Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Jumat, Mei 20, 2016

MULIANYA PERKAWINAN KATOLIK, TAK TERPISAHKAN !

Semua orang katolik tahu bahwa nilai luhur dari sakramen perkawinan dalam Gereja Katolik itu adalah satu untuk seumur hidup serta tak terpisahkan dalam untung dan malang. Semua pasangan nikah yang menerima perkawinan katolik, baik pria maupun wanita, berjanji: "Aku mencintaimu seumur hidup, dalam untung dan malang, baik waktu sehat maupun waktu sakit". Saat itu wajah dan mata pengantin saling bertatapan satu sama lain dalam aroma cinta yang berkobar 100%. "Tiada orang lain selain dikau seorang" itulah ungkapan cinta yang sangat sakramental dari keduanya di hadapan Tuhan, pejabat Gereja, para saksi, dan umat Allah yang hadir. Sesudahnya ada resepsi pernikahan mulai dari tingkat yang paling istimewa hingga ke tingkat yang paling sederhana. Di tempat itu semakin banyak kerabat dan undangan yang hadir. Mereka semua juga berharap agar pekawinan itu langgeng seumur hidup, tak terceraikan dalam untung dan malang.

Kita bersyukur ketika hingga saat ini kita menyaksikan bahwa lebih dari 80% dari perkawinan ini Katolik itu utuh dan langgeng seumur hidup. Namun kita juga sedih bahwa 20% dari perkawinan yang sakramental ini gagal,  ingkar janji, alias bercerai karena banyaknya masalah rumah tangga. Tampaknya angka perceraian ini semakin tahun semakin meningkat. Keadaan inilah yang mendorong Paus Fransiskus mengundang para Uskup untuk   bersinode di Roma tahun 2014 dan 2015 dengan thema tentang Keluarga. Keadaan yang mencemaskan ini sungguh mengancam rumah tangga Kristiani di mana saja di seluruh dunia, karena itu kita semua diminta agar selalu berdoa untuk keutuhan rumah tangga Kristiani.

Ketika Yesus ditanya bagaimana pendapat-Nya tentang perceraian dalam hukum Yahudi, Ia dengan tegas menjawab:"Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Lalu kataNya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."(Mrk 10:9,11-12). Janji perkawinan di hadapan Tuhan adalah sebuah sakramen, sebuah janji suci atau sumpah yang tak boleh diingkari, melainkan yang harus dipelihara demi kebahagiaan, demi terpeliharanya rahmat Tuhan secara turun temurun. Banyak resep yang diberikan para pakar psikologi untuk memelihara keutuhan keluarga Kristiani, namun yang paling utama adalah keluarga perlu doa bersama, supaya dengan bantuan Roh Kudus keluarga itu selalu hidup rukun dan damai.

Guna memelihara rumah tangga yang utuh, lestari sampai mati, St. Yakobus dalam suratnya hari ini menasihati jemaatnya dengan berkata: "Janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan" (Yak 5:9,11). Tuhan itu penyayang dan pengasih, maka  setiap anak-Nya diminta agar berusaha hidup dalam kasih, damai, rukun, jujur dan setia dalam cinta, baik kepada Allah maupun kepada sesama. Orang yang telah dipersatukan dalam sakramen perkawinan sesungguhnya telah hidup sehati sejiwa dan memiliki karunia kasih yang amat istimewa lebih dari pada orang lain yang belum menikah. Sebab mereka telah dengan bebas berjanji di hadapan umum dan resmi dipersatukan dan dikuduskan menjadi satu daging dalam nama Tuhan dan janji itu berlaku sampai maut memisahkan mereka.

Adhitz Ads