Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Mei 09, 2016

KONTROVERSI KARUNIA BAHASA ROH & BERNUBUAT…!

Dalam salah satu kegiatan kaderisasi calon-calon pemimpin untuk Persekutuan Doa Kharismatik Katolik di Ngadireso Malang, tahun 1992, 400-an orang hadir dari pelbagai Keuskupan di Indonesia. Pada suatu sessie kegiatan pukul 11.00 siang kami semua diajak bernyanyi bersama-sama lagu: Bersama Malaikat Di Surga, diiringi musik yang sesuai dengan lagu tersebut. Ketika lagu itu dinyanyikan berulang-ulang beberapa kali pada puncak tertentu semua tergiring masuk dalam “singing in the spirit” – menyanyi dalam roh. Semua peserta menyanyi dalam bahasa roh-NYA masing-masing dengan nadanya sendiri tetapi serasi, teratur dan seirama membentuk suatu paduan suara yang indah serta membuat seluruh suasana itu terhanyut suatu kontemplasi yang dalam. Selama sepuluh menit sesudahnya terjadi keheningan luar biasa. Semua orang tak sanggup mengungkapkan sepatah kata pun. Hanya terasa keheningan yang membahagiakan, seperti dikuasai oleh kehadiran Allah yang menakjubkan, seperti perasaan Petrus ketika Yesus berubah rupa di gunung Tabor, lalu berkata: “Alangkah bahagianya kami berada di tempat ini. maka sebaiknya kita berkemah di sini saja, dan tak usah pulang”.

Berkata-kata dalam bahasa roh atau juga menyanyi dalam bahasa roh bagi sebagian besar umat kristiani dewasa ini terasa sebagai sesuatu yang asing bahkan mereka menuduh orang yang berdoa dalam bahasa roh itu adalah orang yang aneh, “doa yang mengada-ada”,  orang yang kejangkitan roh saudara-saudara dari Gereja denominasi, atau orang yang kelebihan roh, dll. Demikian pun bila ada orang yang menyanyi dalam roh dan kemudian bernubuat. Saking tidak mengertinya, tetapi menuduh tanpa dasar, mereka mengatakan: “kami alergi dengan kharismatik. Ngapain doa aneh-aneh begitu. Tidak ada doa demikian dalam Gereja katolik, tidak ada dasar dalam Kitab Suci, dll”. Dalam pengalaman Gereja perdana, cikal bakalnya atau nenek moyangnya Gereja Katolik, berdoa dalam bahasa roh dan bernubuat adalah suatu manifestasi yang biasa terjadi pada jemaat.

Teks-teks Kitab Suci berikut ini mengatakan kepada kita semua tentang adanya karunia itu dalam Gereja perdana: “Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang” (Kis 18:6-7). Pengalaman lain: sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah” (Kis 10:46). Kepada jemaat di Korintus Paulus mengatakan: “Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu” (1 Kor 12:10). “Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun. Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua. Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun. Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya” (1 Kor 14:5.14.18.26.27) Doa bahasa roh berguna untuk membangun diri sendiri dan karunia bernubuat berguna untuk membangun jemaat. Bila bernubuat dalam bahasa roh hendaklah ada orang yang menafsir agar bisa dimengerti dan berguna membangun jemaat. Membangun jemaat yang baru agar terus menerus bertumbuh dalam iman, harap dan kasih yang semakin dalam kepada Tuhan, sehingga Gereja awal itu berdiri kokoh seperti kata Yesus: berdiri di atas batu wadas yang tak tergoyahkan oleh kuasa manapun.

Salah satu manfaat pemberian karunia-karunia istimewa ini adalah agar para pengikut Yesus Kristus ini tetap berdiri teguh dalam iman kepada Tuhan sebab Yesus tahu apa yang akan terjadi dengan para murid-NYA di kemudian hari bahkan sepanjang masa. Maka dalam sabda perpisahan-NYA, Yesus berkata: “Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yoh 16:32-33). Meskipun Tuhan Yesus telah memberi jaminan bahwa Ia telah mengalahkan dunia, namun tidak semua orang bisa bertahan bila menghadapi tantangan dan penganiayaan yang terjadi dalam perjalanan dan perkembangan Gereja. Karunia Roh Kudus-lah pelengkap istimewa yang bisa menguatkan hati jemaat, hati kita. Maka karunia Roh Kudus hendaklah senantiasa diminta, , dihayati, dihidupkan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga membantu pelayanan kita dalam meneruskan karya keselamatan ini.


