Setiap
lima tahunan negeri kita sibuk dengan pesta demokrasi pemilukada (pemilihan
kepala daerah), pileg (pemilihan legislatif), pilgub (pemilihan gubernur) dan
pilpres (pemilihan presiden). Di ajang ini setiap calon pada jenjang
masing-masing menyampaikan visi misinya kepada masyarakat bahwa dengan
menjalankan visi misi dalam pemerintahannya nanti ia akan membawa kemajuan bagi
daerah, provinsi atau negara yang dipimpinnya. Tujuannya tidak lain agar dari
waktu ke waktu daerah, provinsi dan negara bisa menikmati kemajuan di segala
lini kehidupan masyarakatnya. Sangat diharapkan bahwa sesudah pesta demokrasi
itu selesai, pemimpin yang terpilih bisa menciptakan bumi dan langit yang baru
bagi masyarakatnya, melalui ide-ide yang cemerlang
tetapi terwujud, dengan program-program
nyata tetapi terlaksana, dengan kerja
keras tetapi berhasil membawa masyarakat menikmati kemakmuran dan kesejahteraan.
Itu berarti setelah terpilih para pemimpin ini berusaha mengoptimalkan segala
potensi yang ada dalam pemerintahannya agar mereka bekerja sungguh-sungguh
dengan jujur dan adil, bersemangat bagai pahlawan yang ingin menang, sambil
melibatkan semua komponen masyarakatnya (dari perwakilan rakyat, keamanan, lembaga
agama, LSM, pengusaha, dan generasi mudanya) untuk mengambil bagian dalam
pembangunan yang telah terencana. Orang bilang: "di mana ada semangat dan
ide yang baru, dengan kerja keras dan dedikatif, di sana rakyat akan menikmati
bumi dan langit yang baru". Kita bergembira ketika melihat sudah ada satu
dua kepala daerah, gubernur dan presiden yang bisa menciptakan bumi dan langit
yang baru bagi masyarakat negeri ini.
St.
Yohanes dalam Kitab Wahyu hari ini menceritakan pengalamannya tentang melihat
bumi dan langit yang baru. "Aku melihat langit yang baru dan bumi yang
baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut
pun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun
dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang
berdandan untuk suaminya.......lalu mendengar: "Ia yang duduk di atas
takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!"
(bdk Why 21:1-5a). Bumi dan langit yang baru ini adalah lukisan tentang keadaan
baru yang dialami manusia pada zaman pemerintahan Kristus sebagai Raja alam
semesta, yaitu pada zaman sesudah kenaikan-Nya ke surga, yaitu zaman ini, zaman
di mana semua orang mengobarkan semangat kerja sama dalam kasih sebagaimana
dikatakan Yesus dalam Injil hari ini: "Aku memberikan perintah baru kepada
kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu
demikian pula kamu harus saling mengasihi" (bdk Yoh 13:31-33a.34-35).
Kasih Kristus adalah kasih yang menyelamatkan kita dari dosa dengan
mengorbankan hidupnya, dengan wafat di kayu salib.
Semangat
hidup dalam kasih, menurut Kisah Para Rasul hari ini, dirasakan oleh Paulus dan
Barnabas ketika mereka melintasi wilayah Listra, Ikonium, Antiokhia, Pisidia
dan Pamfilia, Atalia dan Perga. Di tempat-tempat ini mereka diterima dengan
baik dan banyak orang berkumpul mendengarkan pengajaran, lalu mereka berdoa
bersama sambil berpuasa. Pada saat kembali ke Antiokhia mereka memanggil jemaat
berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan
perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain
kepada iman akan Yesus Kristus (bdk Kis 14:21b-27). Di tengah saudara-saudara
dari kota-kota ini mereka melihat adanya sukacita dan kasih karunia yang
mempersatukan mereka dalam kerja sama.
Lukisan tentang bumi dan langit yang baru di
sini, sesungguhnya bukanlah
lukisan penglihatan sesudah zaman akhir, juga bukan suatu idealisme yang nanti
baru akan dirasakan dalam surga bersama Sang Pencipta sesudah kematian, melainkan
suatu keadaan baru di mana kita semua hidup dalam kasih persaudaraan, saling mendukung
dan menolong, saling mendoakan dan menyemangati; di mana para pemimpin bekerja
keras untuk mensejahterakan rakyatnya; di mana rakyat di suatu daerah, provinsi
dan negara ikut aktif dalam membangun dirinya sendiri dengan usaha-usaha sesuai
bidangnya masing-masing; di mana agama-agama saling menghargai satu sama lain;
di mana kaum muda bersemangat mengejar masa depannya dan mencintai pekerjaan
apa saja yang bisa dikerjakan; di mana para pengusaha bekerja bukan hanya
mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri tetapi ikut memakmurkan sesamanya; di
mana keluarga-keluarga menikmati kerukunan dan lestari dalam cinta mereka.
Singkatnya di mana cita-cita Kristus dapat dirasakan secara nyata oleh semua
orang: "……supaya kita semua mempunyai hidup yang berkelimpahan
secara rohani dan jasmani". Dimana
semua orang hidup dalam sukacita lahir dan batin…!