Secara jasmani ada banyak sekali orang
kaya di dunia ini, jumlahnya bermiliar hingga triliunan, dan tanpa bekerja lagi
mereka bisa memanfaatkan kekayaan itu hingga tujuh turunan. Kekayaan bisa
didapatkan oleh semua orang yang rajin bekerja, tekun dan berjuang untuk
mencapainya tetapi juga bisa didapatkan oleh mereka yang secara tidak wajar telah memanfaatkan kekuasaan, relasi, melakukan manipulasi dsb.
Dalam Kristus kalian menjadi kaya,
demikian kata St. Paulus kepada jemaat di Korintus. Alasannya karena dalam
Kristus kita dipanggil menjadi orang kudus, saleh. Kekayaan ini bisa didapatkan
oleh siapa saja, dalam setiap tingkatan hidup, kaya atau miskin, besar kecil,
tua muda, laki-laki atau perempuan. Hidup kudus karena Kristus telah membuat
kita kaya dalam segala hal, dalam kasih karunia dan dalam segala perkataan
serta pengetahuan yang benar hingga kedatangan Kristus (1 Kor 1:1-9). Karena keyakinan
ini maka kepada jemaat di Kolose Paulus menyatakan dengan lebih jelas lagi: Jika kamu memiliki Kristus kamu memiliki
segalanya (Kol 2:10). Mengapa Paulus
amat yakin akan kebenaran ini? Karena dosa, kita semua menjadi hamba dosa dan kehilangan
keselamatan, tetapi karena kematian Kristus di kayu salib dan karena kebangkitan-Nya
dari alam maut, segala yang telah hilang didapatkan kembali dan kita memiliki
jaminan untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya.
Tetapi pertanyaannya: Apakah dengan jaminan
itu kita secara otomatis dapat menerima semua kekayaan yang disediakan Tuhan
bagi kita? Hemat saya, Injil hari ini memberi kita jawabannya (bdk Mat 24:42-51).
1.
Hendaknya
kita selalu siap sedia, bersiaga dalam kebenaran, kesalehan dan memelihara kehidupan
ini dalam kehendak Tuhan, sebab ibarat pencuri datang mencuri harta kita tanpa
diketahui waktunya, demikian pun kita tidak tahu kapan rumah kehidupan kita dibongkar.
2. Hendaknya
kita setia dan bijaksana seperti seorang hamba. Hamba itu banyak pekerjaannya,
namun ia harus menyelesaikan pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab sampai
tuntas.
Jika dua syarat minimal dari kebajikan
ini dapat kita pelihara, maka hidup kita akan dipenuhi oleh kekayaan Kristus yang
berlimpah itu.
Beny, seorang pemuda yang rajin dan
tekun dalam bekerja. Ketika menikah dengan istrinya ia sudah mempunyai kekayaan
triliunan rupiah. Namun ia selalu tidak merasa bahagia jika ia belum
mendonasikan 10% kekayaannya ke beberapa panti asuhan. Sejak kecil ia telah
dididik ayah ibunya untuk hidup dalam kebenaran dan siap memberi bantuan kepada
siapa saja yang berkekurangan di sekolahnya. Ia selalu mengajak istrinya untuk
tetap memelihara semangat ini dalam keluarga mereka dan mendidik anak-anaknya
hidup dalam semangat memberi dan memberi seperti yang diajarkan ayah ibu
kepadanya. Hidupnya kaya bukan saja karena harta yang dimilikinya tetapi juga karena
kebaikan hati yang dipeliharanya untuk menolong sesamanya.