Dalam
urusan perkara manusia di pengadilan selalu ada putusan menang kalah atas
sebuah masalah pribadi, bersama, keluarga atau pekerjaan dsb. Yang kalah pasti
kecewa dan yang menang pasti senang. Namun seringkali yang kalah mau naik
banding ke pengdilan lebih tinggi hingga tingkat mahkamah agung. Pada tingkat
–tingkat ini bisa saja hakim membuat keputusan lain dari pengadilan sebelumnya
atau mengukuhkan yang sudah ada. Semuanya bergantung kepada status perkara,
kepada keterangan-keterangan yang dikumpulkan, pada benar tidaknya semua
keterangan dari para saksi dan terdakwa itu sendiri. Perkara selalu rumit dan
membuang banyak waktu dan tenaga serta uang.
Setelah
sampai di Yerusalem Paulus ditangkap oleh orang Yahudi dan dihadapkan ke
pengadilan. Pada saat itu Roh Tuhan bekerja dalam dirinya dan memberi kesaksian
tentang kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Mendengar kesaksian itu
orang Farisi yang percaya akan kebangkitan memihak Paulus, sedangkan orang
Saduki menolaknya, maka terjadilah perpecahan di antara pemuka agama yang ada.
Paulus tidak jadi diadili dan akhirnya ia naik banding ke Roma atas dasar haknya
sebagai warga Negara Romawi. Pada malam harinya Tuhan datang kepadanya dan
berkata: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah
bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi
bersaksi di Roma." (Kis 22: 1-30; 23:1-11).
Dalam
pengadilan yang kita baca dari kisah di atas dapat kita simpulkan bahwa Paulus
telah memberi kesaksian yang benar tentang Tuhan yang dia percaya sebagai Tuhan
dan Jurus Selamat. Dia juga percaya bahwa Yesus datang ke dunia ini sebagai
pemenuhan nubuat para nabi dalam perjanjian lama, Dia adalah Mesias yang harus
mati untuk menebus dosa manusia tetapi pada hari ketiga bangkit dari antara
orang mati. Wafat dan kebangkitan-NYA ini adalah rencana Allah sendiri untuk
menggantikan semua korban perjanjian lama yang tidak mendatangkan keselamatan. Korban
Yesus dijadikan sebagai pepulih untuk menebus dosa manusia. Kesaksian ini telah
memenangkan Paulus dalam pengadilan di tengah bangsanya sendiri, ia tidak jadi
dihukum. Pembelaan Paulus atas perkaranya itu telah berhasil memecah belah Farisi
yang menerima ajaran tentang kebangkitan dengan Saduki yang menolaknya.
Perpecahan di antara dua golongan besar ini membebaskan Paulus dari hukuman di
Yerusalem. Tuhan telah merencanakan dia untuk menjadi saksi Kristus di pusat
kekafiran Romawi, di kota yang sangat disegani itu. Memang, Allah telah
berencana untuk menghancurkan kekafiran Romawi dan mengggantinya dengan iman
akan Kristus. Oleh pewartaan Paulus, Roma menjadi pusat kekristenan baru
menggantikan Antiokhia. Di Roma pun Paulus menang dan mati sebagai martir sebab
kepalanya dipenggal di kota itu. Dari kota mulia inilah sejak Petrus dan Paulus
berada di Roma, Roma yang kafir telah berubah menjadi pusat peradaban Kristen
yang disegani.
Doa
Yesus dalam Injil hari ini sungguh menghibur dan menjadi nubuat bagi
perkembangan agama Kristen selanjutnya karena Roma telah menjadi lambang
kekokohan serta persatuan agama Katolik yang kudus, katolik dan apostolik
hingga sekarang ini. Semua itu terjadi karena kemenangan Paulus, Petrus dan
para martir yang mati di Roma. Dari kota mulia ini para Paus memerintah Gereja
sehingga Gereja kita tetap utuh dalam keyakinan imannya akan Tuhan. Yesus
berdoa agar mereka selalu bersatu. Intensi doa ini secara tak langsung memberi
gambaran kepada dunia bahwa Yesus datang dari Tuhan (bdk Yoh 17:11b-19).
Kemenangan
Paulus terjadi karena kuasa Roh Tuhan yang menyertainya dan Tuhan sendirilah
yang merencanakan semua itu. Kemenangan kita untuk menjadi saksi-NYA juga
terjadi bukan karena kehebatan dan kepandaian kita di hadapan dunia, melainkan
karena ada Roh Penolong yang menopang kita dengan kebenaran yang diajarkan-NYA.
Tuhan telah bangkit dan telah menang atas dosa dan maut. Ia juga memenangkan
kita bila kita berada dalam kesesakan.