Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Selasa, Agustus 02, 2016

MENGAPA ENGKAU BIMBANG?



Merasa ragu atau bimbang adalah kelemahan yang menghampiri semua insan di dunia ini, sebab manusia dikandung dalam dosa yang berasal dari kerapuhan asal usulnya. Rapuh seperti bejana tanah liat, kata St. Paulus. Menurut kamus bahasa Indonesia bimbang berarti: merasa tidak tetap hati (kurang percaya); ragu-ragu, merasa kuatir, cemas atau sangsi. Dalam hubungan dengan kehidupan iman, bimbang itu termasuk salah satu kendala bertumbuhnya iman akan Tuhan. Sedangkan dalam hubungan dengan relasi antar manusia, bimbang itu menjadi penghalang untuk saling percaya terhadap satu sama lain.

Thema “Mengapa engkau bimbang”, yang kita renungkan hari ini adalah pertanyaan Yesus kepada Petrus. Yesus berjalan di atas air pada jam 3 subuh, mendekati perahu yang ditumpangi para murid. Ketika menyaksikan peristiwa itu para murid menyangka Dia hantu. Yesus menjawab mereka: Ini aku, jangan takut! Lalu Petrus menguji jawaban Yesus dengan meminta Yesus agar dia bisa berjalan di atas air hingga mendapatkan Yesus. Yesus menyetujui jawaban itu. Beberapa meter Petrus pun mulai berjalan di atas air tetapi kemudian tenggelam. Yesus menegur Petrus: mengapa engkau bimbang? Petrus tenggelam karena bimbang. Iman Petrus akan terjadinya mujizat di sini berkurang atau terhalang karena rasa bimbang yang mengganggunya. Bimbang membuat seseorang ragu untuk melangkah lebih jauh atau mencoba untuk maju dalam sebuah keputusan atas sebuah pilihan. Bimbang membuat seseorang hidup mengambang tanpa semangat untuk mencapai suatu prestasi. Bimbang membuat seseorang merasa kurang nyaman dan akhirnya tenggelam seperti Petrus.

Akibat meragukan peran Tuhan dalam hidup ini, bangsa Israel mengalihkan imannya pada dewa dewi bangsa asing dan jatuh dalam dosa. Dosa menimbulkan banyak penderitaan. Lalu mereka menilai penderitaan itu disebabkan oleh murka Tuhan. Kita perhatikan nubuat Yeremia berikut ini: “Penyakitmu sangat payah, lukamu tidak tersembuhkan! Tidak ada yang membela hakmu, tidak ada obat untuk bisul, kesembuhan tidak ada bagimu! Semua kekasihmu melupakan engkau, mereka tidak menanyakan engkau lagi. Sungguh, Aku telah memukul engkau dengan pukulan musuh, dengan hajaran yang bengis, karena kesalahanmu banyak, dosamu berjumlah besar” (Yer 30:12-14). Ini pandangan manusia perjanjian lama.

Derita sesungguhnya efek domino dari sifat dan tindakan yang salah dari manusia itu sendiri. Tuhan membiarkan penderitaan terjadi supaya melalui jalan itu manusia menjadi sadar kembali akan dosa-dosanya dan kiranya mau bertobat. Bila pertobatan terjadi maka ini janji Tuhan selanjutnya melalui Yeremia: “Sesungguhnya, Aku akan memulihkan keadaan kemah-kemah Yakub, dan akan mengasihani tempat-tempat tinggalnya, kota itu akan dibangun kembali di atas reruntuhannya, dan puri itu akan berdiri di tempatnya yang asli. Nyanyian syukur akan terdengar dari antara mereka, juga suara orang yang bersukaria. Aku akan membuat mereka banyak dan mereka tidak akan berkurang lagi; Aku akan membuat mereka dipermuliakan dan mereka tidak akan dihina lagi” (Yer 30:18-19)

Merasa bimbang terhadap kebaikan, kebesaran dan kuasa Tuhan bisa menenggelamkan kita ke dalam dosa, seperti Petrus yang tenggelam di hadapan Yesus yang berjalan di atas air !


Adhitz Ads