Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Jumat, April 15, 2016

MENJADI ALAT PILIHAN TUHAN…!

Tak satupun dari antara manusia yang sanggup memahami rencana dan rancangan Tuhan atas hidupnya. Tuhan dapat memanggil siapa saja dari antara manusia yang bisa dipakai untuk menjalankan rancangan-Nya, entah manusia itu benar atau tidak benar, saleh atau orang berdosa, pandai atau tidak pandai, baik atau tidak. Sebab dalam diri setiap manusia, Tuhan hanya melihat ada citra-Nya, ada nafas kehidupan-Nya, ada tanda tebusan oleh Putera-Nya. Dia mencintai kita secara pribadi, tak terkecuali.

Saulus itu, seorang ahli Taurat yang merasa dirinya benar dan baik, memegang surat kuasa dari Imam Agung Yerusalem berangkat menuju Damsyik untuk menangkap semua pengikut Yesus Kristus di sana. Dalam hatinya ia telah berniat agar semua yang telah dibaptis menjadi pengikut Yesus Kristus harus dibawa ke pengadilan untuk dihukum mati, seperti Stefanus. Sebagai seorang Yahudi, pembela hukum Taurat, ia merasa diri berhak, atas nama hukum Taurat Musa itu sendiri dan atas nama kuasa tertinggi di Yerusalem, membinasakan jemaat dari agama baru ini, sebab agama baru ini dinilai sesat. Bersama beberapa temannya dia menuju Damsyik dengan mengendarai kuda – binatang yang biasa dipakai untuk berperang; hatinya dipenuhi kesombongan yang bernyala-nyala seperti api, kebenciannya mendidih bagaikan air panas lebih dari ratusan derajat celsius. Ia sudah membayangkan kemenangan berada di pundaknya dan ia akan pulang membawa panji “kemenangan hukum Taurat”.

Sementara semua pikiran kemenangan itu bersinar ceria dalam otaknya, tiba-tiba ia dihadang awan putih yang menyilaukan mata. Kudanya meringkik keras dan berontak ketakutan, Saulus pun terpelanting ke tanah tak berdaya. Kemudian terdengarlah dialog indah seperti berikut: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat." (Kis 9: 3-6). Selanjutnya kita tahu tugas untuk memperbaharui pikiran dan hati Saulus diserahkan kepada Ananias, pemimpin jemaat baru di Damsyik. Saulus bertobat, berbalik 180%: dari menolak Yesus Kristus menjadi pengikut setia Tuhan, dari pembela Taurat yang gigih menjadi guru Kabar Gembira Tuhan yang menulis banyak surat pastoral, dst. Saulus berubah dari alat penentang Yesus Kristus menjadi ALAT PILIHAN YESUS KRISTUS ! Perubahan yang tak pernah terpikirkan oleh siapa pun yang memiliki kuasa besar di Yerusalem atau tak pernah terbayangkan oleh setiap orang Kristen yang ketakutan di Damsyik. Kuasa dan rancangan Tuhan tak pernah bisa ditebak. Ia memanggil siapa saja yang direncanakan-Nya. Ia ingin menyelamatkan siapa saja yang Ia mau. Pemazmur bilang: “Sebab kasih setia-Nya hebat atas atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya”.

Jauh-jauh hari sebelum semua ini terjadi, di rumah ibadat di Kapernaum orang-orang Yahudi bertengkar: Bagaimana Yesus dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” Yesus sendiri memberi jawaban demikian: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. (Yoh 6: 53-56).

Tuhan bukan hanya berkorban dengan wafat di salib tetapi Ia memberi diri-Nya menjadi makanan yang hidup, Ia ingin bersatu dengan kita, supaya oleh kekuatan-Nya kita sanggup bekerja memuliakan nama-Nya dan melanjutkan karya keselamatan-Nya di segala bidang yang kita geluti, dengan menjadi alat pilihan-Nya yang berguna. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku” (Yoh 6:57). Menjadi alat pilihan Tuhan berarti mau bekerja bagi Tuhan dan umat-Nya. Pekerjaan ini bukan pekerjaan enteng. Kita membutuhkan kekuatan surgawi, tubuh dan darah Tuhan sendiri. Kita cuma alat yang dipakai oleh-Nya untuk menjalankan semua pekerjaan itu. Ditopang oleh kekuatan ini kita kuat dan kita bisa. Layak atau tidaknya kita saat ini di hadapan Tuhan, bukalah diri dan serahkan seluruh hidupmu pada rencana-Nya, Amin.

Adhitz Ads