Membaca panggilan para kudus atau
mendengar riwayat panggilan khusus para imam, biarawan/ti, kita akan mengetahui
betapa pengalaman kekaguman akan Tuhan membuat seseorang tergerak hatinya untuk
mengikuti Tuhan tanpa syarat. Membaca riwayat panggilan para rasul dalam Kitab
Suci hari ini, hemat saya panggilan rasul Natanael adalah panggilan yang paling
unik. Mengapa?
Menurut cerita St. Yohanes dalam
Injilnya hari ini, kisah pertemuan antara Yesus dan Natanael berawal dari
berita Filipus kepadanya tentang perjumpaan Filipus dengan Yesus. Filipus
bilang: “kami telah berjumpa dengan Dia, yang disebut Musa dan para nabi dalam
Taurat, yaitu anak Yusuf dari Nasareth”. Natanael bereaksi negatip: “Mungkinkah
sesuatu yang baik datang dari kampung itu?” Natanael amat meremehkan Nasareth,
karena kampung itu termasuk salah kampung yang letaknya agak di wilayah
pegunungan Galilea. Mungkin juga pada zaman itu Nasareth dianggap sebagai
simbol kampung terkebelakang dari kampung-kampung yang lain. Maka tidak mungkin
ada yang baik dari kampung yang dianggap terkebelakang. Tetapi Filipus tidak
hilang akal, dia coba merayu Natanael: “Mari dan lihatlah”!
Ketika melihat Natanael datang, Yesus
berkata: “Lihat inilah seorang Israel
sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!”. Perkataan Yesus ini mengagumkan
Natanael dan selanjutnya terjadilah dialog yang bagus di antara keduanya.
Dialog itu ditutup dengan perkataan Yesus: "Karena
Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau
percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan
melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak
Manusia."
Kalimat terakhir Yesus itu semakin meyakinkan
Natanael bahwa Yesus ini sungguh seperti yang diwartakan Filipus kepadanya: ini Dia yang disebut Musa dan para nabi!
Pernyataan itu juga sedikit mengungkapkan siapa Yesus itu sebenarnya. Ia
berasal dari surga sebab malaikat-malaikat Allah akan turun naik menyembah-Nya.
Dalam dialog itu Natanael tetap menunjukkan sikapnya yang asli dan justru
dengan itu Tuhan semakin membuka diri kepadanya. Dengan demikian Natanael
semakin mengagumi-Nya dan akhirnya turut menjadi murid-Nya yang setia. Nama
lain dari Natanael ini adalah Bartolomeus dan selanjutnya nama inilah yang
dipakai dalam mengenangkan rasul yang unik tetapi jujur ini (bdk Yoh 1:45-51)
Dialog Natanael dan Yesus menjadi
pemandangan indah dalam penglihatan Yohanes dalam Kitab Wahyu tentang kota
Yerusalem baru “yang dipenuhi dengan
kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan
permata yaspis, jernih seperti Kristal. Dan temboknya besar lagi tinggi dan
pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua
belas malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel.” (bdk
Why 21: 9b-14). Melalui penglihatan ini Tuhan mau menggambarkan kepada para
pengikut Yesus akan hadiah yang bakal mereka terima dan alami bila mereka
sungguh menajalani tugas kerasulan ini tanpa kepalsuan: jujur, adil dan setia,
bukan kemunafikan seperti kecaman Yesus dalam bacaan-bacaan Injil sebelumnya
dalam Matius.
Sikap yang asli, apa adanya, yang kita
tunjukkan di hadapan Tuhan merupakan gambaran kejujuran kita dalam mencari
kebenaran yang sejati. Dalam pencaharian itu Tuhan akan menunjukkan
kesejatian-Nya yang dapat membuat kita semakin mengagumi dan mencintai-Nya.
Natanael sudah mengalaminya. Semoga kita pun boleh mengalaminya juga!