Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Kamis, April 21, 2016

BERBAHAGIALAH KAMU JIKA KAMU MELAKUKANNYA…!



Mulanya Ben bimbang dengan keputusannya, karena merasa diri tidak layak dan tidak mampu. Dalam pikirannya selalu timbul hal-hal negatif, yang membuatnya berkesimpulan bahwa menjadi imam bukan pilihan yang mudah pada zaman ini. Banyak tantangan dan godaannya. Tetapi ketika ia menyampaikan keraguannya kepada seorang imam yang sudah memasuki usia 70-an ke atas, akhirnya Ben memberanikan diri dan berkata: "aku maju karena aku hanyalah alat yang dipakai-Nya". Keberanian itu datang karena imam yang tua itu menceritakan pengalaman hidupnya sendiri dan juga pengalaman St. Yohanes Maria Vianney, pastor dari Ars, pelindung para pastor paroki. Setelah Ben menjadi imam, ia berjuang menghayati imamatnya dengan baik, entah ketika dia bekerja sebagai pastor kaplan, maupun ketika menjadi pastor paroki. Setelah dua puluh lima tahun menjalaninya ternyata ia merasa bahagia dengan pilihannya itu, walaupun ia sering mengalami tantangan dan godaan seperti rekan-rekan imam lainnya.

Kunci kebahagiaan yang dirasakan oleh pastor Ben tidak lain karena ia mengutamakan pelayanan dalam semangat kerendahan hati, sikap seperti seorang hamba yang melayani tuannya. Ia teringat akan pesan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya pada saat perjamuan terakhir: "Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya" (Yoh 13:16-17). Ia melihat semangat itu ada pada pastor yang memberinya nasihat yang baik di atas dan juga pada pastor dari dari Ars, Yohanes Maria Vianney.

Pekerjaan menjadi penjala manusia adalah lapangan kerjanya Tuhan. Namun Tuhan mempercayakan pekerjaan ini kepada manusia karena Tuhan ingin agar kita juga mengambil bagian di dalamnya. Lapangan kerja ini secara sepintas asyik dan menyenangkan, tetapi sesungguhnya pekerjaan ini amat menantang dan berat, karena kita berhadapan dengan manusia-manusia yang memiliki banyak ide dan keinginan, banyak kerinduan tetapi juga persoalan, dengan suka dukanya masing-masing. Misalnya, ayah ibu dalam keluarga dengan cita-cita dan persoalannya sendiri serta anak-anaknya; pemimpin dalam masyarakat berhadapan dengan rakyat yang memiliki kerinduan dan juga masalahnya; guru di sekolah juga berhadapan dengan murid-murid dengan idealisme sendiri beserta persoalannya; pemimpin agama juga berhadapan dengan umat dengan keinginan dan masalahnya. Akan tetapi jikalau kita sadar ini adalah lapangan kerja Tuhan, di mana Ia sendiri  menjadi Pemimpin Agungnya, dan kita hanyalah hamba-hamba-Nya, maka sikap rendah hati seperti seorang hamba merupakan kunci untuk memenangkan sebanyak mungkin jiwa-jiwa ke dalam rumah Tuhan.

Paulus dan teman-temannya berlayar menuju Perga di Pamfilia dan meneruskan perjalanannya ke Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat Yahudi, sesudah membaca hukum taurat dan kitab nabi-nabi, mereka diberi kesempatan untuk mewartakan dan menghibur jemaat yang hadir oleh kepala rumah ibadat. Kesempatan itu dimanfaatkan Paulus untuk mewartakan Injil Yesus Kristus, mulai dengan Perjanjian Lama sampai dengan pemenuhannya dalam diri Yesus Kristus, dalam Perjanjian yang baru. Dari sajian bacaan Kisah Para Rasul hari ini tidak terdapat tanggapan dari jemaat ataupun kepala rumah ibadat. Paulus menyelesaikan tugas pewartaannya dengan baik, menurut apa yang dia tahu dan yakini sebagai seorang ahli taurat dan terpelajar. Sebagaimana biasanya Paulus sering memberi kesaksian tentang apa yang diperbuatnya sebelum dia bertobat. Kesaksian hidupnya sendiri itulah yang membuat dia diterima di mana-mana, meskipun tidak semuanya. Akan tetapi Paulus dan teman-temannya selalu merasa berbahagia dengan pelayanan ini karena mereka tahu dan percaya bahwa mereka hanyalah hamba yang melayani pekerjaan tuannya. Kemana saja mereka pergi mereka selalu mendengarkan perintah dan bimbingan Roh Kudus (Kis 13:13-25).

"Berbahagialah jika kamu melakukannya", kata Tuhan Yesus. Dalam perjalanan sejarah Gereja ada begitu banyak murid Tuhan yang telah melakukan segala-galanya dalam iman, harap dan cinta teguh kepada Tuhan demi sesama manusia yang mereka layani. Mereka semua telah menjadi bunga-bunga indah di taman Tuhan, telah menjadi pahlawan Gereja melalui kesaksian-kesaksian hidup mereka. Kebahagiaan yang mereka rasakan telah membuat mereka tidak menyesal, bahkan selalu bersyukur atas pilihan hidup mereka, entah sebagai pelayan Tuhan di kebun anggur-Nya atau pun sebagai awam di medan baktinya masing-masing. Seperti apa pilihan hidup Anda dan saya, Tuhan ingin menjadikan kita sebagai hamba yang baik dalam melakukan pekerjaan-Nya!

Adhitz Ads