Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, Agustus 10, 2016

MEMBERI DENGAN SUKACITA ! (pesta St. Laurentius, martir)



Dalam hidup manusia modern dewasa ini, motivasi memberi bantuan guna menolong sesama yang berkekurangan sangat sering dilakukan dan hasilnya pun sangat banyak orang yang mewujudkannya. Kesan-kesan dari mereka yang bisa memberi itu selalu mengatakan: senang sekali rasanya bisa memberi dan kegembiraan ini akan selalu mendorong kami untuk terus memberi. Memberi di sini terjadi karena adanya motivasi positip yang mereka dengar lalu mempraktekkannya. Ternyata memberi itu menyenangkan.

Sementara itu ada begitu banyak juga saudara yang sejak dalam keluarganya sendiri telah belajar dari orang tua mereka masing-masing bagaimana memberi, dari kelebihan ataukah dari kekurangan. Mungkin mereka telah belajar dari pengalaman hidup bahwa dengan memberi hidup mereka menjadi lebih berarti bagi orang lain. Ketika anak-anak melihat perbuatan ini sebagai sesuatu yang baik dan menyenangkan, mereka pun akan melakukannya. Mereka memberi karena telah belajar bagaimana baiknya perbuatan “memberi” itu.

Ada juga sesama saudara yang belajar memberi ketika mereka melihat orang lain suka membawa ole-ole, hadiah apabila mengunjungi teman, keluarga, kenalan dsb. Ketika mereka melihat orang-orang itu terlibat dalam suasana sukacita yang lebih karena hadiah atau ole-ole itu, mereka menilai bahwa memberi itu ternyata menyenangkan, lalu mereka pun belajar melakukannya.  Di sini orang belajar memberi dari melihat bagaimana sesama itu memberi.

Mengapa kita perlu memberi? Kalau kita ingin merenung tentang hidup dengan segala kekayaan yang punyai dalam dunia ini, maka kita boleh berkata: segala yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik kita, melainkan milik Sang Pencipta sendiri.

St. Paulus dalam bacaan pertama hari ini (2 Kor 9:6-10) mengatakan dengan cara lain: Pertama, "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya. Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu”. Maka hal pertama mengapa kita perlu memberi tidak lain karena Allah telah mengajar kita untuk memberi dan segala yang ada di dunia ini adalah milik Allah. Pernyataan St. Paulus ini lahir atas dasar kesaksian St. Yohanes dalam Injilnya hari ini: bahwa Allah telah mengorbankan hidupnya untuk kita melalui pemberian diri Yesus seutuhnya untuk menyelamatkan kita. Ia mati sebagai biji gandum dan telah hidup kembali dengan memberi banyak buah kebaikan teristimewa keselamatan kita (bdk Yoh 12:24-26)

Kedua, “Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Memberi itu bukan pekerjaan sia-sia yang akan hilang begitu saja. Ia sama dengan pekerjaan menabur atau menanam. Semakin banyak kita menabur atau menanam hal-hal yang baik semakin banyak pula tumbuh hal-hal baik itu dalam dunia ini. Memberi itu memiliki kekuatan “feedback” yang berlipatganda bagi yang melakukannya.  

Akan tetapi dalam hal memberi St. Paulus tetap mengingatkan kita akan kunci utama dalam memberi yaitu: Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Memberi akan memiliki nilai rohani yang tinggi bila kita memberi dengan sukacita. Kalau dilakukan secara terpaksa maka kebajikan memberi itu akan kehilangan nilai rahmat dan sukacitanya.

St. Laurentius telah memberikan hidupnya untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya dengan penuh sukacita. Ketika ia dipanggang di dalam kuali yang telah membakar sebagian tubuhnya ia masih tersenyum dan mengatakan: balikkan tubuh saya agar bisa terpanggang dengan utuh untuk kemuliaan nama Tuhanku! St. Laurentius sungguh memberi dirinya dengan sukacita. Semoga ia selalu mendoakan kita agar mau memberi hidup dan milik kita bagi kemuliaan nama Tuhan seutuhnya. Amin   

Adhitz Ads