Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Kamis, Mei 19, 2016

MEMILIKI SEMANGAT DAMAI !

Hidup dalam damai dengan siapa pun adalah kerinduan orang-orang baik dan benar. Kita bersyukur kalau lingkungan di mana kita berada semua orang memiliki semangat cinta damai. Akan tetapi kerinduan seperti itu sulit didapatkan, karena ada saja sama saudara di sekitar kita yang tidak suka akan hidup damai, saking curiganya, sombong dan suka bersaing serta senang melakukan penyesatan-penyesatan dan manipulasi.

Keadaan hidup yang diungkapkan Tuhan Yesus dalam Injil hari ini menggambarkan hal-hal yang membuat manusia tidak nyaman dalam hidupnya, yakni jika terjadi penyesatan terhadap anak-anak, jika seenaknya manusia melakukan kejahatan demi kesenangan hidup  duniawinya. Kata Yesus: "adalah lebih baik bagimu masuk Kerajaan Surga tanpa lengan atau kaki yang utuh daripada dengan utuh masuk ke dalam neraka" (bdk Mrk 9:41-50). Sabda yang keras ini menyatakan keinginan Tuhan agar manusia menjaga sikap hidupnya supaya selaras dengan kehendak-Nya. Hidup yang tak suci adalah hidup yang tak pantas di hadapan-Nya.

Surat Yakobus hari ini dengan tegas menyatakan keberpihakannya kepada orang-orang yang lemah dan menderita, karena keserakahan dan ketidakadilan yang dilakukan sesamanya. Ia mengeritik para cukong - orang-orang berada, orang-orang sombong yang suka memeras dan bertindak tidak adil atas para pembantu dan para buruhnya. Pemerasan, ketidakadilan dan pembunuhan karakter sesama manusia adalah cara hidup yang bertentangan dengan "justice and peace" dalam hidup bersama.

Melalui surat ini Yakobus ingin mendidik umat Kristen awal agar hidup sesuai dengan iman, sebab ia melihat adanya praktek hidup yang tidak sesuai dengan moral Kristiani. Pada bab dua ia sudah menulis demikian: "Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. (Yak 2:20,26). Iman harus dinyatakan dalam perbuatan yang benar, bukan dalam sikap hidup yang membuat sesama menderita.

Tujuan Yakobus menulis semua ini yaitu:
@ untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman mereka,

@ untuk memperbaiki berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang menyelamatkan, dan

@ untuk menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik.

Yakobus tentu ingat akan wejangan Yesus terhadap para murid yang mengatakan: "Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain." (Mrk 9:50). Hidup damai itu bukan sekedar senyum dan tertawa karena senang akan kenyamanan hidup pribadi tetapi senyum dan tertawa ketika kita bisa mengangkat harkat hidup sesama ke tingkat hidup yang lebih baik, rohani dan jasmaninya.

Adhitz Ads