Pasutri Mikhael dan Leonarda menghadap altar Tuhan
dengan janji setia dalam untung dan malang di saat menerima sakramen
perkawinan. Janji setia itu mereka hayati dari waktu ke waktu tiada putusnya
dalam doa penyerahan keluarga setiap malam bersama anak-anak. Meski demikian
cinta dan komitmen mereka sering juga dilanda tantangan dan godaan berat,
teristimewa di saat-saat terjadinya krisis karena usia perkawinan dan krisis
karena usia alamiah manusia. Namun mereka mengakui dan bersaksi bahwa komitmen
kesetiaan yang mereka ucapkan setiap malam dalam doa khusus pasutri telah
sangat membantu mereka hingga akhir hayat mereka masing-masing. Mereka dikaruniai
4 orang anak, dua lelaki dan dua perempuan. Satu anak lelaki menjadi imam
diosesan di salah satu keuskupan di negeri ini. Pasutri ini berkanjang hingga
masuk usia hidup 80-an tahun dan meninggal hanya dalam perbedaan waktu seminggu
satu dengan yang lain. Mikhael meninggal seminggu lebih dahulu dan disusul
istrinya Leonarda. Pasangan ini sungguh menikmati kebahagiaan sehidup semati, karena
cinta dan kesetiaan.
Setia dan jujur adalah dua sifat yang paling
disenangi oleh setiap manusia yang berintegritas. Sepanjang sejarah manusia
dari zaman ke zaman semua orang memuji orang-orang setia dan orang-orang jujur,
kecuali para penjahat, penipu dan pencuri serta para koruptor. Bacaan pertama
hari ini menceritakan tentang perkembangan Gereja Perdana yang sudah diuji dengan
banyak penganiayaan. Akibatnya para pengikut Yesus Kristus menyebar ke
mana-mana yaitu ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia. Mereka terus menerus
mewartakan nama Tuhan dan mulanya pemberitaan mereka hanya kepada orang Yahudi
tetapi kemudian kepada orang Yunani. Karena perkembangan ini, maka jemaat di
Yerusalem mengutus Barnabas ke Antiokhia. Barnabas melihat bahwa kasih karunia
Allah sungguh-sungguh hidup di tengah mereka, maka ia menasihati mereka agar
tetap setia kepada Tuhan sampai mati. Barnabas meminta bantuan Paulus lalu keduanya
bergabung dan tinggal lama di Antiokhia, sehingga di tempat inilah para
pengikut Yesus pertama kali disebut Kristen. Barnabas dan Paulus adalah dua
orang yang sangat setia dan jujur pada Tuhan yang mereka percaya, kehidupan keduanya
menjadi contoh yang baik bagi jemaat baru di Antiokhia, sehingga mereka pun
meminta agar jemaat ini harus tetap setiap pada Tuhan dan pada ajaran yang
benar (Kis 11:19-26).
Aku dan Bapa adalah satu, tak terpisahkan. Hakekat
persatuan ini terjadi karena Aku, yaitu Yesus Kristus setia pada Bapa-Nya dan
Bapa juga setia pada Putera-Nya. Semua kebenaran ini telah nyata dalam tindakan
Kristus yang melakukan pekerjaan Bapa-Nya, baik dalam kata maupun dalam
perbuatan-Nya, entah melalui hal-hal biasa maupun melalui mujizat-mujizat. Ketika
Yesus digugat oleh orang-orang Yahudi dengan pertanyaan yang meragukan semua
tindakan-Nya, Yesus menjawab, semua keraguan itu terjadi bukan karena Dia
tetapi kerena orang-orang Yahudi tidak percaya (bdk Yoh 10:22-30). Kesetiaan
Kristus kepada Bapa, karena Ia mencintai Bapa dan Bapa mencintai Dia. Kesetiaan
kita pada Tuhan karena kita mencintai Tuhan dan kita juga percaya Tuhan
mencintai kita. Setia lahir dari cinta dan kejujuran dalam komitmen cinta. Kalau
cinta itu memudar, ia akan berefek pada ketidaksetiaan. Ketidaksetiaan akan
melahirkan ketidakjujuran.
Mengapa orang Antiokhia harus tetap setia? Karena
Barnabas tahu dan percaya Allah itu selalu mencintai umat-Nya dan menyertainya
sampai mereka kembali ke pangkuan-Nya. Cinta itu lebih kuat dari pada maut kata
Paulus. Kalau cinta dipelihara dengan baik maka kesetiaan akan hidup, bertumbuh
dan bertahan hingga selamanya.