Dalam
bukunya Mujizat di Zaman Modern, Sr.
Briege Mc. Kenna, menceritakan pelbagai mujizat yang dia alami sendiri dan yang
dia lihat terjadi pada orang-orang yang mengalami mujizat itu ketika dia
berkeliling dunia melayani retret untuk para imam, biarawan/ti maupun untuk
umat lainnya. Cerita yang sama dikisahkan juga oleh Francis Mac Nutt, OP dalam
bukunya tentang Penyembuhan. Banyak
juga cerita yang lain dari pengalaman Rm. Yohanes Indrakusuma, CSE dan para
imam lainnya tentang mujizat penyembuhan yang dikerjakan Tuhan. Bahkan dalam
pelayanan kaum awam yang mengambil bagian dalam karya pewartaan Injil juga
mengalami berbagai penyembuhan Tuhan sehingga membuat mereka semakin giat dalam
pelayanan itu, sebab semakin banyak orang datang memohon doa-doa mereka.
Kesimpulannya, tanda dan mujizat Tuhan tetap menyertai karya para murid-Nya sampai
akhir dunia.
Pelayanan
para rasul pada masa Gereja perdana selalu disertai tanda-tanda dan mujizat
Tuhan, terutama dalam hal penyembuhan-penyembuhan, karena ke mana saja mereka
pergi dan mengajar, dari mana-mana orang berbondong-bondong datang mengikuti
mereka. Kisah Para Rasul hari ini menceritakan hal yang sama, bahkan menyentuh
bayangan para rasul saja orang-orang sakit itu menjadi sembuh. Ketika Yesus
menampakkan diri kepada rasul Yohanes di pulau Patmos, St. Yohanes dalam kitab
Wahyu menulis demikian: "Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di
depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya
di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang
Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai
selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut. Karena itu
tuliskanlah apa yang telah kau lihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang
akan terjadi sesudah ini" (Why 1:17-19). Yesus itu Allah yang hidup bukan
Allah yang mati, sebab Ia memang telah bangkit dari alam maut. Ia tetap
melakukan mujizat-Nya dalam pelayanan para murid-Nya karena memang Ia sendiri
tetah berjanji akan menyertai hidup dan karya mereka sampai selama-lamanya,
termasuk melalui kita yang hidup di zaman ini dan seterusnya dalam kehidupan
orang-orang yang percaya kepada-Nya.
Sikap
tidak percaya atau masa bodoh tentang mujizat Tuhan yang tak pernah berhenti
ini, adalah sikap yang dicela Tuhan, sama seperti Ia mencela sikap Thomas
Didimus yang tidak percaya akan kebangkitan-Nya. Kehadiran Allah dalam diri
Yesus Kristus tak terbatas oleh waktu, ruang dan tempat. Kuasa-Nya, melalui Roh
Kudus yang memberikan karunia-karunia Allah, pun tak terbatas, Tuhan tetap
melakukan apa yang telah Dia rencanakan dalam pelayanan Gereja sampai akhir
dunia. Rencana Allah bukan hanya terlaksana dalam diri para rasul tetapi semua
orang yang percaya kepada-Nya, termasuk Anda dan saya.
Menyangsikan
terjadinya mujizat Tuhan dalam hidup dan karya kita dewasa ini adalah suatu
kelemahan iman yang perlu dikoreksi, kita perlu bertobat. Sikap tidak atau
kurang percaya akan menghalangi pekerjaan Tuhan dalam segala hal, menghalangi
terjadinya mujizat-mujizat dan tanda-tanda, menghalangi aliran rahmat Ilahi
yang dicurahkan tak hentinya atas hidup manusia, menghalangi
pemberian-pemberian karunia Roh Kudus. Kiranya Tahun Yubileum Kerahiman Ilahi
ini sanggup memperbaiki iman dan harapan kita untuk kembali percaya akan BELAS KASIH ALLAH YANG TANPA BATAS bagi
segenap umat-Nya, lalu bertobat dan mengatakan seperti Thomas: Ya Tuhanku dan Allahku…!