Dalam
bacaan pertama hari ini St. Petrus memberi nasihat agar kita selalu sadar dan
berjaga-jaga. Mengapa…? Sebab: "Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama
seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" (1
Ptr 5:8). Lukisan Petrus ini bukan sebuah cuma sebuah pengandaian, tetapi
sebuah kenyataan (mengaum-ngaum seperti singa. Berarti setan itu sifatnya kejam
dan jahat, suka mencari mangsa dan mencaplok mangsa itu dengan merasukinya,
sehingga orang atau pun hewan yang dirasukinya bisa sakit atau berada dalam keadaan
bahaya. Jika demikian bagaimana kita melawan setan atau si jahat ini…? Petrus
dengan singkat mengatakan: "Lawanlah Iblis dengan iman yang teguh".
Iman yang kepada siapa…? Tidak lain kepada Tuhan Yesus. Sebab setan itu sangat
takut kepada Tuhan. Di dalam ke empat Injil selalu ada cerita bahwa ketika
orang yang kerasukan setan melihat
Yesus, setan sering minta belaskasihan, atau orang yang kerasukan itu berteriak
dan setan segera menyingkir pergi. Setan takut, ia tidak bisa melawan kuasa
Allah, sebab Iblis itu sudah dicampakkan Allah ke dalam neraka. Maka agar kita
bisa bertumbuh dalam iman akan Yesus, tak ada usaha yang paling baik dari pada
selalu bersatu dengan Tuhan Yesus dalam segala hal, baik dalam doa, ekaristi,
maupun dalam mendengarkan sabda-Nya sembari berpuasa ataupun bermatiraga.
Yesus
sendiri dalam perutusan para murid, menurut Injil hari ini, "Tanda-tanda
ini akan menyertai orang-orang yang percaya:
mereka akan mengusir setan-setan
demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak
akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang
sakit, dan orang itu akan sembuh." (bdk Mrk 16:15-20). Sabda ini
mengandung janji sekaligus pemberian kuasa bahwa para pengikut-Nya, orang-orang
percaya bisa mengusir setan demi nama Yesus. Karena itu dalam doa pengusiran
setan kita sering mendengar doa yang berbunyi: "Demi nama Yesus, aku mengusir engkau iblis, keluarlah dari orang
ini dan jangan pernah engkau kembali lagi". Akan tetapi kalau setannya
bandel dan tetap merasuki seseorang, maka hendaknya kita juga memakai
sarana-sarana tambahan lainnya misalnya mereciki penderita dengan air berkat
atau memberi garam berkat, salib, rosario, dll.
Dalam
hubungan dengan ini, mungkin Anda bertanya, bagaimana kita mendoakan orang yang
dirasuki setan…? Menjawab pertanyaan ini saya hanya dapat mengatakan, Anda perlu belajar secara khusus tentang
bagaimana berdoa untuk mengusir setan. Jika Anda belum mempelajarinya dengan
benar dan baik, panggillah imam dan orang lain supaya bersama-sama mendoakan si
penderita itu. Setan itu adalah roh yang tidak mudah ditakhlukan, jika kita salah
berdoa, ia akan datang lagi dengan jumlah yang lebih banyak dan tentang hal ini
Yesus telah mengingatkan kita dalam sabda-Nya: "Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke
tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya,
ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka
pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapi teratur. Lalu ia
keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya, dan mereka
masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari
pada keadaannya semula." (Luk 11:24-26).
Pada
zaman ini terjadi banyak kesulitan dalam pelayanan doa pengusiran setan karena :
Pertama, orang tidak bisa membuat
"discernment" - membedakan roh, apakah seseorang itu sakit karena
dirasuki setan ataukah karena luka batin, sebab reaksi penderitaan dari kedua
kasus ini bedanya sangat tipis sehingga seseorang perlu memiliki karunia membedakan
roh supaya tidak salah berdoa.
Kedua, si pendoa (imam atau awam)
salah melakukan diagnosa atas penderitaan seseorang dan sering memvonis semua
penyakit disebabkan oleh roh jahat. Sama seperti si pendoa yang diagnosanya melebihi
dokter spesialis, lalu menasihati si sakit hanya boleh makan pisang, keladi
atau singkong, dan semua yang bergisi tinggi jangan dimakan.
Ketiga, dalam banyak keuskupan belum diangkat
seorang imam yang memiliki tugas khusus mengusir setan. Uskup memberi wewenang
kepadanya atas nama Gereja supaya imam dapat bertindak sebagai exsorcist. Imam
yang diangkat itu tentu saja dengan persyaratan khusus.
Namun,
seperti nasihat Petrus, kita semua perlu memiliki iman yang teguh supaya secara
pribadi kita masing-masing memiliki senjata untuk melawan godaan setan sehingga
kita tidak menjadi makanan empuk dari "bapa
segala dusta" ini, Amin.