Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Agustus 21, 2016

JANGAN REMEHKAN DIDIKAN TUHAN !



Para guru professional dalam bidang pendidikan sudah dibekali pelbagai macam pengetahuan tentang bagaimana caranya mendidik anak sejak dari dalam kandungan ibu hingga usia menanjak dewasa. Mereka membuat banyak teori disertai contoh-contoh praktis berdasarkan ilmu yang mereka pelajari dan pengalaman yang mereka lihat dalam keseharian hidup manusia. Teori-teori yang mereka rumuskan tentu saja berdasarkan pelbagai bidang ilmu dalam hubungan dengan manusia, misalnya ilmu sosial, antropologi, psikologi perkembangan, konseling dan pendidikan itu sendiri. Walau banyak teori atas dasar aneka ilmu itu namun kebanyakan orang tidak belajar tentang teori-teori itu, maka kita lihat pada umumnya keluarga mendidik anak-anak mereka berdasarkan intuisi positip, yang lahir dari pengalaman yang mereka tahu dan lihat dan juga dari sedikit ilmu yang mereka pelajari melalui warisan dalam pohon keluarga.

Penulis Kitab Ibrani hari ini mengingatkan kita akan cara Tuhan mendidik manusia berdasarkan apa yang sering dilihatnya itu terjadi di tengah bangsanya. Mungkin ia melihat dan mengimani bagaimana Tuhan mendidik umat-Nya menuju kedewasaan iman. Lalu ia mengatakan: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Jangan anggap enteng atau remeh didikan Tuhan, sebab hidup dan matinya manusia ada dalam penyelanggaraan-Nya. Tuhan sering membiarkan kesusahan terjadi dalam hidup ini mungkin terjadi karena dosa, tidak mengindahkan sabda-Nya, atau dilihat secara positip supaya kita mau mengambil bagian dalam derita Kristus untuk menebus dosa sesama dan dosa sendiri, atau membiarkannya agar kita bertumbuh dewasa dalam iman kepada-Nya. Namun semua bentuk pembiaran itu pasti bertujuan: menyelamatkan ! 

Tuhan pernah membiarkan bangsa asing menghancurleburkan kehidupan bangsa terpilih dengan membiarkan raja Babilon menjajah mereka. Didikan itu sangat keras karena Israel tidak setia dalam iman kepada Tuhan tetapi hidup dalam penyembahan berhala. Namun tujuan pendidikan itu tidak lain agar mereka bertobat dan diselamatkan. Hasil dari pendidikan itu bangsa terpilih ini mewartakan kemuliaan Tuhan di antara para bangsa dan kemudian Tuhan membawa mereka pulang untuk menyaksikan kembali kemuliaan Tuhan di Yerusalem (Yes 66:18-21)

Dalam pengajaran-Nya di desa-desa dan kota, Yesus mengingatkan para pendengar-Nya agar selalu berjuang mencapai sukses, yaitu bisa masuk ke dalam kerajaan-Nya. Manusia sering berpikir enteng tentang hidupnya setiap hari karena kebebasan yang diberikan Tuhan kepadanya. Dalam kebebasan itu manusia sering lalai untuk menata kehidupan yang baik dalam mengejar keberhasilan itu, akhirnya banyak orang gagal mencapai garis finis untuk masuk ke pintu yang sempit itu.

Kelalaian karena sengaja hidup dalam kecongkakan hati akan berefek negatip pada pencapaian akhir dari kehidupan. Tetapi ketaatan dan ketekunan untuk hidup dalam kebenaran mengikuti sabda-Nya akan membawa kita masuk ke hidup yang kekal. Amin      



Adhitz Ads