Bagaikan
seorang anak yatim piatu, banyak orang di dunia ini senantiasa mencari Allah
dan bertanya: di manakah Engkau Tuhan…? Siapa Allah kita…? Orang-orang atheis
lebih ekstrim lagi mengatakan: "Tidak ada Tuhan…!", karena kami tidak
melihat-Nya. Pertanyaan atau sikap seperti ini pada manusia bukanlah hal baru
tetapi pertanyaan yang akan terulang terus menerus dari zaman ke zaman, sebab
tidak semua orang memiliki pandangan dan sikap yang sama terhadap Allah yang
tidak kelihatan.
Ketika
Tuhan Yesus berbicara tentang siapa Dia dan siapa Bapa-Nya, murid-muridNya
masih juga meminta: Tunjukkan Bapa itu kepada kami…! Yesus menjawab: "Barangsiapa
telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa". Jawaban Yesus ini mau
menegaskan kembali jawaban Yesus sebelumnya: Aku dan Bapa adalah satu. Karena
itu para murid tidak perlu lagi menagih kepada Yesus agar menunjukkan Bapa
kepada mereka. Allah menjelma menjadi manusia di dalam diri Yesus. Bapa ada di
dalam Yesus dan Yesus di dalam Bapa. Apa yang dilakukan Yesus adalah pekerjaan
Bapa. Dengan demikian kita tidak berbicara lagi tentang mencari Allah atau
bertanya tentang Allah. Allah ada di dalam diri Yesus Kristus. Secara jasmaniah
persatuan daging antara Bapa dan Putera itu sulit dimengerti, tetapi dalam
dunia roh persatuan itu mudah dipahami karena Allah itu roh. Roh Allah dapat
masuk dan bekerja di dalam diri manusia, sebagaimana Roh Kudus bekerja dalam
diri kita. Persatuan itu menjadi lebih mudah lagi dipahami karena sesudah kebangkitan-Nya,
Yesus telah bersatu dengan Bapa dalam Roh. Maka ketika saat itu Yesus berbicara
dengan rasul-rasul secara jasmani Yesus meyakinkan mereka bahwa Roh Bapa hadir
dan bekerja di dalam Dia (Yoh 14:7-14).
Digerakkan
oleh Roh Allah itu Barnabas dan Paulus berada di Antiokhia dan terus menerus
mewartakan Injil Tuhan. Namun orang-orang Yahudi mulai menolak mereka karena
iri hati. Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: "Memang
kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya
dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu
kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan
kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung
bumi." (Kis 13:46-47). Mulai saat itu mereka mewartakan kabar
gembira kepada bangsa lain, sesuai amanat Roh Tuhan. Bangsa-bangsa ini sangat
bersukacita karena mereka diterima sebagai anggota keluarga Allah tanpa membeda-bedakan
asal usul mereka. Mereka mengerti apa yang dikatakan Paulus dan Barnabas,
bahkan mereka merasa bahwa kedua rasul ini telah menunjukkan kebenaran yang
mereka cari.
Mungkin
karena banyaknya masalah - persoalan hidup yang tak terselesaikan dalam hidup
ini, kita juga ikut bertanya, di manakah Allah…? Mengapa Tuhan diam saja dan
tidak mau mendengarkan doa serta keluh kesah kami, dst…? Di saat seperti itu
kita sering merasa seolah-olah kita dijauhkan dan ditinggalkan Tuhan. Tuhan itu
roh dan tak dapat dilihat, namun Yesus sendiri telah bersabda: "Aku
menyertai kamu sampai akhir dunia. Aku tidak akan meninggalkan kamu seperti
yatim piatu". Di dalam setiap pergulatan, di dalam setiap masalah Tuhan
selalu ada sesuai janji-Nya. Bagaimana dan kapan Ia mendengarkan serta
menyelesaikan semua pergumulan kita, waktu Tuhanlah yang menjawabnya…!