Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Agustus 15, 2016

ORANG ITU PERGI DENGAN SEDIH !



Hampir setiap hari kita berjumpa dengan orang yang bersedih hatinya ketika harapan dan permohonan mereka tidak atau belum dikabulkan, misalnya: kalau novena belum dikabulkan, bila sakit belum juga sembuh, bila belum lulus ujian dan belum selesai skripsi, bila pernyataan cinta ditolak, bila harapan akan mendapat hadiah tidak terpenuhi dsb.

Orang muda dalam Injil hari ini pergi dengan sedih hati ketika harapan yang disampaikannya kepada Yesus tidak sanggup dia penuhi. Dia datang kepada Yesus dan bertanya: “perbuatan baik yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?”. Hal itu mudah saja: turutilah semua perintah Allah, misalnya jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri dan jangan mengucapkan saksi dusta, hormat ayah ibu dst (10 perintah Allah). Orang muda itu mengatakan: semua itu telah aku lakukan, apalagi yang masih kurang? Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Mendengar jawaban itu, orang muda itu pergi dengan sedih hati sebab hartanya banyak (bdk Mat 19:16-22).

Jalan menuju keselamatan adalah jalan yang sulit. Ada banyak jawaban Yesus yang menyatakan kesulitan itu, misalnya pintunya sempit, pikul salib, meninggalkan ayah ibu dan sanak keluarga, dan dalam Injil hari ini jual segala harta dan bagikan itu kepada orang miskin. Akan tetapi apakah karena kesulitan itu kita pun mundur dan pergi dengan sedih hati? Keselamatan adalah pilihan satu-satunya bila kita mau hidup bersama Tuhan, sebab Tuhan telah merancang dan melaksanakan karya keselamatan itu melalui Putera-Nya Yesus Kristus. Ruang keselamatan itu telah tersedia. Kita yang percaya pada-Nya harus mengikuti jalan-Nya agar bisa mencapai ruang itu. Karena itu seberat apapun jalan yang harus ditempuh, kita harus bisa mencapai ruang keselamatan itu. Modalnya, menurut hemat saya adalah: iman dan kerelaan hati untuk mengikuti kehendak Tuhan.  

Karena iman,  kita percaya bahwa kita bisa, sebab tak ada yang mustahil bagi Tuhan dan bagi orang yang percaya. Karena iman dan harapan kita percaya bahwa segala rintangan akan bisa diatasi. Iman dan harapan bisa bertumbuh subur dan baik,  jika kita pun memiliki kerelaan hati untuk taat dan setia pada kehendak Allah serta mau memandang segala yang kita hadapi dengan cara pandang Tuhan.

Sikap hidup yang salah, karena cara berpikir yang salah, dalam sejarah Israel terjadi juga pada zaman nabi Yehezkiel. Menurut bacaan pertama hari ini, nabi Yehezkiel diminta oleh Tuhan untuk menyampaikan  nubuat yang cukup keras karena sikap orang Israel yang tidak mau bertobat. Beginilah firman Tuhan ALLAH: “Sesungguh-sungguhnya Aku akan menajiskan tempat kudus-Ku, kekuasaanmu yang kaubanggakan, kenikmatan bagi matamu dan bagi jiwamu; dan anak-anakmu lelaki dan perempuan yang kamu tinggalkan akan mati rebah oleh pedang”. Ketika kemudian nubuat ini sungguh-sungguh terjadi, maka seluruh bangsa itu menjadi sedih hatinya (bdk Yeh 24:15-24).

Dalam hidup ini kita memiliki banyak kerinduan dan cita-cita, namun seringkali tidak semuanya terwujud, karena pelbagai alasan. Namun di balik semua itu ada rencana Tuhan yang tak dapat kita selami, imani semua itu dan berjalanlah seperti Abraham yang selalu setia dalam iman dan harapan akan rencan Tuhan yang penuh kasih. Bebaskan hati dari kesedihan yang bisa merusak iman.  

Adhitz Ads