Pasangan Toni dan Tini sudah lima tahun menikah, mereka gelisah karena belum memiliki keturunan. Mereka telah berjuang memeriksakan diri, mencari pengobatan medis dan alternatif tetapi tidak berhasil. Mereka datang kepada seorang imam dan meminta didoakan untuk mendapatkan keturunan. Sesudah keduanya didoakan bersama-sama, imam itu berkata: "Tahun depan Tini akan melahirkan seorang anak". Hambatan dari pernikahan ini ada pada Toni yang terkena kata-kata kutukan dari pacarnya yang pertama. Dia sakit hati dan mengutuk Toni, semoga tidak mendapat keturunan. Imam itu tahu dari suara hatinya dan melakukan doa pembebasan dari kata-kata kutukan itu. Mendengar penjelasan imam tersebut keduanya bersukacita, sambil berkata: Bapa pastor doakan kami terus menerus agar nubuat tadi terpenuhi. Setahun kemudian pasangan ini mendapatkan anak wanita yang cantik. Peristiwa kelahiran ini sungguh merupakan kabar sukacita yang membuat Tono dan Tini merasa sangat berbahagia.
Raja Ahas adalah seorang raja yang hidup pada zaman nabi Yesaya. Melalui
nabi itu Allah menyampaikan pesan agar raja Ahas boleh meminta sesuatu kepada-Nya.
Tetapi Ahas enggan meminta karena ia takut kepada Tuhan, maka sebagai
penghiburannya, Yesaya bernubuat: "Baiklah
dengarkan, hai keluarga Daud…! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga
kamu melelahkan Allahku juga…? Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan
kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan
akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia
Imanuel". (Yes 7:13-14). Nubuat ini diucapkan Yesaya 500 tahun sebelum
Maria mengandung dan melahirkan Imanuel yakni Yesus yang disebut Kristus.
Berita itu disampaikan Yesaya ketika bangsa Israel berada di bawah tekanan
penjajahan bangsa asing di tempat pembuangan. Di tempat pembuangan itu mereka
sungguh menderita, tak berdaya, sebab tidak memiliki kekuatan untuk melawan dan
membebaskan diri. Mereka merasa jauh dari Tuhan. Nubuat Yesaya berupa janji ini
tentu membangkitkan iman mereka untuk bertekun dalam doa sambil berharap semoga
janji itu segera terwujud.
Janji itu kemudian terwujud 500 tahun sesudahnya, ketika Maria menerima
kabar sukacita dari Tuhan melalui malaikat Gabriel. Maria menerima kabar
gembira itu dengan sikap iman dan mengatakan: "Jadilah padaku menurut
perkataanmu itu". Dengan
mengucapkan kalimat ini Maria percaya akan berita itu dan karena itu ia
menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah; dan sejak Maria setuju dengan
kehendak Allah, maka ia pun mengandung dengan kuasa Roh Kudus. Nubuat Yesaya terpenuhi.
Surga bersukacita, para malaikat pun bersukacita. Tahap baru dalam proyek
keselamatan Allah bagi segenap umat-Nya kini hadir di dunia melalui kehadiran
Yesus Kristus yang disebut Imanuel = Allah berserta kita.
Pertanyaannya: mengapa Yesus yang harus datang…? Atau, mengapa Allah yang harus
menjelma menjadi manusia? Penulis Kitab Ibrani bersaksi: " Tidak mungkin
darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Korban dan
persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki
dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut
hukum Taurat. Sungguh, Aku datang untuk
melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang
kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk
selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus" (Ibr 10:4.8.10).
Kabar sukacita terbesar menurut kesaksian Kitab Ibrani ini yaitu bahwa manusia
yang hidup dalam dosa ini tidak ditebus dengan darah binatang, melainkan oleh
darah Ilahi, darah yang berasal dari Allah sendiri, dari kuasa yang mahatinggi,
bukan dari binatang yang derajatnya lebih rendah dari manusia. Dengan darah
Ilahi ini harkat kita yang berdosa dikuduskan dan kita diterima sebagai
anak-anak Allah sekaligus menjadi ahli waris kerajaan Allah. Kerja sama Allah
Bapa yang merencanakan penebusan ini serta Roh Kudus yang melaksanakan karya
agung Allah di dalam diri Bunda Maria telah menghadirkan Yesus, Sang Juru Selamat.
Kabar sukacita ini melampaui uang, harta dan segala kekayaan serta keindahan lainnya
di dunia ini, sebab tanpa Yesus Kristus semua sukacita duniawi tidak mempunyai
arti apa-apa.
Karena itu berbahagialah bila Anda dan saya telah memiliki dan
menerima Yesus sebagai kabar sukacita terbesar dalam hidup ini. Yesuslah yang memperkaya hidup kita dengan rahmat surgawi yang berlimpah-limpah…!