Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Mei 16, 2016

DUSTA MELAWAN KEBENARAN !

Seorang anak kecil yang belum tahu apa artinya menipu dan bagaimana cara menipu, biasanya akan berkata polos dan jujur tentang apa yang dia lihat dan tahu. Karena itu pada suatu saat Yesus pernah berkata: "kalau kamu tidak berlaku seperti anak kecil ini, maka kamu tidak layak masuk Kerajaan Surga". Artinya orang yang tidak jujur, tidak pantas masuk Kerajaan Allah. Akan tetapi pada zaman ini kita semua tahu bahwa kebiasaan menipu melawan kebenaran sudah terjadi di mana-mana dan dalam segala bidang kehidupan manusia. Manusia itu suka menipu seringkali dilakukan demi keuntungan dirinya sendiri atau guna menyembunyikan kejahatan yang dilakukannya atau juga demi mendapatkan keuntungan yang besar dari kerjanya. Contoh yang paling cocok dalam hal menipu melawan kebenaran adalah tipuan imam-imam kepala yang menyebarkan berita bahwa Yesus tidak bangkit dari antara orang mati, melainkan jenasahnya dicuri para murid-Nya, setelah mereka membungkam para serdadu penjaga makam Yesus dengan uang sogok.

Apa kata rasul Yakobus tentang menipu? "Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan" (Yak 3:14-15). Menipu demi mencari keuntungan bagi diri sendiri adalah hikmat yang berasal dari dunia, dari hawa nafsu manusia dan dari setan-setan. Dengan demikian menipu itu termasuk sebuah kejahatan karena berusaha memanipulasi kebenaran demi keuntungan. Orang yang suka menipu adalah orang yang tidak memiliki integritas diri yang benar, sulit dipercaya dan menyusahkan sesamanya. St. Yohanes menulis dalam Injilnya bahwa bapa dari para pendusta adalah iblis alias setan.

Setan ingin memanfaatkan anak kecil dalam Injil hari ini menjadi sarana kemunafikan atau penipuannya. Ia merasuki anak itu dan membuatnya jadi bisu dan tuli, dengan tujuan agar anak ini tidak bisa mendengar tentang kebenaran dan dan tak bisa mewartakan kebenaran itu. Ia akan tetap menjadi bisu dan tuli. Lalu ketika orangtua anak itu mohon bantuan para murid, tak satupun dari murid Yesus sanggup menolongnya. Namun ketika melihat Yesus setan dengan segera meninggalkan  anak itu, sebab kata Yesus, yang seperti ini caranya harus dengan berpuasa dan berdoa (Mrk 9:14-29). Kebenaran perlu dipelihara dengan kekuatan hati dan pikiran yang selalu terarah kepada Tuhan dalam doa dan puasa.

Kebenaran Allah tak dapat dibungkam oleh siapa pun dan oleh kekuatan mana pun. Allah dengan kuasa-Nya maha agung ingin agar semua manusia mengenal kebenaran, mencintai kebenaran dan mewartakan kebenaran. Kebenaran itu adalah hikmat Allah yang membuat manusia mengenal siapa penciptanya, bagaimana kehendak penciptanya, apa tujuan penciptanya menciptakan segala yang ada, hikmat kebenaran itu membantu manusia agar tahu bagaimana ia mengelola semua pemberian Allah bagi hidupnya dengan baik dan penuh rasa syukur, kebenaran menghantar manusia kepada keselamatan abadi. Kata Yakobus lebih lanjut: "Hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik"(Yak 3:17).

Jika manusia memanipulasi kebenaran demi keuntungan dirinya sendiri karena harta, jabatan dan kesenangan yang jahat maka perbuatan itu akan membuatnya tersesat. Pada zaman ini kecenderungan seperti ini tampaknya semakin subur dan akibatnya banyak  orang jatuh dalam penderitaan. Menipu kebenaran tidak akan mendatangkan kebaikan - keselamatan melainkan kebinasaan.



Adhitz Ads