Mei tahun 1989 seorang bapa, sebut saja Petrus,
bercerita dengan bangga tentang keajaiban sebuah "jimat"
yang biasa dia pakai bila menghadapi sebuah perkara di kantor desa, kantor
camat atau pun di pengadilan negeri. Dia mengatakan: Romo, kalau saya sudah
pakai jimat itu, maka semua lawan saya akan gemetar dan tidak bisa membuat
kesaksian yang benar dan saya pasti menang. Tertarik dengan ceritanya saya meminta
agar jimat itu diperlihatkan kepada saya. Tanpa ragu ia mengambilnya dan
membuat komentar demikian: "jimat ini pernah saya perlihatkan kepada
seorang imam. Imam itu membuangnya. Tetapi seminggu kemudian jimat itu datang
lagi dan saya menyimpannya kembali di tempat semula". Saya bertanya: "di
mana dia membuangnya…?". Dia menjawab: "di sana di halaman depan rumah
itu". Lalu saya mengatakan: "kalau demikian jimat itu bukan datang
lagi tetapi pasti bapa pergi mencarinya kembali dan ketika ditemukan, bapa menyimpannya
sebab bapa sudah mendapat banyak keuntungan dalam perkara-perkara".
Sesudah itu saya minta kepadanya agar saya
diperbolehkan untuk membuangnya. Ketika dia mengizinkannya, saya mengatakan:
jimat ini tidak akan pernah kembali lagi, lalu saya mencari toilet cemplung dan
membuang jimat itu ke dalamnya. Setahun kemudian saya datang lagi dan bertanya
kepada bapa Petrus, apakah jimat itu datang lagi…? Ia menjawabnya: "Tidak"…! Cerita ini adalah salah satu pengalaman saya di saat saya melakukan katakese
umat untuk memberantas jimat-jimat yang dipakai banyak orang di paroki di mana
saya pernah bekerja sebagai pastor paroki pada awal imamat saya. Pada saat
melakukan katakese untuk memberantas hal itu, banyak orang yang bertanya: "Apakah
romo tidak takut menghadapi tukang-tukang sihir dengan jimat-jimat mereka…?".
Saya selalu menjawab: "Ada roh kebenaran yang menuntun saya…!".
Ketika terjadi kerusuhan di kota Berea, Paulus
menyingkir ke kota Atena. Di kota ini Paulus menjelajah seluruh kota dan ia
memperhatikan ada sebuah mezbah dengan tulisan yang berbunyi: Kepada Allah yang
tidak dikenal…! Paulus yang tidak pernah berjumpa dengan Tuhan Yesus bahkan yang
pada awalnya menjadi penganiaya jemaat Kristen dengan fasih memberi penjelasan
tentang semua hal yang berhubungan dengan maksud kedatangan Kristus ke dunia
ini hingga kebangkitan-NYA dari antara orang mati. Demikian pun Barnabas dan
Silas serta para murid Yesus yang lain (bdk Kis 17:15.22-18:1) Siapa yang
menuntun mereka untuk memahami semua maksud Tuhan ini…? Hanya satu jawabannya:
Ada Roh kebenaran yang mengingatkan mereka akan semuanya itu.
Dalam amanat perpisahan-NYA Yesus pernah bersabda: "Masih
banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat
menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin
kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-NYA
sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-NYA itulah yang akan dikatakan-NYA
dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan
Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-NYA dari pada-Ku"
(Yoh 16:12-14). Roh Kebenaran yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus adalah Roh
Kudus yang turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Salah satu pekerjaan Roh
Kudus ialah mengajarkan kebenaran kepada murid-murid Yesus dan semua
pengikut-NYA di dunia ini. Apa yang diajarkan oleh Roh Kudus, semuanya berasal
dari Allah untuk memuliakan nama Allah. Semua yang diajarkan-NYA berada di
bawah Kuasa Kebenaran, sehingga tidak akan pernah menyesatkan para
pendengarnya. Kebenarannya sungguh-sungguh murni dan asli, tak terbantahkan. Sedangkan
orang-orang yang menolak kebenaran pun tidak mempunyai argumen kontra yang bisa
mematahkan semua kebenaran yang mereka ajarkan. Sejak Konsili Nicea rumusan
kebenaran itu telah dirangkai dalam doa "Aku Percaya" atau yang dikenal
dengan "Credo".
Bila kita ingin mempertahankan kebenaran yang telah
menjadi "dogma" dalam keyakinan kita lalu ingin meneruskannya kepada
anak cucu cece kita, sangatlah penting memohon kuasa Roh Kudus sambil
memperbaharui pengetahuan tentang iman kita melalui kegiatan: katakese umat,
rekoleksi dan retret serta kursus evangelisasi pribadi. Semakin sering kita
mengikuti kegiatan-kegiatan rohani ini, semakin giat pula Roh Kebenaran bekerja
untuk menyemangati pengabdian kita di dalam Gereja yang kudus, katolik dan
apostolik ini.