Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Agustus 07, 2016

IMAN DASAR DARI: HARAPAN & SESUATU YANG TAK TERLIHAT !



Joy, anak cerdas berdebat dengan gurunya yang atheis. Guru itu bilang, saya tidak melihat Allah karena itu saya tidak percaya kepada Allah. Joy pun balik bertanya kepada gurunya: apakah pak percaya adanya oxygen? Ya, saya percaya, karena oxygen membuat kita hidup dan bernafas, jawab gurunya? Joy bertanya lagi: apakah pak bisa melihat oxygen? Jawab guru: saya tidak bisa melihatnya, hanya percaya oxygen itu ada. Demikian pun kami, kami tidak bisa melihat Tuhan, tetapi kami percaya bahwa Tuhan yang memberi kami hidup dan kehidupan. Gurunya itu terdiam dan merenung!

Kata Kitab Ibrani bacaan kedua hari ini: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat”......(Ibr 11:1-2.8-19). Dalam hidup kita sebagai manusia ada banyak harapan yang  dikobarkan untuk meraih cita-cita, dasar untuk berharap tidak lain adalah iman, karena kita percaya yang menyediakan segala yang kita harapkan itu adalah Tuhan sendiri. Ketika kita bertanya dari mana asal segala sesuatu yang ada di bumi? Jawabannya adalah Tuhan. Mengapa kita katakan demikian? Jawabannya karena iman.

Keyakinan tentang adanya kuasa yang mahatinggi di atas manusia dan segenap ciptaan yang ada di bumi ini telah ada dalam diri para leluhur kita sejak awal mula. Keyakinan ini menjadi semakin jelas ketika adanya cerita panggilan Abram menjadi bapa bangsa Israel dalam kitab Kejadian bab 12, yang pindah dari Uhr ke tanah terjanji. Cerita tentang iman Abraham ini menjadi rujukan istimewa bagi penulis Kitab Ibrani.
Tentang adanya keyakinan akan peran dari yang mahatinggi itu, kitab Kebijaksanaan dari bacaan pertama mengatakan: “Diam-diam anak-anak suci dari orang yang baik mempersembahkan korban dan sehati membebankan kepada dirinya kewajiban ilahi ini: orang-orang suci sama-sama akan mengambil bagian baik dalam hal-hal yang baik maupun dalam bahaya. Dalam pada itu sebelumnya sudah mereka dengungkan lagu-lagu pujian para leluhur” (Keb 18:6-9). Penulis kitab ini tampaknya mau menggarisbawahi keyakinan yang sama bahwa di atas semua makhluk ciptaan ini ada kuasa yang mahatinggi yang sudah disembah oleh para leluhur kita.

Kedatangan Yesus Kristus mempertegas keyakinan kita akan kehadiran yang mahatinggi itu. Ia mengajarkan kita bahwa Yang Mahatinggi itu bukan saja disebut Allah, melainkan Bapa, yang dekat dan hadir serta merasakan sendiri suka duka kehidupan manusia. Guna mengatasi segala rasa cemas, kuatir dan takut kita akan segala hal, di awal bacaan Lukas hari ini, Yesus bersabda: “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu”. Kita berdiam dalam sebuah Kerajaan yang dipimpin Tuhan sendiri, kerajaan yang melampaui surga dan bumi, kerajaan yang tak berkekurangan apa pun. Karena itu jangan kuatir terhadap segala kekurangan, sebab Tuhan sendiri akan mencukupkan segala sesuatu yang kita perlukan.

Abram pergi hanya membawa sedikit dari negeri asalnya, tetapi ketika ia mengabdi kepada Tuhannya, di tanah terjanji ia mengumpulkan banyak dan memberi banyak. Tetapi imannya akan Allah tidak bergantung pada harta yang dia miliki melainkan pada pengharapan akan kesetiaan Allah atas janji-janjiNya serta pemeliharaan-Nya yang menakjubkan !

Adhitz Ads