Kebanggaan
menjadi pengikut Yesus Kristus bukan saja terletak pada jaminan memiliki hidup
yang berlimpah dari Tuhan selagi masih hidup di dunia ini tetapi juga pada
ketahanan untuk mengalami kebencian, pengucilan, penolakan, penganiayaan bahkan
kematian sekalipun, sebab di balik semua itu ada satu jaminan istimewa yang tak
perlu diragukan lagi yakni: KESELAMATAN. Keselamatan yang berarti hidup bersama
Dia selama-lamanya dalam Kerajaan kekal. Para murid Yesus dan para pahlawan
lainnya dalam Gereja selalu berpendapat, segala sesuatu yang diberikan dunia
tidak akan pernah sama nilainya dengan apa yang diberikan oleh Tuhan. Yang
diberikan dunia, kebahagiaannya bersifat sementara, tetapi yang diberikan dunia
sifatnya kekal. Yang diberikan dunia tidak menjamin keselamatan sedangkan yang
diberikan Tuhan jaminannya pasti dan tak akan pernah berubah. Maka mereka tetap
bangga dan kuat dalam semua situasi itu.
Tuhan
Yesus dalam wejangan perpisahan-NYA, bersabda kepada para murid-NYA: "Jikalau
Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar
dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi,
karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku. Semuanya ini Kukatakan kepadamu,
supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan
datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia
berbuat bakti bagi Allah". (Yoh 15:26-27;16:1-2). Walaupun ada
penolakan, pengucilan, penganiayaan bahkan bahaya kematian, mereka tetap bersaksi
tentang Dia, sebab mereka semua telah menyaksikan segala hal yang dikerjakan Yesus.
Kesaksian ini akan dilakukan juga oleh Roh Kebenaran yang datang dari Bapa; dan
semua yang dikatakan Tuhan Yesus ini, telah dialami para murid pada hari
Pentakosta dan pengalaman inilah yang membuat mereka menjadi pahlawan-pahlawan
Gereja. Meski dikucilkan mereka tetap bahagia, meski dianiaya mereka tetap bersemangat
dan semakin berani, meski dicekal mereka tetap lolos, walau dihadang mereka
tetap maju, walau ditikam mereka tetap hidup dan walau hendak dibunuh mereka
tetap tersenyum dan berkata: "mati
karena Kristus adalah sebuah keuntungan".
Dalam
Kisah Para Rasul hari ini ditulis sebuah pengalaman yang indah tentang Paulus
dan Silas. Setelah keduanya mendapat pesan dari surga untuk menyeberang ke
Makedonia, mereka pun pergi dan kota pertama yang disinggahi adalah Filipi,
kota perantauan orang Roma. Di kota itu mereka berjumpa dengan orang-orang
Yahudi, lalu mereka mewartakan Yesus Kristus kepada perempuan-perempuan yang
sudah berkumpul. Tuhan membuka hati Lidia, seorang yang sangat taat beribadat
kepada Allah. Perempuan ini dibaptis dan menerima mereka di rumahnya (Kis
16:11-15).
Dari kisah-kisah yang kita baca sebelumnya dan juga kisah hari ini dapat kita simpulkan bahwa selalu ada variasi pengalaman yang dijumpai para murid Yesus dalam pewartaan mereka. Ada tempat di mana mereka diterima dengan baik, tetapi ada juga tempat di mana mereka ditolak bahkan diusir dan dianiaya. Semua pemberitahuan Yesus dalam sabda perpisahan-NYA sungguh-sungguh terjadi, namun mereka tidak takut bahkan semakin percaya dan berani untuk menjalankan misi keselamatan dari Tuhan.
Kamu akan
dikucilkan
adalah sebuah pengalaman rohani manusia yang ditolak oleh sesamanya. Pengucilan
dan penolakan dapat dialami oleh siapa pun dan bisa terjadi sejak kita berada
dalam kandungan ibu. Misalnya, ditolak orangtua bila mereka merindukan kita
lahir sebagai anak laki-laki atau anak perempuan, ditolak karena kehadiran kita
tidak lagi sebab mereka sudah menjalankan program KB, ditolak atau dikucilkan
ketika kita lahir sebagai anak cacat, ditolak dengan usaha aborsi karena
kehadiran kita dalam kandungan ibu tidak direstui oleh keluarga atau karena
lelakinya tidak bertanggung jawab, ditolak atau dikucilkan karena orang tua
bercerai, atau karena kita menjadi beban ekstra dalam keluarga dst. Kita
ditolak atau dikucilkan karena kita adalah pengikut Yesus Kristus dan dianggap
kafir oleh orang lain, ditolak dan dikucilkan oleh sesama di tempat kerja
karena ide kita berlainan dengan ide mereka, dikucilkan karena kita mengidap
penyakit menular, diremehkan karena kita punya kelemahan tertentu dan dicap
bodoh, dst…
Pengalaman
dikucilkan atau ditolak ini termasuk suatu yang paling pahit dalam hidup kita.
Akan tetapi apakah kita boleh berputus asa dalam menyikapinya…? Kalau boleh
menjawab, maka saya boleh bersaksi: Tuhan tak pernah menolak siapa pun yang
dipakai-NYA untuk menjadi saksi-NYA. Tuhan juga tidak pernah menolak siapa pun
yang menderita karena pelbagai pengalaman pahit dalam hidup mereka; bahkan Ia
pernah bersabda: "Datanglah pada-Ku kamu sekalian yang berletih lesu dan berbeban
berat, Aku akan memberi kelegaan kepada-Mu…!" (Mat 11:28).