Berikut saya menulis beberapa manfaat karunia bahasa roh: Merupakan suatu sarana komunikasi adikodrati dengan Tuhan. Komunikasi ini terjadi antar roh yaitu roh manusia dan roh Tuhan. Karena Allah adalah Roh maka lebih efektif berkomunikasi di dalam roh sebab manusia terdiri juga dari roh. I Kor 14:2a: “Siapa berkata-kata dengan bahasa roh tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah.” Allah melampaui segala gagasan, ide atau konsep kita karena Dia adalah Roh. Karena itu untuk berkomunikasi dengannya paling baik di dalam roh.

a.      Dapat menyampaikan kepada Allah hal-hal yang tidak terungkapkan.
Jika kita berdoa dengan bahasa yang dimengerti, seringkali kita tidak tahu harus berdoa apa, bahkan mungkin kehabisan kata-kata. Dengan berdoa dalam bahasa roh kita akan lebih mudah berdoa, karena Roh Kudus sendiri yang mengungkapkan sesuatu yang tidak terungkapkan oleh diri kita sendiri.
-   Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan” (Rm.8:26).
-   “Oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia” 1 Kor 14:2c.
Karena itu berdoa dalam bahasa roh merupakan bentuk doa permohonan yang efektif. Bila kita tidak tahu pasti apa yang harus diminta dalam doa, maka doa dalam bahasa roh yang paling tepat.

b.      Berdoa dalam bahasa roh merupakan pintu masuk bagi kharisma yang lain.
-   Bahasa roh sering disebut bahasa bayi. Bayi yang berkomunikasi dengan orang-tuanya dengan bahasa yang tidak dapat diterjemahkan tetapi dimengerti oleh orang tuanya. Berarti dengan berbahasa roh kita berlaku seperti seorang bayi di hadapan Allah. Sebagaimana seorang bayi hanya bergantung sepenuhnya pada orang tuanya, demikian pula kalau kita berdoa dalam bahasa roh kita menjadikan diri kita seperti seorang bayi di hadapan Allah yang hanya bergantung padaNya. Kalau kita bergantung sepenuhnya pada Allah itu menunjukkan kerendahan hati kita pada Allah. Orang yang rendah hati akan diberi karunia-karunia seperti air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.
-   Apabila kita berdoa dalam bahasa roh berarti kita memasuki alam roh (alam adikodrati). Kalau roh kita memasuki alam roh berarti roh kita akan dekat dengan roh ilahi yang menjadi sumber segala karunia dan rahmat. Dengan demikian kharisma-kharisma yang lain dapat kita peroleh dengan lebih mudah. Oleh karena itu di dalam pertemuan-pertemuan doa, sesudah bernyanyi dalam bahasa roh kita akan mengalami keheningan yang dalam. Pada saat itu jiwa kita memasuki alam roh dan memungkinkan pikiran kita menerima signal-signal kharisma Allah. Demikian pula di dalam doa-doa penyembuhan, setelah berdoa di dalam bahasa roh (berarti memasuki alam roh) muncullah kharisma-kharisma yang lain mis: Sabda Pengetahuan Nubuat, dll.

c.      Merupakan senjata yang ampuh untuk melawan godaan atau tipu muslihat iblis.

d.     Dapat menghantar pada keheningan dan ketenangan yang mendalam.

e.      Karunia ini dapat merupakan tanda kehadiran Allah bagi mereka yang masih kurang imannya bahkan bagi yang tidak beriman (belum dibaptis). Maksudnya adalah pada orang yang masih kurang imannya atau bahkan orang belum beriman, Allah dapat hadir. “Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman” (I.Kor 14:22a).
Untuk itulah, maka Paulus hendak menerangkan antara berbahasa roh dibandingkan dengan karunia bernubuat (I Kor.14:22) adalah sebagai berikut ini :
 - Kis.10:45-46: Pada saat Petrus berkotbah pada Kornelius, sanak saudara dan sahabat-sahabatnya (ay.24b; 33b-44), maka turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu (ay.44). Orang-orang itu (yang masih kafir dan belum dibaptis (ay.47-48) berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah (Kis.10:46).
 - Kis.19:6: Ketika Paulus di Efesus, dia mendapati beberapa orang murid (orang yang sudah beriman). Paulus bertanya “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?”. Mereka menjawab belum bahkan belum pernah mendengar Roh Kudus. Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.

Kesimpulannya, Bahasa Roh dapat merupakan tanda kehadiran Allah bagi orang yang belum beriman dan orang beriman tetapi Nubuat merupakan tanda kehadiran Allah hanya pada orang yang beriman. Dengan kata lain orang yang belum beriman dapat berbahasa roh tetapi tidak dapat bernubuat, sedangkan orang beriman dapat berbahasa roh dan bernubuat.

Adhitz Ads