Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Agustus 28, 2016

MEMILIKI TELINGA YANG SUKA MENDENGAR !



Kecerdasan dalam berkomunikasi bukan saja terletak pada keterampilan kita dalam berbicara dengan teman, melainkan juga pada sikap kita yang suka mendengar dan tidak memonopoli pembicaraan. Bila sikap seperti itu menjadi kebiasaan yang kita  pelihara maka orang akan senang sekali berbicara dengan kita, meskipun waktunya berjam-jam tetapi kita tak akan pernah merasa bosan. Suka mendengar adalah sebuah kebajikan – seni dalam berkomunikasi. Orang yang suka mendengar selalu menyenangkan, tetapi orang yang memonopoli pembicaraan membosankan. Kunci keberhasilan dalam komunikasi adalah “memiliki telinga yang suka mendengar”, demikian kata penulis Kitab Sirakh hari ini. Mengapa?

Masyarakat manusia adalah masyarakat berciri khas sebagai makhluk sosial, yang suka berinteraksi dengan sesamanya, agar hidupnya menjadi semakin sempurna.  Tanpa kehadiran sesama sekitarnya tidak mungkin manusia bisa berkembang menjadi manusia seutuhnya baik secara lahiriah dan maupun batiniah, sebab dari kodratnya ia diciptakan untuk hidup bersama. Kata penulis Kitab Kejadian “tidak baik manusia hidup sendirian”. Untuk mendukung terbentuknya semangat kebersamaan saling menyempurnakan itu tidak lain adalah dialog dan saling mendengarkan.

Rino, anak yang pintar, selalu menjadi juara kelas sejak SD hingga Perguruan Tinggi. Kecerdasan yang dia miliki bukan karena tingkat IQ yang tinggi lebih dari orang lain, tetapi ia suka berdiskusi dengan teman-temannya. Teman-teman amat suka padanya karena disamping ia bisa membantu teman-temannya dalam belajar tetapi teristimewa karena ia suka mendengar pertanyaan dan memperhatikan kesulitan teman-temannya. Kebiasaan ini dia miliki karena di rumah mereka selalu diajak untuk doa bersama oleh orangtuanya, mereka membaca Kitab Suci dan ayah atau ibu menjelaskan isi Kitab Suci secara ringkas dan anak-anak mendengarkan dengan cermat. Ayah dan ibu selalu menggarisbawahi pentingnya memelihara sabda Tuhan sebab di situ ada banyak nasihat yang berguna bagi hidup.

Ketika Rino menjadi pemimpin di sebuah perusahaan ia menerapkan kebiasaan itu ketika memulai pekerjaan mereka setiap hari, serta mengatakan kepada karyawan-karyawannya bahwa suara Tuhan yang didengar setiap hari dari Kitab Suci adalah suara kehidupan yang membuat kita menjadi orang-orang terberkati dalam menjalankan pekerjaan kita, maka penting sekali kita mendengar bimbingan-Nya agar kita semua dapat melakukan tugas kita dengan penuh tanggung jawab.

Suka mendengar adalah sebuah kebajikan yang lahir dari semangat kerendahan hati. Orang yang sombong biasanya tidak suka mendengarkan sesamanya, tetapi selalu menuntut orang lain mendengarkan mereka. Karena itu mereka sering tidak disukai oleh siapa pun selain oleh dirinya sendiri. Tuhan Yesus dalam Injil hari ini mengingatkan kita akan pentingnya bersikap rendah hati, “sebab barangsiapa meninggikan dirinya, ia akan direndahkan dan barangsiapa menrendahkan dirinya ia akan ditinggikan” (bdk Luk 14:1.7-14) atau kata penulis Kitab Sirakh dalam bacaan pertama: Makin besar engkau, patutlah makin kaurendahkan dirimu supaya engkau mendapat karunia di hadapan Tuhan (bdk Sir 3:17-18.20.28-29)

Di mana ada kerendahan hati dan suka mendengar di situ bertumbuh dan berkembang banyak kebajikan dan berkat, di mana ada kesombongan dan ketidak-pedulian di situ bertumbuh persaingan, perselisihan dan kekacauan! “Berbahagialah mereka yang memiliki telinga yang suka mendengar !”



Adhitz Ads