Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, Agustus 17, 2016

HAK ALLAH DAN KAISAR ! (HUT KEMERDEKAAN RI 71)



Bila kita ditanya kuasa mana yang paling tinggi di antara dua pribadi di atas? Kuasa Allah ataukah kaisar? Jawabannya pasti kuasa Allah, sebab Allah itu Pencipta langit dan bumi serta segala isinya.  Akan tetapi Tuhan Allah tidak bekerja sendirian, Allah membutuhkan manusia dengan kekuasaannya untuk mengatur tata tertib hidup manusia itu melalui pemerintahan di bumi, maka manusia diberi ilham untuk membentuk pemerintahan yang disebut kekaiseran, kerajaan, negara dll. Kaisar, raja, presiden dst diberi kuasa untuk menata pemerintahan duniawi melalui undang-undang dan peraturan-peraturan,  mulai dari tingkat pusat sampai ke tingkat yang paling rendah di dalam wilayah kekuasaannya. Dalam tata pemerintahan itu rakyat memiliki hak azasi serta hak-hak lainnya tetapi juga kewajiban-kewajiban untuk menghidupkan negeri.

Dalam masa hidup Yesus Israel dipimpin seorang raja bernama Herodes di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi. Setiap orang yang hidup di Israel memiliki kewajiban membayar pajak sesuai peraturan pemerintahan raja dan kaisar. Yesus pasti tahu akan kewajiban itu. Dalam hubungan dengan bacaan hari ini, musuh-musuh Yesus ingin menjerat Yesus dengan pertanyaan dilematis, supaya mereka punya alasan untuk menangkap dan mendakwanya: “Apakah boleh membayar pajak kepada kaisar atau tidak?” Jebakan para Herodian itu justru membuat mereka sendiri mati kutu dan malu sendiri. “Apa yang menjadi milik Allah berikan kepada Allah dan milik kaisar kepada kaisar”, jawab Yesus dengan mantap. Mereka pergi meninggalkan Yesus tanpa komentar (Mat 22:15-21).

Tak satupun dari anak manusia yang berstatus rakyat dari sebuah kekaiseran, kerajaan atau negara luput dari kewajiban terhadap negerinya. Maju mundurnya sebuah negeri dan bangsanya bukan saja tergantung pada baik tidaknya para pemimpinnya melainkan juga pada tinggi rendahnya partisipasi anak negeri kepada negerinya itu. Misalnya, pajak yang merupakan hak Kaiser dan negeri harus dibayar oleh setiap wajib pajak. Jawaban Yesus tepat! St. Petrus dalam suratnya hari ini menegaskan kembali jawaban Yesus dengan mengatakan: “Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh” (bdk 1 Petr 2:13-17).

Ketika kita memenuhi kewajiban kita terhadap negeri dan pemerintahannya, maka atas dasar azas demokrasi setiap rakyat berhak menuntut pemerintahnya untuk  memimpin dengan adil dan jujur, agar setiap anak negeri beroleh sejahtera lahir dan batinnya. Kalau kita bertanya tentang rencana Tuhan, hemat saya tak perlu diragukan lagi. Rencana Tuhan sudah jelas sejak awal penciptaan dunia ini, pun sesudah manusia jatuh ke dalam dosa: KESELAMATAN! Akan tetapi rancangan itu tidak otomatis diterima manusia. Setiap anak manusia juga mempunyai kewajiban pokok terhadap Tuhannya, “berikan kepada Allah apa yang menjadi milik Allah” yakni dengan: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan”!

Dalam hubungan dengan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 71 hari ini, ada baiknya kita membaharui kembali janji kita kepada negeri ini dan pemerintahnya, terutama menyangkut kewajiban kita untuk mengambil bagian memajukan bangsa dengan bekerja dan bekerja, sesuai dengan semangat dan semboyan Kabinet Kerja Presiden Jokowi, sambil memohon kepada Tuhan agar kita semua dipenuhi semangat kerja sama yang baik, mempertahankan semboyan Bhineka Tunggal Ika atas dasar Pancasila dan UUD ‘45!

Adhitz Ads