Umat Israel telah jatuh ke dalam dosa.
Yeremia dipanggil dan diutus menjadi nabi yang harus menyampaikan semua pesan
Tuhan kepada seluruh bangsa ini. Yeremia
masih muda dan takut menjadi nabi. Akan tetapi Tuhan menguatkan hatinya dan
bersabda: “......Mereka akan memerangi
engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk
melepaskan engkau” (bdk Yer 1:17-19). Mengapa tidak akan terkalahkan
meskipun akan diserang, ditangkap, dicemooh, dipenjarakan? Karena Tuhan
menyertai Yeremia sejak ia dipanggil sampai ia menyelesaikan tugasnya sebagai
nabi. Tuhan sendiri yang melakukan pekerjaan itu di dalam dirinya. Tuhan
memenuhi seluruh janji-Nya kepada Yeremia. Kebenaran ini mengingatkan kita akan
pernyataan Paulus kepada jemaat Korintus, “jika Allah ada di pihak kita, siapa
yang dapat melawan kita? Allah memang selalu berpihak kepada anak-anak
kesayangan-Nya hingga selamanya, kecuali kalau ada yang menolak-Nya alias
murtad.
Injil menceritakan peristiwa yang
tragis. Herodes, istri dan anaknya bergembira karena berhasil mencapai niat
mereka untuk membunuh Yohanes Pembaptis. Cerita ini seolah-olah menampilkan
kekalahan seorang utusan Tuhan yang seharusnya dilindungi dan diselamatkan. Namun
yang terjadi justru sebaliknya: kepalanya dipenggal untuk memenuhi nafsu balas
dendam Herodias atas sindiran Yohanes Pembaptis, sebab ia menjadi istri yang
tidak syah dari raja Herodes. Dipandang dari mata manusia peristiwa tragis dan
mengerikan. Tetapi kematian Yohanes justru menjadi sebuah kesaksian yang kuat
dari seorang utusan Tuhan untuk tidak takut menghadapi segala resiko demi
kebenaran yang harus diajarkannya, walaupun ia harus mati karena pedang musuh. Ia
tampak kalah di mata dunia, namun menang di mata Tuhan, sebab ia berkorban demi
Tuhan yang telah memilih dan mengutusnya menjadi bentara bagi kedatangan
Kristus (bdk Mrk 6:17-29). Yohanes mati bagaikan seorang martir demi kebenaran
yang diajarkannya. Ia tidak menyerah kepada kepalsuan, ia tidak takut kepada
pedang dan ia tidak dikalahkan oleh ketakutan, tetapi ia berani mati demi Tuhan
dan kebenaran-Nya.
Kebenaran Tuhan adalah jalan kepada keselamatan.
Mempertahankan kebenaran adalah kewajiban iman, moral dan yuridis sebagai
pengikut Yesus Kristus. Untuk itu “engkau
tak akan pernah dikalahkan” baik dalam karya maupun dalam cara Tuhan
menyelesaikan pekerjaan-Nya di dalam pewartaanmu!