Menurut hemat saya, tak ada satu manusia pun
di bumi ini yang mampu mendekati matahari, apalagi berselubungkan matahari,
selain dia yang terberkati, Bunda Maria yang hari ini kita rayakan ia diangkat
ke surga. Hari ini bukan pesta biasa dalam Gereja, melainkan hari raya yang
dalam bahasa liturginya disebut solemnitas.
Menurut cerita Kitab Suci, dalam
perjanjian lama hanya ada dua orang yang layak terangkat jiwa raganya ke surge
yaitu Imam Agung Melkisedekh dan nabi Elia. Sedangkan dalam perjanjian baru
hanya ada dua orang juga, yaitu Yesus Kristus sendiri dan Bunda Maria, ibunya. Mengapa
Bunda Maria mendapat hak istimewa diangkat ke surge jiwa raganya. Saya pikir
alasannya tak perlu saya uraikan di sini. Namun supaya ajaran ini diwartakan
terus mencerus secara turun temurun kepada siapa saja yang ingin belajar
tentang kebenaran iman kita, maka saya mencatat beberapa alasan penting:
1. Bunda
Maria dipilih Allah menjadi bunda bagi Putera-Nya Yesus Kristus, Allah yang
menjelma menjadi manusia. Maria dipersiapkan secara istimewa, dilindungi dan terberkati
sejak ia berada dalam kandungan ibunya, Anna. Ia lahir tanpa noda dosa asal,
menjadi bejana murni, demikian pun keadaan kandungannya, murni tak bercela.
2. Ia
bersedia menerima kehadiran Yesus dalam hidupnya dan menyerahkan diri kepada
kehendak dan rencana Allah dengan mengatakan: Jadilah kehendak-Mu. Sejak pangilannya
menjadi bunda Yesus, Yesus hadir secara istimewa dalam kandungannya oleh karya
Roh Allah sendiri. Sesuatu yang mustahil bagi manusia tetapi tidak mustahil
bagi Allah.
3. Bunda
Maria setia memelihara Yesus, putera Allah, bersama Yosef suaminya, hingga
Yesus wafat di kayu salib bahkan memangku puteranya itu ketika sudah diturunkan
dari salib. Penderitaan Yesus menjadi penderitaannya juga, sebab ia selalu
terlibat secara jiwa raga dalam hidup dan perjalanan karya Yesus sampai ke
puncak Golgotha.
4. Karena
rahmat istimewa ini Bunda Maria sangat layak menerima hadiah terindah dari
Allah untuk menikmati surga dengan jiwa raganya. Ia diangkat ke surga !
5.
Maka
tidak heran kalau iman Gereja mengajarkan kita bahwa Bunda Maria menjadi penolong
abadi bagi para pengikut putera-Nya, Yesus Kristus dan sangatlah menyesal kalau
ada di antara kita mengabaikan peran bunda Maria dalam hidup dan karya kita
setiap hari.
Dengan rahmat istimewa dan pengangkatannya
menjadi ratu surgawi, segala kuasa neraka juga ikut takhluk di bawah kakinya,
sebab naga merah yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh itu tidak tahan
melihat cahaya matahari yang menyelubungi Bunda Maria serta cahaya bulan yang mengelilingi
kakinya. Cahaya matahari dan bulan adalah lambang kuasa surgawi yang tidak bisa
dijangkau oleh kuasa mana pun dari jiwa manusia berdosa, dunia roh-roh jahat
ataupun dunia roh-roh halus lainnya (bdk Why 11:19a;12:1-6a.10a).
St. Paulus dalam kesaksiannya kepada
jemaat di Korintus mengatakan bahwa Kristus adalah buah sulung dari antara
semua orang yang meninggal, sebab Ia yang pertama bangkit sesudah Ia mengalahkan
semua kuasa duniawi oleh wafat-Nya di kayu salib. Kepada-Nya kunci kerajaan surga
diserahkan dan Dia menjadi Raja atas segala raja (1 Kor 15:20-26). Kalau Ia
telah diangkat menjadi Raja maka tidak heran kalau Ia memberi hadiah istimewa bagi
ibunya yang telah mengandung dan memelihara Dia selama hidup di bumi ini.
Bukankah semua manusia merindukan kasih dan pembalasan budi seperti itu ketika
kita sudah berbuat baik terhadap sesama. Apalagi Dia yang mengajarkan kasih itu
pasti lebih lagi dalam hal perbuatan baik.
Kerendahan hati Maria menurut hemat saya
tertuang dalam seluruh magnificat
yang tertulis dalam Injil hari ini. Setelah Maria mendengar syering dari
Elisabeth saudarinya bahwa dalam usia setua itu iapun mengandung, hati dan iman
Maria semakin diteguhkan. Dalam ungkapan iman itu ia terkenang kembali akan magnificat yang biasa dinyanyikan orang
Yahudi di saat syukur atas pekerjaan Tuhan yang menyelamatkan atas hidup mereka
(bdk Mzm 34:3,4; Mzm 138:6; Mzm 71:19; Mzm 111:9; Kel 20:6; Mzm 103:17, dll). Dalam
magnificat ini Maria menyatakan syukur dan kegembiraannya atas rahmat yang
besar ini, yang tak pernah dia pikirkan dalam hidupnya. Jawaban “ya” atas
panggilan itu telah mengubah seluruh hidup dan imannya akan Allah. Di hadapan
Allah semua orang sama bahkan Allah memanggil orang yang hina dina untuk
menyatakan kuasa-Nya, agar semua orang yang bangga akan kuasa dunia ini menjadi
malu karena kuasa yang mereka terima hanyalah sementara dan tidak menjamin
keselamatan.
Segala kuasa lain yang ada di bumi, di
bawah bumi dan di langit tidak akan tahan memandang dia yang dipenuhi cahaya
matahari dan bulan. Bunda Maria, Ratu Surgawi, doakanlah kami anak-anakmu.
Amin.