Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Jumat, Mei 27, 2016

KENISAH HIDUPMU ADALAH RUMAH DOAKU !

Ketika banyak orang sadar akan pentingnya hidup doa pribadi dan bersama dalam keluarga, banyak keluarga  katolik membangun rumahnya dengan tidak lupa menyediakan sebuah ruangan untuk doa pribadi atau doa keluarga. Waktu bangun pagi atau sebelum tidur malam mereka semua berkumpul di ruang itu untuk berdoa. Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat berteduh atau berlindung bagi satu keluarga atau satu komunitas. Akan tetapi dalam kebiasaan orang beriman rumah, walaupun tanpa ruang doa, juga dipakai sebagai tempat untuk berdoa, bermusyawarah serta rekreasi. Manusia tidak akan merasa nyaman jika hidup tanpa rumah.

Kenisah Yerusalem yang dibangun raja Salomo adalah tempat ibadat bangsa Israel. Ia dibangun puluhan tahun dengan kemewahan dan keindahan yang luar biasa sebab kenisah itu terbuat dari kayu-kayu istimewa, batu-batu pilihan,  emas dan perak yang dikumpulkan oleh raja sendiri juga persembahan umat Israel. Namun ketika Yesus datang ke situ, kenisah yang indah itu dijadikan pasar tempat penukar uang, tempat berjualan burung-burung serta binatang lainnya. Yesus marah dan menjungkirbalikkan semua tenda-tenda jualan itu dan mengusir para penjualnya pergi. Dia bersabda: "Rumah adalah rumah doa, bukan dijadikan sarang penyamun!" (bdk Mrk 11:15-17).

Orang yang tidak menghargai rumah ibadatnya adalah orang tidak menghargai kehadiran Tuhan di sana. Orang yang tidak menghargai rumahnya sendiri dan menjadikan rumah sebagai tempat berjudi atau tempat untuk bertengkar dan melakukan hal-hal jahat lainnya adalah orang yang membuat hidupnya tidak nyaman, tidak bahagia. Mereka membuat dirinya terusir dari kebersamaan yang mesra dengan Tuhan dan dengan keluarganya. Lebih jauh dari pengertian di atas, St. Paulus berkata: tubuhmu adalah kenisah Roh Kudus! Itu berarti kenisah itu bukan saja berarti bangunan gedung atau rumah tetapi hidup manusia yang utuh dalam jiwa raga. Jika manusia tidak menghargai kehadiran Tuhan dalam dirinya maka ia menjadi makhluk yang terasing bagi Tuhan dan sesamanya serta tak berguna.
St. Petrus menasihati jemaatnya dengan menulis: "Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut" (1Ptr 4:7-9). Hidup yang sementara ini sesungguhnya bukan milik kita tetapi milik Tuhan karena kehidupan yang kita miliki dalam diri ini, seluruhnya adalah pemberian Tuhan. Tuhan berdiam dalam diri kita dan menjadikan tubuh kita sebagai kenisah kediaman-Nya berkat jasa Yesus Kristus, berkat sakramen-sakramen yang kita terima. Kalau kita menjaga diri yang rapuh ini dengan baik dan hidup dalam persekutuan kasih dengan Tuhan dan sesama, maka hidup seperti itu dinilai Petrus dapat menutupi banyak dosa. Sebaliknya mencemari diri dengan banyak perkara yang menyusahkan dan tidak mendatangkan rahmat, maka hidup ini dinilai Tuhan sebagai pencemaran atas kenisah-Nya. Persekutuan hidup bersama yang didasari hubungan baik dengan Tuhan dan sesama merupakan persekutuan ideal yang menghasilkan buah-buah rahmat bagi sesama dan seluruh keluarga di mana kita hidup dan berkumpul.

Tuhan Yesus kecewa dengan cara hidup para penjual di kenisah juga kecewa karena pohon ara tidak menghasilkan buah. Dua contoh kehidupan seperti ini membuat hidup itu tidak bernilai dan patut dicela. Yesus menasihati para murid-Nya dan bersabda: "Percayalah kepada Allah, sebab Allah dapat melakukan segala sesuatu dengan kuasa mujizat-Nya" (bdk Mrk 11:23). Hidup dalam persekutuan yang mesra dengan Tuhan dan sesama akan dinilai positip karena hidup seperti itu akan mendatangkan keselamatan bagi jiwa dan raga kita. Tuhan berkati !

Adhitz Ads