya. Tuannya sangat senang pada Herman karena dalam
perjalanan jauh ke luar kota ia sering bercanda, membuat cerita-cerita lucu yang
membuat tuannya tertawa sampai terpingkal-pingkal. Pada suatu saat, dalam
perjalanan yang jauh, sejak start dari rumah hingga hampir tengah hari Herman
banyak diam dan tidak bercerita apa-apa, hanya menjawab apa yang ditanya oleh
tuannya. Pak Paul, demikian nama tuannya itu, akhirnya bertanya kepada Herman:
"Man, kenapa koq diam saja. Mana cerita-ceritamu yang lucu-lucu
itu?". Lirik sebentar kepada tuannya ia menjawab: Bagaimana mau lucu-lucu
pak, semalam saya didatangi pemilik kos saya dan memberitahu agar bulan depan
saya serta anak istri saya harus pindah dan cari kos baru. Memang saya sudah
tinggal 10 tahun di situ dan kalau mau diperpanjang ia minta tambah 5 juta dan
dengan demikian saya harus membayar banyak setiap tahunnya.
Pak
Paul terhenyak dan langsung merasa iba sekaligus bersalah, ternyata baru
sekarang dia tahu bahwa meskipun Herman sudah melayani dia puluhan tahun,
Herman masih tinggal di rumah kos, karena memang gaji Herman kecil masih di
bawah UMR di kotanya. Menyadari keadaan Herman dan keluarga seperti itu,
tuannya Pak Paul langsung berkata: "Man, jangan kuatir, kalau pulang nanti
kita bicarakan bersama dengan istri saya". Sesudah mendapat peneguhan itu,
Herman terdiam dan berdoa dalam hatinya, semoga janji tuan saya ini merupakan
jawaban atas novena keluarga kami selama 2 tahun terakhir ini. Perjalanan kali
ini menggembirakan karena pesanan meubel tiba-tiba melimpah beberapa kali lipat
dari tahun-tahun sebelumnya. Hati Pak Paul dipenuhi sukacita. Setiba di rumah
ia memanggil Herman di depan istrinya. Kepada istrinya Pak Paul menjelaskan
keadaan Herman dan keluarganya. Istrinya mendengar penuh perhatian. Setelah
mendengar cerita suaminya, tanpa basa basi istri Paul mengatakan: kita beli
satu rumah untuk Herman dan keluarganya dan gaji dinaikkan saja, karena ia
sudah menjadi seperti saudara bapa sendiri sebab ia telah mengabdi puluhan
tahun, sebelum kita menikah. Kita beri hadiah kepadanya atas kesetiaan itu.
Hati Pak Paul lega dan ia setuju dengan istrinya. Janjinya kepada Herman
ditepati. Setelah mendapatkan rumah, Herman bersama istri anaknya pindah ke
rumah yang bagus dan menjadi miliknya. Perusahaan meubel pak Paul semakin
berkembang. Kesetiaan, ketulusan dan kejujuran serta pengabdian tanpa pamrih
dari Herman kepada tuannya, menjadi berkat baginya dan keluarganya. Pendidikan
anak-anaknya dibiayai oleh keluarga Pak Paul.
Jika
kamu tinggal dalam Aku, demikian kata Yesus, maka mintalah apa saja yang kamu
kehendaki dan kamu akan menerimanya. Inilah sepenggal sabda Yesus dari warta
gembira hari ini. Tinggal dalam Allah, hidup bersama Allah, mengikuti kehendak
Allah, setia mengabdi kepada Allah dalam ketekunan, kejujuran dan ketulusan
adalah kebajikan yang menggembirakan hati Allah dan hati siapa saja yang
berkehendak baik. Cara hidup dan pengabdian yang demikian diumpamakan Yesus
sama seperti ranting anggur yang melekat pada pokoknya. Setiap saat ranting itu
mendapat makanan dan minuman dari pokoknya, sehingga ranting itu berbuah lebat.
Ketulusan dan kejujuran Herman tinggal pada pokoknya menyebabkan dia mendapat
rahmat berlimpah dan pada waktunya ia mendapat hadiah. Janji Allah kepada
manusia tak mungkin tidak dipenuhi. Sebab Ia adalah Allah yang berbelaskasih
dan setia pada janji-Nya (bdk Yoh 15:1-8).
Demikianpun
Paulus dan Barnabas memperoleh kegembiraan besar dalam pelayanan mereka di
kota-kota di mana mereka mewartakan sabda Tuhan. Yang lebih mengherankan lagi
bahwa banyak bangsa lain di luar bangsa Israel bergabung menjadi anggota Gereja
Kristus. Karya pewartaan mereka disertai dengan mujizat-mujizat yang luar biasa.
Apa yang dijanjikan Tuhan kepada mereka semuanya terpenuhi. Allah melakukan
segala-galanya demi keselamatan orang-orang yang percaya melalui para rasul
itu. Ketika syering ini didengar oleh orang-orang Farisi yang telah percaya,
mereka lalu menyampaikan syarat bahwa orang-orang yang bukan Yahudi boleh diterima
menjadi pengikut Yesus dengan syarat, yakni harus disunat. Para rasul itu
berkumpul dan bersidang, maka terjadilah kemudian konsili pertama di Yerusalem
(Kis 15:1-6).
Dalam teks-teks Injil kita tidak pernah mendengar dan membaca adanya tuntutan bahwa bila menjadi pengikut Yesus, seseorang harus disunat. Ia hanya berkata, "barangsiapa mau menjadi murid-Ku, ia harus meninggalkan segala-galanya dan rela memikul salib-Ku". Apa yang dilakukan Herman terhadap tuannya adalah pengabdian tanpa syarat. Ia cuma bermodalkan kejujuran dan kesetiaan untuk tetap tinggal pada tuan yang sama dan mengabdinya dengan tulus sampai mati. Karena kebajikan itu ia dan keluarganya mendapat hadiah istimewa. Novenanya selama 2 tahun tidak sia-sia. Hidupnya diberkati Tuhan secara melimpah. Jika kamu tinggal dalam Aku, mintalah apa saja kepada-Ku, Aku akan melakukannya…!