Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Sabtu, April 02, 2016

TAAT, LEBIH KEPADA ALLAH ATAUKAH MANUSIA…?

Degradasi ketaatan dalam hidup manusia dewasa ini, terutama terhadap hukum-hukum Allah, sangatlah menyedihkan. Kemerosotan itu terjadi dengan banyak alasan antara lain, akibat kemajuan cara berpikir yang terlalu menjunjung tinggi kebebasan manusia dalam mengaktualisasi dirinya sebagai citra Allah; atau juga disebabkan oleh sikap pragmatis yang melihat/menilai baik buruknya hukum kalau hukum itu menyenangkan - menguntungkan manusia. Misalnya: aborsi itu baik kalau kelahiran itu membahayakan ibu, membunuh itu bisa kalau membela diri, dll.

Para majelis agama Yahudi melarang murid-murid Yesus tidak boleh lagi mewartakan nama Yesus kepada siapa pun, sebab nama itu haram bagi mereka, apalagi ia sudah dibunuh dan mereka tidak percaya sedikit pun akan kebangkitan-Nya. Jika larangan ini tidak ditaati maka akibatnya mereka akan menerima hukuman yang setimpal. Akan tetapi para murid itu menantang anggota majelis itu dengan berkata: "Kami tidak mungkin diam terhadap fakta yang kami lihat. Karena itu kami bertanya: apakah kami lebih taat kepada manusia ataukah kepada Allah"? Anggota majelis itu tidak bisa menjawab kedua murid itu, karena orang lumpuh yang sembuh itu hadir di situ. Lalu mereka membiarkan kedua rasul itu pergi.

Sikap kedua rasul itu jelas, mereka tidak mau berpura-pura taat kepada manusia dan mengabaikan perintah Allah, maka apapun resiko yang akan mereka hadapi, mereka tetap menjalankan perintah dari Yesus sendiri: "pergilah ke seluruh dunia dan wartakan Injil kepada segala makhluk (Mrk 16:15)"! Mereka taat kepada Yesus, Tuhan dan Juru Selamatnya. Ketegasan ini lahir dari keyakinan bahwa bukan manusia yang menentukan nasib hidup seseorang melainkan semuanya bergantung pada rencana dan kehendak Tuhan. Rencana dan kehendak Tuhan selalu baik, meskipun kadang-kadang manusia harus menderita ketika ia menjalankan rencana itu. Mengapa harus takut? Kalau kita sudah menjadi milik Kristus, "maka kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan" (Rom 14:8). Hidup dan mati itu milik Tuhan. Ketaatan kepada Tuhan Sang Pemilik Kehidupan itulah ketaatan utama dan pertama. Tanpa berkat dan penyertaan-Nya segalanya menjadi mustahil dan hidup manusia menjadi tak berguna.

Yesus Kristus datang ke dunia ini dan melakukan karya-Nya dengan ketaatan total kepada Bapa-Nya di surga. Ketaatan total Kristus itulah yang sanggup menyelamatkan kita dari dosa dan maut. Meskipun Ia harus menderita, namun penderitaan itu Ia terima demi keselamatan kita, demi surga yang kita rindukan, demi kasih kepada segenap umat manusia. Ketaatan para rasul kepada Kristus mereka lakukan demi keselamatan jiwa raga mereka sendiri, demi Gereja yang mulai mereka dirikan, demi kemuliaan nama Tuhan yang mereka imani. Ketaatan kepada manusia dapat kita jalani sejauh itu selaras dengan hukum-hukum Tuhan atau tidak melawan kebenaran dan cinta kasih. Kalau keataan kepada manusia dilakukan demi uang, jabatan, harga diri, gengsi, keuntungan pribadi atau demi hormat kepada manusia yang membuat hukum itu, maka ketaatan itu adalah ketaatan sesat, yang tidak akan menjamin keselamatan jiwa raga kita.

Ketaatan kepada Allah, apapun bentuknya selalu mendatangkan berkat dalam hidup dan sanggup menyelamatkan jiwa raga, sedangkan ketaatan kepada manusia, jika tujuannya tidak sesuai dengan kehendak Allah maka akan mendatangkan kerugian bagi jiwa dan raga kita.

Adhitz Ads