Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Agustus 14, 2016

ADA MATAHARI DI KEPALANYA !



Menurut hemat saya, tak ada satu manusia pun di bumi ini yang mampu mendekati matahari, apalagi berselubungkan matahari, selain dia yang terberkati, Bunda Maria yang hari ini kita rayakan ia diangkat ke surga. Hari ini bukan pesta biasa dalam Gereja, melainkan hari raya yang dalam bahasa liturginya disebut solemnitas.

Menurut cerita Kitab Suci, dalam perjanjian lama hanya ada dua orang yang layak terangkat jiwa raganya ke surge yaitu Imam Agung Melkisedekh dan nabi Elia. Sedangkan dalam perjanjian baru hanya ada dua orang juga, yaitu Yesus Kristus sendiri dan Bunda Maria, ibunya. Mengapa Bunda Maria mendapat hak istimewa diangkat ke surge jiwa raganya. Saya pikir alasannya tak perlu saya uraikan di sini. Namun supaya ajaran ini diwartakan terus mencerus secara turun temurun kepada siapa saja yang ingin belajar tentang kebenaran iman kita, maka saya mencatat beberapa alasan penting:

1.  Bunda Maria dipilih Allah menjadi bunda bagi Putera-Nya Yesus Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia. Maria dipersiapkan secara istimewa, dilindungi dan terberkati sejak ia berada dalam kandungan ibunya, Anna. Ia lahir tanpa noda dosa asal, menjadi bejana murni, demikian pun keadaan kandungannya, murni tak bercela.
2.   Ia bersedia menerima kehadiran Yesus dalam hidupnya dan menyerahkan diri kepada kehendak dan rencana Allah dengan mengatakan: Jadilah kehendak-Mu. Sejak pangilannya menjadi bunda Yesus, Yesus hadir secara istimewa dalam kandungannya oleh karya Roh Allah sendiri. Sesuatu yang mustahil bagi manusia tetapi tidak mustahil bagi Allah.
3.    Bunda Maria setia memelihara Yesus, putera Allah, bersama Yosef suaminya, hingga Yesus wafat di kayu salib bahkan memangku puteranya itu ketika sudah diturunkan dari salib. Penderitaan Yesus menjadi penderitaannya juga, sebab ia selalu terlibat secara jiwa raga dalam hidup dan perjalanan karya Yesus sampai ke puncak Golgotha.
4.    Karena rahmat istimewa ini Bunda Maria sangat layak menerima hadiah terindah dari Allah untuk menikmati surga dengan jiwa raganya. Ia diangkat ke surga !
5.      Maka tidak heran kalau iman Gereja mengajarkan kita bahwa Bunda Maria menjadi penolong abadi bagi para pengikut putera-Nya, Yesus Kristus dan sangatlah menyesal kalau ada di antara kita mengabaikan peran bunda Maria dalam hidup dan karya kita setiap hari.

Dengan rahmat istimewa dan pengangkatannya menjadi ratu surgawi, segala kuasa neraka juga ikut takhluk di bawah kakinya, sebab naga merah yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh itu tidak tahan melihat cahaya matahari yang menyelubungi Bunda Maria serta cahaya bulan yang mengelilingi kakinya. Cahaya matahari dan bulan adalah lambang kuasa surgawi yang tidak bisa dijangkau oleh kuasa mana pun dari jiwa manusia berdosa, dunia roh-roh jahat ataupun dunia roh-roh halus lainnya (bdk Why 11:19a;12:1-6a.10a).

St. Paulus dalam kesaksiannya kepada jemaat di Korintus mengatakan bahwa Kristus adalah buah sulung dari antara semua orang yang meninggal, sebab Ia yang pertama bangkit sesudah Ia mengalahkan semua kuasa duniawi oleh wafat-Nya di kayu salib. Kepada-Nya kunci kerajaan surga diserahkan dan Dia menjadi Raja atas segala raja (1 Kor 15:20-26). Kalau Ia telah diangkat menjadi Raja maka tidak heran kalau Ia memberi hadiah istimewa bagi ibunya yang telah mengandung dan memelihara Dia selama hidup di bumi ini. Bukankah semua manusia merindukan kasih dan pembalasan budi seperti itu ketika kita sudah berbuat baik terhadap sesama. Apalagi Dia yang mengajarkan kasih itu pasti lebih lagi dalam hal perbuatan baik.

Kerendahan hati Maria menurut hemat saya tertuang dalam seluruh magnificat yang tertulis dalam Injil hari ini. Setelah Maria mendengar syering dari Elisabeth saudarinya bahwa dalam usia setua itu iapun mengandung, hati dan iman Maria semakin diteguhkan. Dalam ungkapan iman itu ia terkenang kembali akan magnificat yang biasa dinyanyikan orang Yahudi di saat syukur atas pekerjaan Tuhan yang menyelamatkan atas hidup mereka (bdk Mzm 34:3,4; Mzm 138:6; Mzm 71:19; Mzm 111:9; Kel 20:6; Mzm 103:17, dll). Dalam magnificat ini Maria menyatakan syukur dan kegembiraannya atas rahmat yang besar ini, yang tak pernah dia pikirkan dalam hidupnya. Jawaban “ya” atas panggilan itu telah mengubah seluruh hidup dan imannya akan Allah. Di hadapan Allah semua orang sama bahkan Allah memanggil orang yang hina dina untuk menyatakan kuasa-Nya, agar semua orang yang bangga akan kuasa dunia ini menjadi malu karena kuasa yang mereka terima hanyalah sementara dan tidak menjamin keselamatan.

Segala kuasa lain yang ada di bumi, di bawah bumi dan di langit tidak akan tahan memandang dia yang dipenuhi cahaya matahari dan bulan. Bunda Maria, Ratu Surgawi, doakanlah kami anak-anakmu. Amin.     

Adhitz Ads