Kata-kata yang baik lahir dari hati
yang baik, kata-kata yang jelek lahir dari hati yang jelek juga. Orang
mengetahui baik buruknya sifat kita dinilai dari kata-kata yang keluar dari
mulut kita. Kepribadian kita dinilai dari kata-kata kita, begitu
kata Tuhan Yesus dalam salah satu wejangan-Nya dan juga demikian pendapat
banyak ahli psikologi yang menilai kepribadian manusia.
Ketika murid-murid Yesus mendengar
pengajaran tentang roti hidup, mereka menilai kata-kata Yesus itu keras, mereka
tidak sanggup mendengar dan juga tidak sanggup mengertinya. “Namun
Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut
tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan
imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di
mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak
berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup”
(Yoh 6:61-63). Perkataanku adalah roh dan hidup! Apa maksudnya…?
Apa yang dikatakan Kristus berasal
dari Roh Allah yang mengajarkan kebenaran dan kebenaran yang membawa setiap
orang kepada hidup, hidup yang baru. Kebangkitan Kristus sesungguhnya merupakan
awal mula dari pembaharuan dunia, agar semua orang kembali menyadari identitas
dirinya sebagai makhluk Allah. Memang perkataan Yesus itu keras dan
menggoncangkan iman, karena memang sebagai mahkluk baru yang bangkit dari alam
maut, Ia terus menerus bekerja menguduskan dunia agar manusia semakin matang
menghadapi pelbagai krisis dalam kehidupan ini, yang mempersiapkan kebangkitan
kita sendiri. Dilihat dari tujuan ini kata-kata Yesus bukanlah kata yang keras,
melainkan sabda kehidupan yang mengarahkan pikiran dan hati manusia kepada
pengetahuan akan Allah yang benar dan yang selalu berjuang hidup menurut
kehendak Allah. Untuk itu Yesus memberi diri-Nya, roti hidup, untuk
menghidupkan, memelihara, dan menguatkan manusia dalam perjalanan menuju rumah
Bapa.
Sesudah Saulus bertobat, keadaan umat di Yudea, Galilea dan Samaria menjadi tenang dan damai kembali. Jumlah mereka semakin bertambah. Petrus berjalan dan berkeliling mewartakan sambil berbuat baik. Dalam perjalanan keliling itu ada dua perkataan Petrus yang membawa kehidupan baru bagi umatnya. Pertama, perkataan yang membuat Eneas sembuh, padahal ia sudah delapan tahun terbaring sakit. Ketika Petrus berkata: "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu…!" Seketika itu juga bangunlah Eneas dan sembuh. Kedua, perkataan yang membuat Dorkas (nama dalam bahasa Yunani), atau dalam bahasa Aram nama ini disebut Tabita, bangkit kembali dari kematiannya. Petrus berpaling ke mayat itu dan berseru: "Tabita, bangkitlah…!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk (Kis 9:31-42). Kata-kata ini bukan saja baik, tetapi menimbulkan mujizat penyembuhan dan membuat seseorang bangkit dari kematiannya. Kata-kata seperti inilah yang dapat kita katakan: perkataan roh dan hidup. Kata-kata Petrus itu pasti berasal dari Roh Kudus, yang sanggup membuat sesama menjadi manusia baru.