Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Mei 29, 2016

TUBUH DARAHKU UNTUK HIDUPMU !

Suatu ketika seorang frater tingkat V melakukan assistensi Paska di sebuah stasi terpencil pedalaman sebuah keuskupan bersama temannya dan membawa sakramen mahakudus. Sesudah assistensi selesai, keduanya kembali ke kampus dan juga membawa pulang sakramen mahakudus yang sisa, dalam sibori yang dibungkus kain putih, disimpan dalam tasnya. Dalam perjalanan pulang itu mereka melewati sebuah kampung dan melihat banyak anak muda sedang bermain bola volley. Tanpa tedeng aling-aling salah seorang frater ikut bermain dan meletakkan tas berisi hosti kudus itu di pinggir lapangan, sambil menyuruh seorang anak menjaganya. Naluri volley-nya begitu kuat sampai mengabaikan apa yang paling penting yang disimpannya dalam tasnya. Sedangkan temannya sudah pulang lebih dahulu karena ingin mampir di rumahnya karena ada urusan yang penting, tanpa mengingat untuk membawa sakramen itu bersamanya. Ketika hari sudah malam barulah frater itu tiba di kampus dan menyimpan sakramen itu di tabernakel. Ini salah satu contoh kasus terjadinya pelecehan terhadap sakramen mahakudus. Frater tersebut langsung dipulangkan.

Tetapi ada pelecehan lain yang sesungguhnya lebih buruk dari itu yang sering dilakukan banyak orang katolik, yakni menyambut tubuh Kristus dalam keadaan dosa berat, misalnya selingkuh, melakukan aborsi, korupsi uang berjuta-juta atau bermiliar, dendam kesumat tidak mau mengampuni, suka bermabukan, sering berjudi, serta dosa berat lainnya. Mereka berpikir bahwa semua itu adalah hal yang biasa saja, bukan dosa. Menerima komuni dalam keadaan dosa berat, dalam Gereja Katolik dinamakan dosa sakrilegi, dosa melawan kesucian sakramen. Komuni seperti itu tidak mendatangkan rahmat bahkan sebaliknya mendatangkan hukuman.

Kehadiran Yesus dalam sakramen mahakudus, sesuai pesan-Nya dalam  perjamuan terakhir adalah kehadiran yang sangat kudus dan sempurna; bukan seperti roti dan anggur yang diberikan Melkisedek kepada Abraham menurut bacaan pertama tadi bukan juga roti  seperti cerita Injil hari ini, di saat Yesus membuat mujizat perbanyakan roti dan memberinya kepada lima ribu orang yang lapar itu; atau  Kehadiran Yesus dalam ekaristi adalah wujud amanat suci yang dikatakan Yesus sendiri di saat mengadakan perjamuan terakhir. Santu Paulus mencatatnya sebagai berikut: "Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"  (1Kor 11:23-25)

Kata-kata yang ditulis Paulus di atas selalu diulangi imam pada saat merayakan ekaristi dalam konsekrasi. Inilah saat puncak karena waktu itu terjadi mujizat ekaristi yang dilakukan para imam, uskup dan paus yang memimpin ekaristi. Perubahan hosti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus, disebut transubstansiasi - perubahan hakikat. Perubahan hakikat adalah dogma - doktrin yang diyakini oleh Gereja Katolik bukan hanya sebagai simbol tetapi dalam kenyataan yang sebenarnya, bahwa hosti menjadi daging Kristus dan anggur menjadi darah Kristus, meskipun penampilan lahiriahnya tampaknya tidak berubah. Oleh mata manusia tampaknya sama saja tetapi oleh mata iman sungguh terjadi perubahan.

Keyakinan akan perubahan ini tidak diterima oleh semua orang terutama dari Gereja denominasi. Namun Tuhan sendiri telah menunjukkan kehadiran-Nya melalui mujizat-mujizat ekaristi. Misalnya mujizat pertama di Lanziano, Italia tahun 700 yang dialami seorang imam dari Kongregasi St. Basilius. Ia amat bimbang dengan ajaran perubahan itu sampai ia mengalami mujizat itu sendiri. Jika ingin mengetahui lebih banyak tentang mujizat itu bacalah buku Mujizat Ekaristi I yang diterbitkan oleh MCI (Marian Centre Indonesia), Jakarta. Mengapa Tuhan memberikan tubuh dan darah-Nya? Pertama, Ia ingin supaya hidup dan karya-Nya dikenang, karena hidup dan tindakan-Nya telah menjadi pokok keselamatan bagi umat manusia. Kedua, Ia ingin memelihara umat-Nya dengan rahmat istimewa dari surga, tubuh darah-Nya, tanda kasih abadi-Nya, supaya kita sehat, selalu memiliki harapan, dan disembuhkan bila sakit, dikuatkan bila lemah dan menderita, dan dikuduskan oleh kuasa Ilahi-Nya. Ketiga, inilah bekal menuju hidup abadi. Tubuh dan darah Kristus, bekal yang tak sebanding dengan harta rohani lainnya dalam hidup Gereja.

Tubuh dan darah-Nya adalah pemberian termulia bagi semua pengikut-Nya dalam Gereja Katolik, satu, kudus dan apostolik. Tubuh dan darah-Ku untuk hidupmu selama hayatmu masih dikandung badan. Amin

Tidak ada komentar:

Adhitz Ads